Sukses

Kapolri: Kita Tak Akan Mundur Hadapi Kelompok Bersenjata Papua

Pesawat Trigana jenis Twin Otter ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Trigana jenis Twin Otter ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua. Pesawat tersebut mengangkut 15 personel Brimob dan logistik Pilkada Serentak saat mendarat di Bandara Kenyam, Kabupaten Nduga, Senin 25 Juni pagi.

Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengkonfirmasi kejadian tersebut pukul 09.35 WIT.

"Mereka berangkat dari Wamena digeser menuju ke Kenyem, kemudian pesawatnya sudah mendarat. Dua hari sebelumnya juga sama ada penembakan juga, tapi dari bawah (darat) dan tidak ada korban," kata Tito di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin.

"Yang (hari) ini sudah mendarat dan kemudian sedang taxi istilahnya, muter, turning kemudian ditembaki dari samping akibatnya pilotnya terkena pada bagian baru, sementara yang 15 penumpangnya tidak ada yang menjadi korban," terang Tito.

Dia melanjutkan, seluruh penumpang anggota Brimob selamat. Mereka langsung mengejar pelaku penembakan. Tito belum memastikan apakah ada terluka.

"Penumpangnya diturunkan. Turunkan Brimobnya dan mengejar pelaku. Menurut sumber beberapa informasi, pelaku ini lari sambil mereka juga nembak nembak masyarakat. Ada tiga yang saya dengar yang ditembak dan sama ada yang dilukai saya belum tahu. Apakah lukanya berat, ringan ataukah kemungkinan terburuk," tutur Kapolri.

*Pantau hasil hitung cepat atau Quick Count Pilkada 2018 untuk wilayah Jabar, Jateng, Jatim, Sumut, Bali dan Sulsel. Ikuti juga Live Streaming Pilkada Serentak 9 Jam Nonstop hanya di Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sarang Kelompok Bersenjata

Mantan Kapolda Papua ini mengungkapkan, di daerah Nduga ini memang dihuni kelompok bersenjata. Kelompok seperti ini juga pernah menyandera orang dalam peristiwa Mapenduma. Kata Tito, saat ini dilokasi 114 anggota Polri dan TNI tengah mengamankan situasi.

"Mapenduma itu peristiwa di Kabupaten Nduga, jadi kelompok kelompok liar bersenjata ini seringkali dimanfaatkan atau juga ikut memanfaatkan situasi Pilkada. Selepas ini informasinya sudah ada 114 anggota Polri dan TNI yang ada di posisi itu," ucap dia.

Tito menduga kelompok bersenjata ini cenderung dimanfaatkan kelompok politik untuk kepentingan tertentu. Sehingga memanfaatkan KKB dan memaksa hingga mengintimidasi masyarakat supaya memilih paslon tertentu.

"Tapi kita tidak akan mundur, kita tetap kirim pasukan, kita sudah sampaikan kepada Pak Kapolda kalau kurang kita tambah lagi. Kita gak boleh kalah dengan kelompok kelompok bersenjata," ujarnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.