Sukses

Skenario Pasukan Katak Mengevakuasi Korban AirAsia

KRI Banda Aceh masih berlayar di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah pada hari ke-4 pencarian AirAsia QZ8501.

Liputan6.com, Selat Karimata - KRI Banda Aceh masih berlayar di perairan dekat Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, pada hari ke-4 pencarian AirAsia QZ8501. Di dalam kapal itu, Komando Pasukan Katak (Kopaska) telah bersiap menyelami kedalaman laut hingga puluhan kilometer.

Ada 10 anggota Kopaska dari Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar) yang diperbantukan dalam KRI Banda Aceh ini. Kemampuan menyelam pasukan ini tak perlu diragukan lagi.

Namun, para penyelam andal ini baru turun ke laut jika objek telah dipastikan merupakan puing atau pun jenazah korban.

"Pertama, bila sudah fix ditemukan bangkai kapal, Kopaska akan diturunkan. Jika memang di kedalaman 24 meter, tim (Kopaska) kita sangat mampu," ujar Komandan Gugus Keamanan Laut Kawasan Barat (Danguskamla Armabar) Laksamana TNI Abdul Rasyid di atas KRI Banda Aceh yang tengah berlayar di lokasi pencarian AirAsia, Selat Karimata, 10 km dari Pangkalan Bun, Kalteng, Selasa 30 Desember 2014.

"Kopaska kita memiliki kemampuan menyelam sampai 42 meter. Makanya, sudah saya perintahkan Kopaska malam ini," sambung Rasyid.

Selanjutnya: Menggunakan Tali...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Menggunakan Tali

Menggunakan Tali

Nantinya, kata dia, tim yang berjumlah 10 orang bakal dibagi menjadi 2 tim. Tim pertama berjumlah 2 orang. Mereka akan mengobservasi dan menandai bangkai pesawat AirAsia di dasar laut.

Lalu tim kedua, lanjut Rasyid, akan menyelam setelah tim pertama keluar dari dasar laut. Tim kedua berjumlah 5 orang langsung menuju bangkai pesawat dan langsung mengevakuasi korban.

"Lokasi bangkai pesawat menggunakan tali untuk menandai. Nah, ini tim pertama yang melakukan 2 orang disusul tim kedua berjumlah 5 orang. Sehingga dengan tali itu, tim kedua langsung ke sasaran dan sisanya mengawasi dari atas," pungkas Rasyid.

Selanjutnya: Naik Helikopter...

3 dari 3 halaman

Naik Helikopter

Naik Helikopter

Nantinya, sambung Rasyid, setelah tim Kopaska mengangkat jenazah korban AirAsia ke permukaan, jenazah kemudian dievakuasi ke sekoci. Dari sekoci, jasad korban dipindahkan ke KRI Banda Aceh.

"Belajar dari evakuasi kemarin, evakuasi jenazah tidak dapat langsung menggunakan helikopter, karena tidak memungkinkan. Jadi harus menggunakan perahu sekoci," ujar Rasyid.

Dari sekoci, kata Rasyid, jenazah para korban dilanjutkan ke KRI Banda Aceh. Setelah itu dibawa ke posko evakuasi ke Pangkalan Bun menggunakan helikopter bell.

Menurut Rasyid, helikopter Bell 412 EP (excelent perfomance) dari Skuadron 400 Wing Udara I Puspenerbal, Juanda, Surabaya. "Kapasitas helikoper ini  tergantung landasan, kalau di darat mampu membawa orang maksimal 12 orang plus kru. Kalau landasannya dari laut karena kemampuan lebih berkurang, maka kapasitas berkurang," tutur Rasyid.

Penerbangan helikopter ini, lanjut Rasyid, sangat bergantung cuaca di lokasi jatuhnya AirAsia. Helikopter akan terbang kalau cuaca mendukung, dan sebaliknya. "Nah di sini kita lihat sendiri cuacanya hari ini, ombak besar, mendung, hujan," tandas Rasyid. (Ndy/Yus)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.