Sukses

Menlu Telusuri Desa Dilarang Tentara PNG Kibarkan Merah Putih

"Kami harus pastikan dulu, sebelum kami informasikan keluar," ucap Retno.

Liputan6.com, Jakarta - 14 Prajurit Papua Nugini lengkap dengan seragam loreng dan senjatanya mendatangi permukiman Yakyu yang terletak di Kampung Rawa Biru, Distrik Sota, Kabupaten Merauke, Papua.‎ Kedatangan mereka untuk meminta warga setempat menurunkan Bendera Merah Putih yang dikibarkan warga di kampung. Alasannya, kampung tersebut masuk wilayah Papua Nugini.
‎
‎"Saya baru baca dari media massa. Kami akan cari tahu dulu, mengenai peristiwa itu sendiri," ujar Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi di Gedung DPR/MPR, Senayan, Jakarta Pusat, Jumat, (14/8/2015).

Retno mengaku akan memastikan dahulu di mana peristiwa tersebut terjadi, apalagi kabar yang beredar, wilayah yang dimaksud merupakan wilayah netral antara Indonesia dan Papua Nugini.

"‎Kami cari tahu yang pasti dl tempatnya ada di mana, di wilayah siapa. Kami harus pastikan dulu, sebelum kami informasikan keluar," ucap dia.

Kepala Badan Perbatasan dan Kerja Sama Luar Negeri Suzana Wanggai mendapat laporan dari Ketua RT setempat. Menurut Suzana, perintah untuk menurunkan bendera dikarenakan ketidaktahuan aparat terhadap batas-batas wilayah kedua negara.

"Daerah ini masuk wilayah netral. Permukiman Yakyu jelas masuk di wilayah Indonesia, yakni di Kabupaten Merauke. Warga yang menghuni kampung tersebut kebanyakan berasal dari Suku Kanum dari marga Maywa yang pernah melakukan eksodus tahun 80 - 90-an ke Kampung Weyam, Papua Nugini. Saat ini permukimam tersebut telah dihuni 19 kepala keluarga atau 74 jiwa, sejak 22 Juni 2011," kata Suzana di Jayapura, Kamis 13 Agustus 2015.

‎Suzana menambahkan, untuk mengatasi hal-hal seperti ini di wilayah perbatasan, peran diplomasi sangat diperlukan kedua negara. Di antaranya akan dibawa ke forum dua negara dan dibahas bersama-sama.

"Kedua negara nantinya akan melakukan investigasi bersama, lalu bisa juga melakukan pengukuran kembali kepada batas-batas wilayah di dua negara itu.Joint visit, joint socialization, joint verification, dan joint segala-galanya perlu dilakukan dalam mengatasi hal-hal seperti ini," beber Susi, panggilan akrab Suzana Wanggai. (Mvi/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.