Sukses

Kereta Api di Jerman Luncurkan Kabin Ciuman untuk Penumpang, Bentuknya Mirip Suite Class di Indonesia

Surat kabar di Jerman membuat jajak pendapat tentang nama yang pas untuk kabin privat kereta api tersebut, hingga terpilih kabin smooch atau kabin berciuman.

Liputan6.com, Jakarta - Kereta api Jerman akan segera menghadirkan kabin baru yang dirancang agar penumpang bisa memiliki privasi. Revitalisasi kereta api bernilai miliaran euro ini dikerjakan oleh operator kereta api negara bagian Deutsche Bahn (DB). 

Mengutip dari laman Euronews, Rabu, 24 April 2024, Deutsche Bahn berencana untuk membuat kompartemen kereta dengan kaca buram. Dijuluki 'knutsch-abteil' atau 'kabin smooch' oleh surat kabar Jerman Bild, kabin ini akan diterapkan pada kereta berkecepatan tinggi Intercity Express (ICE) milik Deutsche Bahn.

Perusahaan juga berencana memasang reservasi kursi digital dan tombol aroma. Kompartemen baru berukuran 2 meter x 70cm itu dirancang untuk menampung maksimal dua orang. Dengan menekan tombol yang terletak di sandaran tangan, kaca transparan menjadi buram untuk memberikan privasi lebih.

"Dengan demikian, mereka yang bepergian di dalam kabin dapat mengubah kursi kereta menjadi ruang pribadi dengan privasi yang jauh lebih besar," kata pihak Deutsche Bahn.

Meski namanya ciuman, fungsi utama kabin privasi itu, kata operator, adalah memungkinkan penumpang melakukan panggilan telepon atau video saat bepergian. "Ini memungkinkan percakapan pribadi dan rahasia dalam ruangan privasi," kata anggota dewan Deutsche Bahn, Michael Peterson kepada Bild yang juga menyoroti aspek kenyamanan lainnya dari kaca buram kabin.

Terkait peluncuran kabin tersebut, surat kabar Jerman meluncurkan jajak pendapat bagi pembaca untuk menentukan nama kabin kereta baru, termasuk 'kompartemen pelukan' dan 'ruang pelukan'. Tapi, suara terbanyak adalah 'kabin berciuman'. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kabin Diuji Coba

Kabin tersebut saat ini sedang diuji coba oleh tipe penumpang yang berbeda. Deutsche Bahn juga mengumumkan bahwa mereka akan memasang layar digital yang dapat digunakan penumpang untuk menandai tempat duduk yang terisi, jika mereka meninggalkannya untuk menggunakan salah satu kompartemen pribadi, mobil restoran, atau toilet baru.

Perusahaan tersebut menyebut layanan tersebut sebagai 'digital towel', mengacu pada kebiasaan kontroversial wisatawan Jerman yang memesan kursi di kolam renang dan pantai dengan handuk. Operator belum mengonfirmasi kapan fasilitas baru ini akan diperkenalkan, tetapi ini merupakan bagian dari perombakan layanan mereka yang bernilai miliaran euro yang lebih komprehensif.

Laporan status jaringan Deutsche Bahn pada 2023 menggambarkan sistem perkeretaapian sebagai sistem yang 'tua' dan 'rentan terhadap kegagalan'. Operator telah berjanji untuk menghadirkan 'kereta api yang cocok untuk masa depan' pada 2030 yang juga akan menggunakan teknologi AI untuk meningkatkan pekerjaan teknik.

3 dari 4 halaman

Kereta Levitasi Magnetik Ramah Lingkungan

Sebelumnya, ibu kota Jerman berencana membangun jalur uji coba sepanjang lima sampai tujuh kilometer untuk proyek transportasi ramah lingkungan, dengan menginvestasikan 80 juta euro dari dana iklim khusus. Lokasi monorel belum diputuskan tetapi pemerintah kota berencana membangunnya di tempat yang bisa digunakan setelah tahap pengujian.

Mengutip dari laman Euronews, Kamis, 23 November 2023, kereta diklaim lebih cepat dan lebih murah untuk dibangun dibandingkan jalur kereta bawah tanah. Kereta levitasi magnetik juga tanpa pengemudi atau ‘maglev’ dan bisa mulai beroperasi dalam kurun waktu dua tahun lagi. Diharapkan hal ini akan mengurangi lalu lintas mobil dan emisi di Berlin.

Lalu, bagaimana cara kerja kereta 'Maglev' Berlin? Sebuah langkah menuju Hyperloop yang lebih futuristik, sistem magrail didasarkan pada teknologi levitasi magnetik.

Sistem ini memakai magnet untuk mengangkat kereta keluar jalur dan serangkaian magnet lain untuk mendorongnya. Hal ini menghilangkan gesekan kereta ketika menyentuh rel, sehingga meningkatkan kecepatan dan mengurangi kebisingan serta tentunya akan ramah lingkungan.

4 dari 4 halaman

Teknologi Tertinggi Kereta TGV

Di tempat lain di Eropa, perusahaan Polandia Nevomo telah bekerja sama dengan manajer infrastruktur kereta api Italia Rete Ferroviaria Italiana untuk mengembangkan teknologi maglev yang diharapkan dapat ditambahkan ke jalur kereta api yang sudah ada. Apabila diterapkan di jalur berkecepatan tinggi, Nevomo mengatakan teknologi ini akan mampu menggandakan kecepatan tertinggi kereta TGV Prancis menjadi 550 km/jam. 

Teknologi Transrapid Jerman yang terdiri atas monorel berkecepatan tinggi menggunakan levitasi magnetik, sudah digunakan di Shanghai, Tiongkok. Dibuka pada 2004, kecepatannya kini mencapai 300 km/jam. Korea Selatan dan Jepang juga mempunyai kereta maglev.

Kereta maglev baru bukanlah terobosan pertama Berlin dalam bidang kereta magnet. Dioperasikan secara eksperimental pada 1984 serta untuk penumpang antara 1989 sampai 1991, M-Bahn atau Magnetbahn menempuh jalur sepanjang 1,6 km dengan tiga pemberhentian.

Kereta akan dibangun di Berlin Barat untuk menjembatani kesenjangan transportasi umum yang diciptakan oleh Tembok Berlin. Setelah tembok runtuh, jalur tersebut menjadi usang dan diturunkan untuk memungkinkan perluasan bawah tanah.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.