Sukses

Fenomena Gadis Indonesia Bermata Biru di Jawa Barat yang Dipotret Fotografer Prancis Curi Perhatian

Seorang fotografer Prancis bernama Marius Moragues dengan dedikasinya memotret manusia dan budaya etnik Indonesia menjadikan remaja asal Jawa Barat yang memiliki mata berwarna biru cerah walaupun bukan keturunan kulit putih sebagai salah satu modelnya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang fotografer asal Prancis bernama Marius Moragues telah menarik perhatian banyak orang dengan dedikasinya dalam memotret manusia dan budaya etnik Indonesia. Dengan gaya fotografi yang khas, ia telah mengabadikan momen-momen unik dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia dari berbagai suku dan agama, terutama di pulau Jawa.

Salah satu model fotonya yang luar biasa adalah seorang remaja berumur 18 tahun asal Jawa Barat bernama Evi. Pasalnya, gadis tersebut memiliki mata berwarna biru cerah walaupun bukan keturunan kulit putih. Marius mengabadikan kisahnya bertemu Evi melalui video yang diunggah di akun Instagramnya @imperfectframe pada 27 Januari 2023. 

Marius mengungkapkan bahwa Evi merupakan model favoritnya selama perjalanan memotretnya di Jawa pada 2022. "Gadis cantik bermata biru ini saya temui tahun lalu saat perjalanan saya ke Jawa dan sejak saat itu menjadi salah satu foto saya yang paling banyak disukai di media sosial,” tulisnya.

Seperti kebanyakan orang Indonesia, Evi memiliki rambut pendek sebahu berwarna hitam dan kulit sawo matang. Hanya saja, yang membedakannya adalah warna matanya yang biru cerah. Alisnya juga menarik karena tebal dan hampir tampak menyambung. 

Marius menemui Evi pada 2022 di kediamannya di Jawa Barat yang sederhana dengan tembok berwarna biru dan ada gubuk bambu tradisional. Sontak, Marius merasa "terpukau karena kecantikan alaminya". Menambah kecantikannya, Evi memakai kebaya dan karembong yang berwarna biru, serasi dengan warna matanya. Karembong adalah selendang tradisional yang bisa dipakai di kepala atau sekitar leher dalam masyarakat Sunda

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Foto Dijual Seharga Rp1,5 Juta

Setelah pemotretan, Marius memutuskan mencetak foto Evi, kemudian esok paginya, kembali ke kediaman Evi dengan motor untuk memberikan hasil foto yang telah dicetak dan dibingkai. Marius berkendara selama empat jam untuk sampai ke kampung Evi. 

"Sangat penting bagi saya untuk bertemu kembali dengan model saya. Saya juga sangat penasaran untuk melihat reaksi Evi. Dia sangat terkejut," tulis Marius di dalam video. Setelah membukakan pintu dan menyalami Marius, raut wajah Evi tampak bahagia dengan senyum lebar ketika Marius menunjukkan fotonya yang telah dicetak. 

Dalam foto itu, Evi tidak menggunakan riasan apa pun dan hanya tersenyum tipis, tetapi matanya tampak berbicara. Kedua tangan Evi memegang karembong dengan lembut, dan terlihat satu cincin di jarinya. 

"Saya pikir fotografi baru bernilai seni saat dicetak dan saat Anda bisa membuat orang lain bahagia," ungkap Marius. Ia menambahkan, "Maksud saya bukan agar Anda hanya sekadar melihat gambar saya, tetapi untuk menginspirasi Anda lebih dari sekedar foto ini, tapi juga melalui pertemuan bermakna yang saya buat dan cerita yang saya bagikan."

Foto Evi kini telah dicetak dalam bingkai berukuran 45 x 30 cm dan diberi judul "Evi". Potret cantik tersebut dijual melalui situs imperfectframe.com milik Marius Maoragues dengan harga 90 euro atau hampir Rp1,5 juta.

3 dari 4 halaman

Mata Biru Warisan Nenek Buyut

Dikutip dari situs tersebut pada Kamis, 13 April 2023, Marius menceritakan dari mana mata berwarna biru milik Evi bermula, sebuah kondisi yang jarang ditemukan di masyarakat Austronesia. Evi dikatakan mewarisi warna mata ini dari nenek buyut dari pihak ibunya.

"Pada saat nenek buyut Evi mengandung neneknya, nenek buyut Evi melewati masa di mana dia mengidam ikan bakar, namun ikan tersebut ternyata hanya setengah matang. "Mata mereka tampak agak hidup!" kenang sang nenek,” tulis Marius.

Ia melanjutkan, "Sangat mengejutkan seluruh keluarga ketika nenek buyut Evi melahirkan nenek Evi, matanya biru seperti lautan. Seluruh keluarga menganggap peristiwa ini sebagai keajaiban nyata karena tidak ada nenek moyang keluarga yang memiliki mata biru sebelumnya."

Evi merupakan anak bungsu dari tiga orang bersaudara, masing-masing sama-sama mewarisi mata berwarna biru dan wajah yang mirip. Marius mengungkapkan, "Meskipun dia memiliki sifat yang sangat pendiam, orang tidak bisa menolak melihat keanggunan alaminya. Pandangan sekilas ke mata birunya mengguncang jiwa kami seolah-olah kami tiba-tiba tenggelam dan tersesat di lautan dalam yang tak terbatas."

"Evi menjalani gaya hidup sederhana di mana dia memasak di rumah setiap hari, atau terkadang mengikuti ibunya ke pasar tradisional terdekat untuk membantunya menjual sayuran," jelas Marius. Pertemuan langka antara Marius dan Evi tak pelak menghasilkan foto yang sangat istimewa.

4 dari 4 halaman

Dedikasi Memotret Wajah Nusantara

Marius merupakan seorang traveler yang pertama kali ke Indonesia pada September 2015, setelah mengunjungi banyak negara di Asia Tenggara lainnya. Awalnya ia mengelilingi Jambi, Sumatra Selatan dan langsung jatuh cinta dengan orang Indonesia serta kebudayaannya. Ia merasa terkoneksi dengan orang Indonesia, dan ada energi yang spesial yang belum pernah ia temui di negara lainnya.

Ia terus mengundur kepulangannya ke Carcassonne, Prancis dan akhirnya memutuskan menetap di Jakarta pada akhir 2015. Ia kemudian belajar fotografi secara otodidak, dan terus mengabadikan manusia dan kebudayaan Indonesia sepanjang berkelana mengelilingi tanah air. Tidak hanya sekadar memotret, Marius juga senang mengobrol dan bertukar cerita dengan orang-orang yang ia potret atau ia temui. 

Sampai hari ini, sang fotografer telah melakukan perjalanan jauh di nusantara dan mendokumentasikannya dalam lebih dari 50.000 foto. Ia telah menempuh jarak lebih dari 20.000 km dengan sepeda motor sejak awal proyek. 

Volume pertama buku fotonya, Beyond Java, dirilis pada tahun 2020. Ia berencana mengeluarkan delapan volume buku foto, dengan selanjutnya memotret di Bali, Nusa Tenggara, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Sejak Juni 2022, Marius membuka galeri foto seni rupa pertamanya di Ubud, Bali, bernama Ode à l'Indonésie, yang mendapat tanggapan positif dari masyarakat, termasuk Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.