Sukses

Ketika Keyakinan Sutiyoso Meleset

Belum tahu apa tanggapan dari Gubernur Sutiyoso atas keyakinannya dua bulan lalu yang memastikan tidak ada banjir siklus lima tahunan di Ibu Kota. Yang jelas, keyakinan itu meleset.

Liputan6.com, Jakarta: Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso sempat menyangkal Jakarta tidak akan mengulang banjir seperti tahun 2002, sekitar dua bulan silam tepatnya November 2006. Gubernur Sutiyoso memastikan banjir besar dalam siklus 5 tahunan tidak akan terjadi. Sutoyoso mendasarkan keyakinannya itu pada data dari Badan Meteorologi dan Geofisika.

Pernyataan Sutiyoso justru bertolak belakang sama sekali dengan kondisi yang terjadi di Jakarta. Banjir mengepung hampir semua wilayah. Air meluap tak terbendung. Di beberapa titik ketinggian banjir bahkan mencapai atap rumah. Tidak hanya harus merelakan kehilangan harta benda warga sampai harus merasakan tercerai berai dari keluarga tercinta.

Korban nyawa pun jatuh pada musibah banjir. Tercatat untuk Jakarta dan sekitarnya korban tewas mencapai sepuluh orang. Kalau sudah begini apa yang mau dikata sang pemimpin daerah. Andai pemerintah jujur tentunya warga bisa lebih cepat bersiap dan waspada sehingga tidak harus kehilangan harta, keluarga dan nyawa.

Wajah Jakarta saat ini seperti apa yang terjadi persis lima tahun silam. Banjir besar Jakarta terjadi pada 2 Februari 2002 dan tahun ini juga terjadi di 2 Februari 2007. Pantauan SCTV yang menyisir di semua wilayah, banjir memang merata. Tidak hanya terjadi di bantaran-bantaran kali tapi juga masuk ke perumahan, perkantoran, instansi pemerintah, dam memutuskan ruas jalan.

Di kawasan langganan banjir seperti Cipinang, Jakarta Timur, air tak bisa tidak selalu merendam rumah warga hingga atap. Warga hanya pasrah. Banjir datang mereka mengungsi. Banjir surut mereka kembali menempati rumah yang kusut masai terserang banjir.

Tidak hanya Jakarta, kawasan penyangganya seperti Ciledug mengalami banjir parah ketika banjir 5 tahunan datang. Tahun ini banjir menerjang rumah saat warga terlelap. Dengan cepat air meninggi hingga menenggelamkan rumah. Banjir pun memutus banyak ruas jalan sehingga kemacetan panjang tak terhindar. Warga yang harus beraktivitas mau tak mau terjebak macet berjam-jam. Jalur yang ditempuh pun jadi berputar-putar karena menghindari banjir.

Setiap banjir bandang terjadi tak kurang dari seorang presiden selalu meninjau lokasi diiringi menteri dan rombongan. Presiden menyaksikan sendiri rumah-rumah warganya yang sudah rata dengan air. Mantan Presiden Megawati Sukarnoputri bahkan menyempatkan diri berkeliling menggunakan perahu karet. Sedangkan Presiden Yudhoyono meneriaki warga untuk berhati-hati. Tapi toh banjir kembali berulang. Tahun ini bahkan banjir terjadi di kawasan yang sebelumnya terhindar dari banjir seperti Duren Sawit, Jakarta Timur. Daerah ini kena banjir justru saat pemerintah daerah sedang membangun banjir kanal timur yang sejatinya untuk mencegah banjir.(YYT/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.