Sukses

Waspadai 'Banjir' Manusia di Jalur Pendakian Gunung Slamet

Untuk malam pergantian tahun, pendaki di Gunung Slamet akan dibatasi 250 orang.

Liputan6.com, Purbalingga - Pendakian di Gunung Slamet diperkirakan bakal mencapai puncaknya pada malam pergantian tahun baru. Hal ini berkaca pada pendakian pada saat liburan Natal pekan kemarin.

"Di jalur pendakian Bambangan Purbalingga sampai ada kemacetan manusia," kata Dian Hamdani, pendaki asal Purwokerto, Selasa (29/12/2015).

Dian mengatakan, sering terjadi kemacetan di jalur pendakian ini. "Wah sudah seperti mal saja. Bahkan untuk mendirikan tenda saja susah karena penuh pendaki," kata dia.

Pegiat Banyumas Biodiversity Society Apris Nur Rakhmadani mengatakan, berbeda dari tahun sebelumnya, kini di jalur pendakian Gunung Slamet juga berlimpah warung makanan. "Ada yang jualan nasi uduk, nasi kuning, nasi goreng dan minuman hangat," kata dia.
 
Ia mengatakan, untuk mendaki Gunung Slamet sedikitnya harus menyiapkan uang Rp 25 ribu. Uang tersebut untuk membayar retribusi dan parkir.

Pengelola pendakian Gunung Slamet Firman Winata menambahkan, untuk malam pergantian tahun, pendaki akan dibatasi 250 orang. Nantinya peserta akan dibekali kantong plastik untuk membawa sampah yang tercecer di gunung.

"Gunung Slamet sudah lama ditutup untuk pendakian, jadi banyak peserta yang rindu untuk mendaki Gunung Slamet," kata dia.

Pendaki di Gunung Slamet (Liputan6.com/ Aris Andrianto)

Firman mengatakan, wisata minat khusus berupa pendakian ke Gunung Slamet melalui jalur Bambangan, Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja, Purbalingga belakangan menjadi kegiatan yang banyak diminati. Pendaki tidak hanya berasal dari kalangan penggiat alam saja, tetapi kalangan masyarakat luas dari berbagai usia dan kota di Indonesia.

"Namun, tidak bisa dipungkiri efek dari kegiatan pendakian adanya sampah yang ditinggalkan di sepanjang jalur pendakian. Berlatar belakang ini maka kami bersama Dinbudparpora akan menggelar kegiatan pendakian bersama dan bersih Gunung Slamet," kata Firman.

Kepala Dinas Pariwisata Purbalingga Subeno mengatakan, sejak Gunung Slamet dinyatakan normal dan boleh untuk pendakian pada 8 September 2014, animo para pendaki sangat tinggi. Hingga 10 November 2015, sudah tercatat ada 4.750 pendaki.

"Sementara dari sisi retribusi, target pemasukan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dipastikan terpenuhi, bahkan melebihi target yang ditetapkan Rp 14 juta," kata Subeno.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini