Sukses

Barujari, Anak Gunung Rinjani yang 'Batuk' Kembali

Posisi Gunung Barujari atau anak Gunung Rinjani ada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani.

Liputan6.com, Jakarta - Gunung Barujari atau Gunung Baru atau oleh masyarakat Lombok disebut anak Gunung Rinjani meletus lagi. Puluhan ribu warga yang tinggal di sekitar lokasi diminta waspada dan diminta bersiap mengungsi. Erupsi gunung ini membuat sejumlah penerbangan di Bali dan Pulau Jawa ditunda.

Ini bukan kali pertama anak Gunung Rinjani 'batuk' atau mengeluarkan 'dahak'. Dikutip dari situs Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), dalam kurun 1846-2009, gunung yang posisinya di sisi timur kaldera Gunung Rinjani ini tercatat telah beberapa kali meletus, yakni 1944 (awal mula terbentuknya Gunung Barujari), 1966, 1994, dan 2004.

Terakhir pada 2009, gunung yang secara administratif berada di 3 wilayah kabupaten, yakni Lombok Timur, Lombok Tengah, dan Lombok Barat ini meletus dan memakan korban 31 jiwa akibat banjir bandang yang mengiringi.

Awal Sejarah

Keberadaan Gunung Barujari tak bisa dilepaskan dari Gunung Rinjani. Itu karena posisinya yang menyatu dan tidak terpisahkan dengan Gunung Rinjani. Seperti dilansir Wikipedia, Barujari terletak di sisi timur kaldera gunung yang mempunyai ketinggian 3.726 m dpl ini terletak pada lintang 8º25' Lintang Selatan dan 116º28' Bujur Timur.

(Istimewa)

Gunung Rinjani sendiri, dengan titik tertinggi 3.726 m dpl, mendominasi sebagian besar pemandangan Pulau Lombok.

Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500 × 4.800 m, memanjang ke arah timur. Di kaldera ini terdapat Segara Anak yang berarti 'laut' atau danau seluas 1.100 hektare dengan kedalaman 230 meter.

Nah, di bagian timur kaldera, terdapat Barujari yang memiliki kawah berukuran 170 × 200 m dengan ketinggian 2.296-2.376 m dpl. Gunung kecil ini terakhir aktif atau meletus pada 2 Mei 2009 setelah sebelumnya meletus pada 2004.

Jika letusan 2004 tidak memakan korban jiwa, letusan 2009 ini memakan korban 31 orang karena banjir bandang pada Kokok (Sungai) Tanggek akibat desakan lava ke Segara Anak.

Sebelumnya, Gunung Barujari pernah dicatat meletus pada 1944. Letusan pada tahun inilah yang membuat terbentuknya Gunung Barujari.

Selain Gunung Barujari terdapat pula kawah lain yang pernah meletus, yang disebut Gunung Rombongan.

Favorit Pendakian

Gunung Rinjani dan Gunung Barujari merupakan salah satu objek wisata yang menjadi andalan di kawasan Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR). Rinjani tercatat sebagai gunung vulkanik yang masih aktif nomor 2 tertinggi di Indonesia.

Puncak Rinjani merupakan tujuan sebagian besar para petualang dan pencinta alam. Dikutip dari situs anaklombok.com, animo komunitas pencinta alam domestik dan mancanegara dalam kegiatan pendakian cukup besar. Ini terbukti dengan jumlah pendaki setiap tahunnya yang terus meningkat.

Lereng Gunung Rinjani ternyata jadi tempat di mana pesona air terjun Benang Kelambu tersimpan.

Kegiatan pendakian secara besar-besaran dilakukan pada Juli sampai Agustus. Pada pertengahan Agustus, pendaki umumnya didominasi kalangan pelajar dan mahasiswa yang ingin merayakan HUT Kemerdekaan RI di Puncak Gunung Rinjani dan Danau Segara Anak melalui kegiatan Tapak Rinjani.

Danau Segara Anak

Pesona unggulan Taman Nasional Gunung Rinjani yang sangat prospektif adalah Danau Segara Anak. Lokasi ini dapat ditempuh dari dua jalur resmi pendakian, yaitu jalur pendakian Senaru dan jalur pendakian Sembalun.

Untuk mengunjungi Danau Segara Anak dari jalur Senaru dibutuhkan waktu tempuh sekitar 7–10 jam berjalan kaki (± 8 km) dari pintu gerbang jalur pendakian Senaru.

Sedangkan dari jalur pendakian Sembalun ditempuh dalam waktu 8–10 jam. Danau Segara Anak yang berada di ketinggian ± 2.010 m dpl.

Di sekitar Danau Segara Anak terdapat lahan yang cukup luas dan datar serta dapat digunakan untuk tempat berkemping. Pengunjung juga bisa memancing ikan di danau atau berendam di air panas yang mengandung belerang.

Di Segara Anak ini juga Barujari tengah menggeliat dan menumpahkan muatan vulkanisnya. (Ron/Yus)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.