Sukses

Kesempatan Bertemu Wedha Sang Ilustrator Lupus di JICAF 2024, Tampil Perdana di Publik Setelah 15 Tahun Pensiun

Wedha tak hanya bertanggung jawab menciptakan ilustrasi Lupus yang ikonis, tetapi juga menciptakan aliran baru di dunia ilustrasi yang dinamakan WPAP. JICAF 2024 menjadi penampilan publik perdananya setelah 15 tahun menyepi.

Liputan6.com, Jakarta - Jakarta Illustration and Creative Arts Fair (JICAF) kembali digelar pada tahun ini yang memasuki tahun kedua. Setelah menghadirkan Pinot sebagai ikon JICAF tahun lalu, panitia kini menghadirkan Wedha Abdul Rasyid sebagai ikon JICAF 2024 setelah 15 tahun 'menghilang' dari publik.

Sosoknya mungkin kurang familiar bagi sebagian orang Indonesia. Tapi bila menyebut karyanya, mayoritas orang Indonesia akan langsung teringat. Ia adalah ilustrator Lupus, karakter rekaan penulis Hilman Hariwijaya yang muncul di novel, layar lebar, hingga televisi.

Dalam rilis yang diterima tim Lifestyle Liputan6.com, Kamis, 19 September 2024, sebelum populer sebagai karya novel, Lupus lebih dulu muncul sebagai cerita episodik mingguan di Majalah HAI pada akhir 80an hingga 90an. Wedha adalah sosok yang secara pas membuat ilustrasi karakter yang dikenal cuek, konyol, kadang jahil, tapi baik hati itu.

Ia menggambarkan Lupus lengkap dengan jambul, balon permen karet, seragam sekolah, dan tas selempang berinisial huruf kanji. Visualisasi karakter dan logo Lupus sempat begitu populer di kalangan Gen X dan milenial awal, seiring dengan popularitas ceritanya. Sedemikian populer dan ikoniknya ilustrasi Wedha, hingga dari siluetnya saja orang sudah bisa mengenali karakter itu.

Wedha juga dijuluki sebagai Bapak Ilustrasi Indonesia. Dia merupakan pencipta gaya gambar yang merupakan gabungan gaya kubisme dan pop art pada awal era 90an. Gaya gambar itu banyak disukasi dan menginspirasi sejumlah ilustrator generasi baru. Aliran itulah yang dikenal sebagai Wedha's Pop Art Portrait (WPAP).

 

Menjadi bintang di acara tersebut, Wedha mengaku tak sabar. Ia menyebut ajang tersebut sudah waktunya dan 'semestinya diadakan'.

2 dari 4 halaman

Kesempatan Berinteraksi dengan Publik

"Saya melihat ada kebutuhan akan adanya sebuah ajang di mana para perupa ilustrasi ini bisa langsung berinteraksi dengan publik. Sebagai ilustrator, selama ini saya kebanyakan berkarya di belakang layar tanpa tahu bagaimana persisnya karya-karya saya diterima oleh publik," ucap Wedha ditemui di sela jumpa pers di Jakarta, Kamis, 19 September 2024.

Panitia menjadwalkan acara meet and greet dengan Wedha di JICAF 2024 pada 5 Oktober 2024. Sejak pensiun dari HAI pada 2008, kemunculan Wedha di JICAF 2024 ini merupakan pertama kalinya ia kembali di mata publik. Selama ini, ia hanya berinteraksi dengan anggota komunitas WPAP yang tersebar hingga mancanegara secara terbatas.

Dalam acara tersebut, ia juga akan memamerkan karya-karya ikonisnya. Pengunjung bisa mendapatkan produk eksklusif dari Wedha dalam bentuk art prints hingga T-shirt.

Selain Wedha, JICAF 2024 akan menampilkan karya-karya 100 seniman grafis dari Indonesia dan mancanegara. JICAF 2024 akan digelar pada 19 September hingga 6 Oktober 2024 di The Space Senayan City, Jakarta Pusat.

Selain memamerkan, karya-karya itu juga akan dijual dan bisa didapatkan langsung oleh pengunjung selama acara ini berlangsung. Pengunjung juga bisa berinteraksi langsung dengan perupa lewat sederet program talkshow dan in-booth signing yang diadakan bergantian tiap harinya.

 

3 dari 4 halaman

Lewati Proses Kurasi Ketat

 

Agenda JICAF 2024 sebelumnya menghadirkan Iconic Creator Award 2024 yang juga dipusatkan di Mal Senayan City pada akhir Agustus 2024. Terdapat karya dari delapan ilustrator Indonesia yang menampilkan visi artistik unik mereka, merayakan keberagaman budaya Indonesia melalui karya-karya luar biasa mereka.

Novrizal Pratama selaku Co-Founder JICAF dalam kesempatan itu mengatakan panitia menyeleksi usulan proposal calon ilustrator yang masuk untuk ditampilkan di event yang berlangsung selama tiga minggu. Mereka melibatkan sejumlah sosok dari berbagai bidang seni sebagai dewan kurator.

"Tahun ini luar biasa, enggak sangka banyak yang apply. Jujur kita semua matanya siwer. Challenge kita semua karena karyanya di level sangat bagus. Terpilih 65 plus 10 yang lewat kurasi khusus. Buat yang tidak terpilih, bukan kita sombong, tapi space terbatas sekali," ujarnya.

Dalam kesempatan terpisah, Arie Dagienkz, salah satu anggota kurator JICAF mengaku menerima lebih dari 540 karya seni dari seniman lokal dan internasional yang mengirimkan karyanya melalui Open Call. 

"Proses seleksi cukup panjang dan mendebarkan bagi kami sebagai dewan kurator. Dari 160 karya yang lolos seleksi awal, kami memiliki waktu dua minggu untuk menyeleksi dan menyaringnya menjadi 75 seniman yang akan ditampilkan di JICAF 2024," ujar Arie kepada wartawan.

 

4 dari 4 halaman

Upaya Membangun Komunitas Seni

Novrizal menyatakan JICAF hadir untuk menepis persepsi bahwa dunia seni adalah sesuatu yang eksklusif, hanya untuk kalangan elit, dan harganya mahal. "Kita coba patahkan bahwa seni bisa dinikmati semuanya dan affordable juga. Lukisan mungkin harganya bisa ratusan juta, tapi stiker bisa beli karya seni original harganya Rp300 ribu, Rp500 ribu," ujarnya.

Sementara itu, Sunny Gho, Fair Director JICAF, berharap keberadaan acara itu bisa memfasilitasi masyarakat untuk mengenal lebih jauh dengan para ilustrator Indonesia dan mendukung mereka sebagai potensi duta budaya. "Selain itu, tentunya semoga JICAF 2024 dapat menjadi ruang dimana seniman, kolektor, dan publik dari berbagai latar belakang dapat bertemu, berbagi, dan terinspirasi," ujarnya.

Dengan acara yang memberi panggung lebih luas bagi ilustrator lokal bersanding dengan ilustrator mancanegara yang sudah punya nama, ia percaya acara itu akan membuka lebih banyak peluang untuk merayakan kreativitas, mengeksplorasi karya-karya seni, dan membangun komunitas yang inklusif serta dinamis.

"Seni adalah bahasa universal, dan melalui JICAF, kami ingin membawa lebih banyak orang untuk terhubung, memahami, dan menikmati kekuatan dari dunia seni kreatif," katanya.

"Peluangnya sangat besar dan penting bagi kesejahteraan budaya," imbuh Ahmad Mahendra selaku Direktur Film, Musik, dan Media di Direktorat Jenderal Kebudayaan.

Terdapat tiga jenis tiket JICAF yang ditawarkan, yaitu membership weekdays seharga Rp75.000, weekend Rp85.000 dan VVIP Rp165.000. Pengunjung dapat membeli tiket secara online di loket.com mulai dari 19 September hingga 6 Oktober 2024.

Video Terkini