Sukses

Moeldoko Tegaskan Tak Semua TKA Berasal dari Tiongkok

Dia juga membantah bahwa pemerintah memobilisasi TKA sebanyak 10 juta untuk bekerja di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko mengungkapkan bahwa tidak semua tenaga kerja asing (TKA) yang saat ini ada di Indonesia berasal dari Tiongkok.

"Sebagian besar dari kita memobilisasi informasi soal TKA seolah-olah diarahkan kepada TKA dari China. Padahal TKA tidak saja dari situ sumbernya," ungkap Moeldoko di Gedung Bina Graha, kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/4/2018).

Sebagai contoh, sambung dia, ada sekitar 700 pekerja yang bekerja pada proyek pembangkit listrik tenaga angin di Kabupaten Sidenreng Rappang atau Sidrap, Sulawesi Selatan. Namun, 5 persen pekerjanya berasal dari Amerika Serikat.

"Tapi yang terjadi di lapangan seolah-olah semua TKA dari China," kata Moeldoko.

Dia juga membantah bahwa pemerintah memobilisasi TKA sebanyak 10 juta untuk bekerja di Indonesia. Menurutnya, isu tersebut rawan digulirkan apalagi ketika memasuki tahun politik.

"Isu tentang TKA selalu jadi komoditas menarik dan ini sangat berkaitan dengan situasi politik. Ada berita memobilisasi TKA, ada yang 10 juta, seterusnya. Padahal kondisi sesungguhnya tidak seperti itu," ucap mantan Panglima TNI itu.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ucapan Fadli Zon

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan adanya Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing salah arah. Sebab, kata dia, kebijakan itu tidak berpihak pada pekerja lokal.

Fadli juga beranggapan Perpres itu berbahaya serta perlu dikoreksi. Dia pun menilai perlu dibentuk Panitia Khusus (Pansus) Angket mengenai tenaga kerja asing.

"Saya kira kebijakan-kebijakan tadi tak boleh dibiarkan tanpa koreksi. Itu semua harus segera dikoreksi," ujar Fadli.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.