Sukses

Ini Tendangan Jokotole Madura Penghajar Begal Bercelurit di Bekasi

Irfan, pemuda asli Madura itu memberikan perlawanan terhadap begal dengan beladiri Jokotole hingga pelaku menyerah.

Liputan6.com, Jakarta - Moh Irfan Bahri reflek melayangkan tendangan ke begal bercelurit yang bermaksud merampas barang berharganya di Flyover Summarecon Bekasi. Pemuda asli Madura itu memberikan perlawanan dengan beladiri Jokotole hingga pelaku menyerah dan bahkan tewas kehabisan darah.

Suasana mencekam Rabu 23 Mei 2018 malam itu begitu saja terjadi. Padahal, niatnya bersama sang sepupu yakni Rofiki hanya ingin berfoto dan menikmati pemandangan dari atas jembatan berdesain antimainstream itu.

Tidak lama, dua begal bersepeda motor datang. Nahas, satu begal malah jadi bulan-bulanan Irfan yang berhasil merebut celurit dan menggunakannya untuk membela diri.

"Saya tendang kakinya (pelaku), jatuhin ke bawah. Setelah dia jatuh, celuritnya masih mengenai saya. Jatuhnya ke pipi sama tangan saya. Terus saya rebut celurit dari tangannya pakai tangan kanan saya. Saya bacok dia," tutur Irfan usai menerima penghargaan di Mapolresta Bekasi Kota, Jawa Barat, Kamis 31 Mei 2018.

Pemuda 19 tahun itu mengaku memang menggeluti seni beladiri dari Perguruan Jokotole Naga Putih di Pesantren Darul Ulum, Bandungan, Pakong, Pamekasan, Madura.

"Kurang lebih dua tahun lah (belajar beladiri), tapi enggak setiap hari. Cuma ikut saja," beber Irfan.

Sementara itu, dikutup dari silatindonesia.com, Jokotole sendiri merupakan sebuah aliran pencak silat terkenal yang berasal dari Madura. Di masa lalu, setelah adanya beberapa pertikaian antara penguasa Jawa dan Madura, rakyat Madura memilih berpihak ke Belanda. 

Imbalannya, Madura mendapat sejumlah kebebasan di antaranya diperkenankan memiliki pasukan sendiri. Itulah sebabnya mengapa aliran pencak silat Madura berkembang dalam gayanya sendiri.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gerakan Praktikal

Beladiri Jokotole sangatlah praktikal dan menjadikan gerakan-gerakannya terlihat kurang anggun. Sebab karakter masyarakat Madura yang keras, pencak silat Madura berkembang menjadi aliran yang efektif, cepat, dan keras.

Perguruan silat Jokotole juga mengajarkan penggunaan senjata tradisional celurit. Senjata tajam itu tidak sekedar diajarkan untuk melumpuhkan lawan saja, namun juga harus membawa batin si pengguna menjadi bersih dengan berlandaskan agama.

Jokotole diambil dari nama seorang pahlawan legendaris Madura yang hidup sekitar enam ratus tahun yang lalu. Di masa kecil, Jokotole sering menghadapi pertualangan bertarung dan banyak mengalahkan musuh-musuhnya dengan keahlian beladirinya, kebijaksanaannya, dan ilmu gaibnya.

Dia membebaskan rakyat Madura dari orang China dan Bali, dan akhirnya dipilih menjadi penguasa pulau mereka.

Seni beladiri Jokotole lahir pada 21 Maret 1976. Awalnya, nama perguruan silat tradisional tersebut adalah Sumber Gaya yang lahir pada 1964. Setelah melalui perjalanan panjang, aliran Jokotole menjadi terkenal usai bersinar di ajang kejuaraan dunia yang diselenggarakan di Singapura pada akhir tahun 70-an.

Sosok Suhaimi Salam lah yang bertanding untuk Indonesia dan berhasil menjadi juara dunia. Kemudian disusul dua orang lainnya yakni Salehodin dan Tuti. Rentetan kemenangan ini menjadikan Jokotole semakin terkenal di Indonesia dan mancanegara.

Pemerintah pun turun memberikan bantuan untuk pendirian Perguruan Jokotole di Kamal, Madura, tempat kelahiran Suhaimi. Dia kemudian diminta menjadi pelatih tim nasional Indonesia dan Jokotole dianugerahi status sebagai perguruan silat yang resmi. Selama 25 tahun terakhir, lebih dari 80 orang telah menjuarai gelar nasional maupun internasional.

Pada 2016 sendiri, perguruan Jokotole menorehkan empat medali emas dari kejuaraan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) yang digelar pada Juli 2016. Kemudian juga mendapatkan satu emas dalam Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN).

Dalam Festival Silat Internasional Tafisa World Games di Jakarta pada pertengahan 2016 pun Jokotole keluar sebagai juara umum satu. Perguruan itu mendapatkan dua medali emas cabang regu putri dan ganda putra, satu medali perak cabang berkelompok putra, dan satu medali perunggu cabang ganda putri.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.