Sukses

Sepucuk Surat Pengakuan dari Terpidana Mati Terpopuler

Simak selengkapnya Top 5 kanal News Liputan6.com edisi Sabtu 17 Januari 2015.

Liputan6.com, Jakarta - Sambil terisak, Retno Dewi membacakan sepucuk surat titipan sang suami, terpidana mati Namaona Denis. Ia mengaku diberikan surat itu saat mengunjungi sang suami ke Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Nah, berita tersebut ternyata paling disorot para pembaca di kanal News Liputan6.com sepanjang Sabtu 17 Januari 2015. 4 Berita lain termasuk tulisan mengenai black box atau kotak hitam pesawat yang penuh misteri, turut menyedot perhatian.

Berikut Top 5 News...

1. Sepucuk Surat Pengakuan dari Terpidana Mati Namaona Denis

Retno Dewi istri dari terpidana mati Namaona Denis (48) WN Malawi mengunjungi sang suami ke Lapas Nusakambangan, Sabtu siang. Setelahnya, ia mengaku diberikan sepucuk surat.

Didampingi kuasa hukum Denis, M Khoirul Anam, Retno menyebutkan surat itu berisi pengakuan sang suami --yang akan dieksekusi mati Minggu 18 Januari 2015 dini hari nanti-- sebagai seorang miskin yang bangkrut. Juga posisinya sebagai kurir, bukan bandar.

"Saya mohon maaf atas segala kesalahan. Saya mohon kepada masyarakat mengerti perjuangan saya mencari keadilan," kata Denis dalam suratnya yang dibacakan Dewi sambil terisak di Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (17/1/2015).

Simak selengkapnya di sini

2. Reaksi Belanda atas Eksekusi Mati Warganya di Nusakambangan

6 Terpidana mati akan dieksekusi Kejaksaan Agung (Kejagung) secara serentak pada Minggu 18 Januari 2015 dini hari nanti. Satu di antaranya adalah warga negara Indonesia (WNI) Rani Andriani. Sedangkan 5 lainnya adalah warga negara asing, termasuk seorang warga negara Belanda Ang Kiem Soei, terpidana mati atas kasus kepemilikan 2 pabrik ekstasi. Warga negeri kincir angin itu bakal dieksekusi di Lapas Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Menanggapi eksekusi mati warga negaranya, Pemerintah Belanda menempuh sejumlah langkah untuk mencegah eksekusi mati tersebut. Salah satunya dengan menghubungi negara lain yang warganya juga dihukum mati.

"Kami berkoordinasi dengan semua pihak, baik internasional dan level otoritas tertinggi. Kami tengah berupaya mencegahnya," ujar Menteri Luar Negeri Belanda Bert Koenders, seperti dikutip dari Daily Journal, Sabtu (17/1/2015).

Berita selengkapnya klik di sini

3. Permohonan Presiden Brasil ke Jokowi Soal Eksekusi Mati Warganya

Seorang warga negara Brasil Marco Archer Cardoso Moreira menjadi salah satu dari enam terpidana mati yang akan dieksekusi di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pasir Putih, Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah pada Minggu 18 Januari 2015 pukul 00.00 WIB. Ini merupakan yang kali pertama bagi warga Brasil divonis mati di luar negeri.

Terkait hal itu, Presiden Brasil Dilma Rousseff mengajukan permohonan banding kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi demi meringankan Marco dan terpidana mati lainnya, Rodrigo Gularte -- yang segera divonis setelah eksekusi 18 Januari -- dari hukuman. Namun Jokowi menolak permintaan tersebut.

"Lewat sambungan telepon, Presiden Jokowi menolak permohonan banding untuk Marco Moreira yang akan dieksekusi," demikian pernyataan tertulis Kantor Kepresidenan Brasil, seperti dikutip Liputan6.com dari Planalto.gov.br, Sabtu (17/1/2015).

Selengkapnya klik tautan ini

4. Asien Berdandan dan Bernyanyi Sebelum ke Lokasi Eksekusi Mati

Tran Thi Bich Hanh atau Asien (37) ternyata sudah sangat siap menghadapi regu tembak. Tak hanya tegar, perempuan berkewarganegaraan Vietnam yang menjadi terpidana mati kasus narkoba itu juga berdandan cantik dan bernyanyi sebelum berangkat ke lokasi eksekusi.

Menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan Wanita Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Suprobowati, Asien memang sudah berangkat dengan 6 mobil yang keluar dari lapas pada pukul 20.50 WIB. Ia berdandan difasilitasi petugas lapas sesuai keinginannya. Termasuk mengenakan sebuah topi berwarna putih.

"Iya, dandan cantik pakai baju putih bagus dan topi putih sesuai keinginan dia. Topi putih beli seperti yang dia minta," kata Suprobowati lewat pesan singkat, Sabtu (17/1/2015) malam.

Selengkapnya klik tautan ini

5. Black Box yang Penuh Misteri

Black box atau kotak hitam Pesawat AirAsia QZ8501 telah ditemukan. Kotak itu punya 2 perekam, yakni Flight Data Recorder (FDR) dan Cockpit Voice Recorder (CVR). Kini pihak KNKT tengah menginvestigasinya.

Kotak hitam itu sejatinya tak berwarna hitam, melainkan berwarna oranye. Invesitgator KNKT Ony Soeryo Wibowo‎ membeberkan sejarah dari si kotak hitam yang biasanya ditempatkan pada bagian ekor sebuah pesawat itu.

Warna oranye sengaja dipilih setidaknya karena 2 alasan. Pertama, untuk membedakan dengan semua komponen elektronik ‎di pesawat. Karena, semua komponen elektronik, baik yang besar sampai yang kecil, dinamai dengan black box.

Berikut lanjutan beritanya di sini

(Ans)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.