Sukses

Indonesia Darurat Narkoba

Data Badan Narkotika Nasional (BNN) memperlihatkan 4 juta orang tersangkut dalam penyalahgunaan narkoba.

Liputan6.com, Jakarta - Bahaya narkoba sudah mencengkram Indonesia. Saat ini Indonesia menjadi pasar narkoba terbesar di level Asean.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (28/4/2015), tak ada wilayah di Indonesia yang terbebas dari peredaran dan penyalahgunaan narkoba.

Data Badan Narkotika Nasional (BNN) memperlihatkan 4 juta orang tersangkut dalam penyalahgunaan narkoba. Mereka terdiri dari 1,6 juta yang mencoba memakai, 1,4 juta teratur memakai, dan 943 ribu orang yang sudah pada level pecandu narkoba.

Para pengguna itu memiliki ketergantungan yang tinggi akan narkoba. Kebutuhan mereka terhadap narkoba terdiri dari 158 ton ganja.

Tak hanya itu, untuk kebutuhan konsumsi akan narkotika jenis sabu saat ini mencapai 219 ton. Untuk pil ekstasi kebutuhannya mencapai 14 juta butir.

Penyalahgunaan narkoba terjadi di berbagai tingkatan usia. Rentang usia itumulai dari 10 tahun hingga 59 tahun kini sudan memakai narkoba.

Yang memprihatinkan, narkoba sudah menyasar pada anak-anak tingkat pelajar Sekolah Dasar (SD). Di Bekasi misalnya, 95 pelajar SD menggunakan narkotika dan obat-obatan terlarang pada tahun 2010.

Dari Sumatera Utara dilaporkan, siswa SD di Medan Tembung mengunakan sabu. Sedangkan di Jakarta, 1 dari 1.350 anak usia SD terbukti menggunakan narkoba.

Penyalahgunaan narkoba menyebabkan berbagai kerugian, mulai dari jatuhnya korban jiwa hingga kerugian ekonomi. Sebanyak 12.044 orang per tahun atau 33 orang per hari meninggal dunia akibat penyalahgunaan narkoba.

Sementara kerugian ekonomi dari kerugian sosial adalah sebesar Rp 6,9 triliun dan kerugian pribadi sebesar Rp 56,1 triliun. Jika ditotal, kerugian mencapai Rp 63 triliun melayang begitu saja.

Melihat besarnya kerusakan dan kerugian akibat narkoba, sudah seharusnya setiap individu membentengi diri dan keluarga dari penyalahgunaan narkoba. (Vra/Mut)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.