Sukses

Dirjen PAS: One Man One Sel di Lapas High Risk

Lapas bagi napi high risk ini untuk membantu mengurangi sesak napi lapas yang sudah ada sebelumnya.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Sri Puguh Budi Utami mengatakan, pembangunan lapas high risk sebentar lagi rampung. Lapas yang dibangun di Nusakambangan itu dipastikan sudah bisa digunakan di 2018.

Sri menerangkan, lapas high risk berbeda dengan ruang isolasi. Menurut dia, tidak semua napi tergolong high risk. Ada kriterianya.

Yang jelas, lapas bagi napi high risk ini untuk membantu mengurangi sesak napi lapas yang sudah ada sebelumnya. Dan tentu untuk mencegah terulangnya kerusuhan di lapas.

"Kalau kita menempatkan high risk itu tentu dengan kriteria. Bisa menganggu keamanan lingkungan, mengganggu dirinya, atau memang dia (napi) harus ditempatkan sendiri," ujar dia.

Sri kembali menerangkan, jika nantinya lapas ini akan memiliki aturan yang berbeda dan tersendiri. Begitu juga soal penjagaan dan pengamanannya.

"Perlakuannya, one man one sel. Jadi, mereka ditempatkan sendiri. Nanti akan ada penilaian, regulasi sendiri, aturannya sendiri untuk lapas high risk ini," beber dia.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wanita Pertama

Menteri Hukum dan HAM (Menkumham) Yasonna Laoly sebelumnya melantik Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjen PAS) Sri Puguh Budi Utami. Sri Puguh merupakan Dirjen Pemasyarakat wanita pertama yang dilantik Menkumham.

"Ini kan baru pertama perempuan jadi Dirjen PAS," ujar Yasonna di kantornya, Jakarta Selatan.

Meski jabatan Dirjen PAS terkesan menakutkan, Menkumham mengharapkan sesuatu yang lebih baik akan diberikan dirjen baru terhadap kementerian yang dia pimpin.

"Walaupun pemasyarakatan itu sangar dan seram, menakutkan, ya kita coba dengan sentuhan seorang ibu, tetapi punya kemampuan manajerial yang baik," kata dia

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.