Sukses

Media Asing Ikut Soroti ASN DKI Jakarta Jalani WFH untuk Tekan Polusi Udara

Kebijakan 50 persen Aparatur Sipil Negara atau ASN DKI Jakarta menjalani work from home atau WFH guna menekan polusi udara jadi sorotan media asing. CNN mengabarkan bahwa ASN di DKIJakarta mulai bekerja dari rumah pada Senin, 21 Agustus 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan 50 persen Aparatur Sipil Negara atau ASN DKI Jakarta menjalani work from home atau WFH guna menekan polusi udara jadi sorotan media asing. CNN mengabarkan bahwa ASN di DKI Jakarta mulai bekerja dari rumah pada Senin, 21 Agustus 2023.

Artikel yang dirilis CNN pada Senin, 21 Agustus 2023 tersebut bertajuk "Jakarta orders civil servants to work from home to fight soaring pollution" atau "Jakarta memerintahkan pegawai negeri untuk bekerja dari rumah untuk memerangi polusi yang melonjak".

Kebijakan WFH bagi ASN DKI Jakarta ini bertujuan mengurangi kemacetan lalu lintas untuk mengurangi polusi udara yang mencengkeram kota. "Kualitas udara di Jakarta, kota besar berpenduduk 10,5 juta, telah memburuk ke tingkat berbahaya dalam beberapa pekan terakhir, dengan perusahaan teknologi Swiss IQAir memeringkatnya sebagai kota paling tercemar di dunia pada 9 Agustus," bunyi penggalan artikel tersebut.

Jokowi telah menyerukan intervensi pemerintah yang mendesak dengan memimpin rapat kabinet darurat dengan para menteri pada 14 Agustus 2023 untuk membahas memburuknya polusi udara. Pihaknya juga mengimbau para pekerja di ibu kota untuk mengurangi kemacetan lalu lintas dengan bekerja dari rumah.

"Kualitas udara di Jabodetabek sangat buruk," kata Jokowi. "Musim kemarau yang berkepanjangan selama tiga bulan terakhir telah meningkatkan tingkat polutan. Jika dianggap perlu, kami akan menganjurkan sistem kerja hybrid di kantor, yang merupakan perpaduan antara kerja di lokasi dan jarak jauh."

Sebanyak 50 persen dari ASN akan bekerja dari rumah mulai Senin, sesuai dengan perintah yang dikeluarkan oleh Gubernur sementara Jakarta Heru Budi Hartono. Nantinya, secara bertahap kebijakan WFH akan meningkat menjadi 75 persen mulai September hingga 21 Oktober 2023.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa Plus dan Minusnya bagi Lingkungan?

Polusi udara Jakarta kian mengkhawatirkan dengan kualitas udara yang memburuk di beberapa wilayah. Secara umum, lebih banyak pekerja yang WFH, berarti lingkungan yang lebih sehat, tetapi tingkat konsumsi energi yang lebih tinggi mungkin menjadi poin minusnya.

Lantas, apa poin plus dan minusnya dari pemberlakuan WFH seperti yang dijalani 50 persen ASN DKI Jakarta, terutama bagi lingkungan? Simak rangkuman selengkapnya dikutip dari Earth.org, Senin, 21 Agustus 2023.

1. Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (GRK)

Tidak dapat disangkal bahwa pekerja jarak jauh mendapat manfaat dari penghapusan perjalanan. Lingkungan juga mendapat manfaat dari WFH, yakni pengurangan emisi gas rumah kaca dari kendaraan pribadi dan moda transportasi umum, seperti kereta api atau bus.

Menurut Global Workplace Analytics, pengurangan emisi GRK sebesar 54 juta ton dapat dilakukan jika pekerja yang kompatibel dengan telework bekerja dari rumah setengah dari waktu yang mereka lakukan saat ini. Selain itu, saat pekerjaan jarak jauh dimulai, data dari Breathe London menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca turun 25 persen selama perjalanan pagi dan 34 persen selama perjalanan malam. Ini menunjukkan WFH dapat berdampak positif pada lingkungan.

3 dari 4 halaman

2. Peningkatan Kualitas Udara

Sebagai hasil dari penurunan emisi gas rumah kaca, kualitas udara di lingkungan akan jauh lebih baik. Ada banyak orang meninggal akibat polusi udara dibandingkan dengan malaria dan HIV/AIDS, menurut laporan dari The Guardian.

Sudah umum diketahui bahwa peningkatan kualitas udara datang dengan keuntungan yang adil, termasuk:

  • Kematian dini akibat penyakit dan stroke
  • Kasus kanker paru-paru
  • Penyakit jantung
  • Kondisi pernapasan kronis dan akut, termasuk asma.

3. Lebih Sedikit Polusi Plastik

Merupakan tantangan untuk menemukan data yang andal tentang seberapa banyak polusi plastik dapat dikurangi. Namun, jika pekerja tidak berangkat kerja di kantor, tempat bekerjanya dapat mengurangi limbah plastik.

Bahkan sesuatu yang sederhana seperti menghilangkan gelas atau sedotan plastik di kantor dapat membantu mengurangi jumlah plastik yang masuk ke lingkungan. Satu survei di Inggris menemukan bahwa orang yang bekerja dari rumah lebih bersedia untuk mengurangi konsumsi plastik mereka daripada mereka yang bekerja di tempat.

4 dari 4 halaman

4. Mengurangi Dampak pada Infrastruktur

Sudah menjadi rahasia umum bahwa banyak kota besar kesulitan memenuhi permintaan, seperti transportasi umum. Sebelum pandemi, kota-kota penuh sesak dengan kendaraan selama perjalanan pagi dan sore hari.

Lebih banyak orang di rumah, terlihat jelas bahwa kota-kota mengalami kemacetan lalu lintas yang lebih sedikit, bahkan jarang melihat jalan-jalan pusat kota yang kosong.

Kendaraan meningkatkan emisi gas rumah kaca dan membuat jalan lebih padat. Semakin banyak mobil di jalan, kian banyak kerusakan yang ditimbulkannya. Saat karyawan jarak jauh tak berangkat ke kantor mereka, hal ini dapat membantu membuat transportasi umum lebih andal dan memenuhi permintaan masyarakat.

Poin Minus WFH:

1. Konsumsi Energi Lebih Tinggi

Anda mungkin bertanya-tanya, "Apakah bekerja di rumah menyebabkan konsumsi energi lebih sedikit?" Jawaban atas pertanyaan ini adala kerja virtual juga menghabiskan energi di dalam rumah pekerja.

Bukti menunjukkan bahwa pekerjaan jarak jauh menyebabkan tagihan utilitas yang lebih tinggi bagi pekerja, yang tentunya berdampak negatif terhadap lingkungan. Perhitungan iklim terkait pekerjaan kantor versus pekerjaan jarak jauh sangat rumit, hal ini menjadi faktor perhitungan semua orang yang bekerja dari jarak jauh dan perangkat yang mereka gunakan untuk menyelesaikan pekerjaan mereka.

Laptop, tablet, dan smartphone semuanya membutuhkan daya. Meskipun satu orang mungkin tidak memberikan dampak yang signifikan, tapi hal tersebut disumbang oleh total populasi pekerja jarak jauh lainnya.

2. Pengurangan Sebagian Jejak Karbon Global

Beberapa perusahaan mengadopsi model kerja hybrid yang berarti karyawan hybrid, mereka bekerja dari rumah sambil. Untuk benar-benar memerangi dampak perubahan iklim, perlu ada perubahan kebijakan yang menyeluruh, dan semua negara perlu fokus pada keberlanjutan dan mengurangi jejak karbon mereka.

Tidak ada satu solusi pun yang akan memperbaiki krisis iklim. Tetap saja, pekerjaan jarak jauh sedikit membantu memperbaiki keadaan lingkungan.

Bukan rahasia lagi bahwa lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk membantu lingkungan berkembang. Pekerjaan jarak jauh dapat berkontribusi pada lingkungan yang sebagian sehat, tetapi itu tidak akan menyelesaikan krisis lingkungan dengan sendirinya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.