Sukses

6 Langkah Ketum MUI Selesaikan Polemik Puisi Sukmawati

Terkait puisi, Sukmawati menemui Ketua Umum MUI KH Ma'ruf Amin di kantornya. Dia berbicara dengan Kiai Ma'ruf selama satu jam.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah menyampaikan permohonan maaf terkait puisi kontroversialnya, Sukmawati Soekarnoputri menyambangi Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jalan Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat. Ia menemui Ketua Umum MUI, KH Ma'ruf Amin.

Setiba di Gedung MUI, Sukmawati tampak mencium tangan Kiai Ma'ruf Amin. Pertemuan itu pun digelar selama satu jam.

Usai pertemuan, KH Ma'aruf Amin menyampaikan tentang puisi "Ibu Indonesia" yang menjadi polemik. Menurut Ma'ruf Amin, tak ada niatan dari Sukmawati untuk menghina Islam.

"Nah itu memang pada umumnya pikiran-pikiran kalangan seniman, budayawan yang biasanya mengekspresikan pikirannya itu secara bebas," kata Ma'ruf usai bertemu Sukmawati di Kantor MUI, Jakarta Pusat, Kamis 5 April 2018.

Untuk itu, KH Ma'ruf Amin mengungkapkan akan melakukan sejumlah langkah untuk menyelesaikan kasus puisi kontroversial tersebut. 

Berikut ini langkah Ketua Umum MUI KH Ma'ruf terkait kasus puisi Sukmawati.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Mediasi dengan Pelapor

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf mengaku siap mendamaikan pihak-pihak yang tidak terima dengan puisi kontroversial Sukmawati Soekarnoputri.

"MUI selalu siap membangun keutuhan bangsa. Jangankan siang, malam pun kita siap," kata Ma'aruf Amin usai bertemu Sukmawati di Kantor MUI, Jalan Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Namun, Ma'ruf enggan merinci kapan akan melakukan mediasi. Dia juga meminta agar publik bersabar. "Ya kita lihat saja nanti," ia berujar.

 

3 dari 7 halaman

2. Tak Keluarkan Fatwa

MUI memastikan tak akan mengeluarkan fatwa terkait kasus puisi Sukmawati Soekarno Putri yang menuai pro-kontra. Pasalnya, kata Ma'aruf, Sukmawati sudah meminta maaf kepada umat Islam.

"Tapi kalau orangnya ngeyel, nengkel baru kita keluarin. Ini orangnya sudah minta maaf. Kalau orangnya lantang baru MUI keluarin fatwa," ucap Ma'aruf di Kantor MUI, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

Ma'ruf juga menjelaskan, Sukmawati tak punya niat untuk menyinggung umat Islam. Polemik itu bermula ketika Sukmawati menyinggung azan dan cadar dalam puisinya.

Reaksi pun bermunculan. Beberapa elemen masyarakat sudah melaporkan Sukmawati ke polisi atas dugaan penistaan agama.

"Ya orangnya sudah minta maaf, mengatakan tidak ada niat begitu," kata Ma'aruf Amin.

 

4 dari 7 halaman

3. Minta Dimaafkan

Tak hanya itu, usai pertemuan satu jam tersebut, Ma'aruf mengajak umat Islam memaafkan Sukmawati.

"Kami mengajak seluruh umat Islam untuk bisa menerima permohonan maaf beliau dan tidak lagi melakukan kejahatan," kata KH Ma'aruf Amin di kantor MUI, Jl Tugu Proklamasi, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

 

5 dari 7 halaman

4. Imbau Cabut Laporan

Ma'aruf juga berharap pihak-pihak yang mengadukan Sukmawati ke pihak berwajib untuk mencabut laporan. Dengan begitu, kata Ma'ruf, suasana menjadi damai.

"Bahkan kalau bisa kami inginkan menghentikan upaya untuk mengadukan persoalan ke pihak pengadilan, Bareskirm, dan membangun keutuhan bangsa dan negara," ungkap Ma'aruf. 

6 dari 7 halaman

5. Selesaikan dengan Kepala Dingin

Dia menyarankan polemik puisi Sukmawati diselesaikan dengan kepala dingin. Menurut Ma'ruf, tujuannya untuk mencapai titik temu.

"Semoga kebangsaan supaya bangsa ini tetap utuh. Dan tidak terjadi konflik. Karena itu, MUI memiliki perhatian besar," ungkap Ma'aruf.

 

7 dari 7 halaman

6. MUI Memaklumi

KH Ma'ruf Amin juga meminta umat Islam meminta umat Islam agar dimaafkan Sukmawati terkait puisi kontroversialnya. Ini lantaran yang bersangkutan sudah menyampaikan permohonan maaf.

"Hari ini (Sukmawati) langsung menemui kami dan menyampaikan minta maafnya untuk disampaikan kepada khalayak. Kepada umat Islam khususnya, bahwa memang tidak ada niatan untuk menghina dan menodai ajaran Islam. Karena itu kami bisa memaklumi," ungkap Ma'ruf.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.