Sukses

PHRI Klaim Erupsi Gunung Merapi Tidak Mempengaruhi Reservasi Hotel di Yogya

Meski Gunung Merapi mengalami erupsi pemesanan kamar hotel di Yogya untuk pertengahan sampai akhir April 2023 rata-rata telah mencapai 55 persen.

Yogyakarta - Gunung Merapi yang terletak di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mengeluarkan guguran awan panas sejak Sabtu, 11 Marer 2023. Sejumlah tempat wisata di sekitar kawasan Gunung Merapi sudah ditutup untuk sementara. Namun hal itu belum berpengau pada tingkat hunian hotel di Jogja atau Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta menyebut tingkat reservasi atau pemesanan kamar pada hotel-hotel di provinsi ini tidak terpengaruh erupsi Gunung Merapi.

"Sampai dengan saat ini dampak tersebut tidak ada, baik okupansi maupun reservasi yang ada," terang Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono saat dihubungi di Yogyakarta, Senin, 13 Maret 2023, dilansir dari Antara. Deddy mengatakan pemesanan kamar hotel di Yogya untuk pertengahan sampai akhir April 2023 rata-rata telah mencapai 55 persen.

Begitu pula untuk tingkat hunian atau okupansi kamar hotel, sejak awal hingga 13 Maret 2023 rata-rata mencapai 45 persen. Menurut Public Relation Hotel Tentrem Yogyakarta Venta Pramusanti, meski tidak sedikit tamu yang menanyakan kondisi DIY pascaerupsi Merapi, tapi hingga kini tak satupun yang membatalkan pemesanan kamar.

"Alhamdulillah enggak ada efeknya. Tidak ada pembatalan event atau reservasi dari tamu. Hanya, kebanyakan menanyakan apakah situasi Yogyakarta aman," kata dia. Venta mengatakan reservasi kamar di Hotel Tentrem rata-rata telah mencapai 67 persen sampai Bulan Ramadan 2023.

"Ini malah terjadi kenaikan untuk awal Ramadhan, yang awalnya di bawah 20 persen malah tibatiba jadi banyak permintaan," ujar dia. Ia berharap para tamu atau wisatawan yang berencana berkunjung dan menginap mampu memilah informasi yang beredar terkait kondisi terkini di DIY setelah erupsi Merapi.

"Kekhawatiran akan bencana alam sangat dimengerti dan bisa dipahami. Harapannya, para tamu lebih bijak mencerna informasi yang beredar," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Destinasi Wisata di Lereng Merapi

Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo memastikan objek wisata di wilayahnya tetap aman dan hingga kini beroperasi normal pasca kejadian erupsi.  Sejumlah destinasi wisata yang berlokasi di lereng Gunung Merapi, diakui Singgih, sempat tutup sementara. Namun kini beberapa tempat wisata telah beroperasi kembali dengan menerapkan standar prosedur yang aman serta menghindari aktivitas di zona bahaya yang telah ditetapkan instansi terkait.

"Terutama untuk wilayah non lereng Merapi sangat kondusif sekali, bahkan dua bandara kita ini kan beroperasi penuh tanpa gangguan. Moda transportasi kereta api juga tidak ada gangguan," terang Singgih.

Erupsi Gunung Merapi juga tidak mempengaruhi aktivitas wisata di Taman Wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Destinasi wisata tersebut pun masih melayani wisatawan yang datang.

General Manager TWC Unit Borobudur, Jamaludin Mawardi mengatakan bahwa erupsi Gunung Merapi belum memberi dampak secara luas hingga ke TWC Borobudur. Sebagian pengunjung atau wisatawan Candi Borobudur tetap bisa mengunjungi dan naik ke monumen Candi Borobudur meski terjadi erupsi Gunung Merapi .

Jamaludin menyatakan, Candi Borobodur masih tetap aman dikunjuni wisatawan. Hal itu dipastikan karena area Borobudur yang tidak terdampak abu vulkanik akibat awal panas guguran Gunung Merapi.

 

3 dari 4 halaman

TIdak Terkena Hujan Abu Merapi

"Alhamdullilah kawasan Candi Borobudur hari ini tidak terkena hujan abu Merapi sehingga para pengunjung tetap bisa menikmati keindahan Candi Borobudur," terangnya, dikutip dari laman resmi BUMN, Senin (13/3/2023). Disebutkan, jumlah pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur pada Sabtu, 11 Maret 2023 mencapai sekitar 3.500 orang.

Senada, Koordinator Pokja Pemanfaatan Balai Konservasi Borobudur (BKB) Yudi Suhartono juga mengatakan bahwa kondisi Candi Borobudur aman dari abu vulkanik Gunung Merapi."Bagaimana pun kami tetap memantau kondisi Merapi, terutama untuk arah angin jika terjadi erupsi Merapi guna mengantisipasi hujan abu di kawasan Candi Borobudur," tuturnya.

Dia mengungkapkan, abu Merapi memang mengarah ke Candi Borobudur, tetapi pihaknya tetap bersiaga dengan menyiapkan tarpaulin untuk menutup stupa sehingga lebih aman dari guyuran abu Merapi. Adapun PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) tengah melakukan kajian lapangan kunjungan wisatawan naik monumen Candi Borobudur dengan sampel acak, hingga 15 Maret. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas layanan di Candi Borobudur.

4 dari 4 halaman

Awan Panas Merapi

Sebelumnya, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) menyampaikan status Gunung Merapi,masih Level III atau Siaga. Diketahui, pada Sabtu (11/3/2023) dari pukul 12.12 sampai 15.00 WIB,terjadi rentetan awan panas yang dikeluarkan bersumber dari longsoran kubah lava barat daya.

Adapun, dalam jangka waktu tersebut, tercatat 21 kali awan panas guguran dengan jarak luncur maksimal kurang lebih 4 km ke arah barat daya yaitu di alur Kali Bebeng dan Krasak. "Pada saat kejadian, angin di sekitar Gunung Merapi bertiup ke arah barat laut-utara. Awan panas guguran ini menyebabkan hujan abu ke beberapa tempat terutama di sisi barat laut-utara Gunung Merapi dan mencapai Kota Magelang," kata Kepala BPPTKG, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Agus Budi Santoso, dalam siaran persnya.

Agus mengatakan potensi bahaya saat ini masih tetap berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan–barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km.

Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.