Sukses

Gibran Rakabuming Jawab Usulan Warganet Masuk Sekolah Jam 5 Pagi di Solo

Apa jjawaban Gibran Rakabuming menanggapi usulan masuk sekolah jam 5 pagi bisa memajuka UMKM di Solo?

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan Gubernur NTT (Nusa Tenggara Timur) Viktor Bungtilu Laiskodat terkait masuk sekolah jam 5 pagi mengundang banyak polemik dan komentar.  Meski banyak yang kontra dengan kebijakan tersebut, wacana masuk sekolah pukul 5 pagi ternyata sempat menyinggung Kota Solo, Jawa Tengah.

Ada usulan yang datang dari warganet pengguna Twiter @rambutanhitam, tentang kebijakan Gubernur NTT tersebut jika diterapkan di Kota Solo. Menurut dia, jika aturan itu benar-benar dilakukan di Solo bisa memajukan UMKM.

"Mungkin kalo di Solo diterapkan masuk sekolah jam 5 seperti di NTT bisa menjadi strategi untuk memajukan umkm sarapan lho mas @gibran_tweet, misal bubur ayam, nasi liwet, soto dan lain-lain,” tulis dia pada Jumat, 3 Maret 2023.

Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka ternyata membaca unggahan tersebut. Ia pun langsung menanggapi usulan sekolah masuk jam 5.00 pagi diterapkan di daerahnya. Menurut Gibran, justru dengan kebijakan tersebut, anak-anak sekolah tidak sempat untuk sarapan.

"Yang ada malah anak2 ke sekolah gak sempat sarapan,” katanya lewat akun Twitter miliknya, @gibran_tweet.

Cuitan itu pun mendapat beragam tanggapan dari warganet. Sebagian besar tetap menentang kebijakan masuk sekolah jam 5 pagi. Ada juga yang membayangkan bila kebijakan itu diterapkan saat bulan puasa.

"Maksudnya si pengusul ini mungkin sekolah sediakan makan, beli penjual bubur, liwet, soto dan lain lain. Itu sekolah jadi bazar makanan setiap hari, UMKM meningkat, anak anak jadi mesin pendorong ekonomi. Ga usah pikirkan pinter apa engga," komentar seorang warganet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Sahur di Halte

"Anak² nda mikir sarapan.. Masuk jam 7 aja males sarapan.. Kalo pengin memajukan UMKM sarapan, yg masuk jam 5 pagi itu pegawai.. Ngga sempet masak di rumah, pasti jam 7 mlipir cari sarapan," komentar warganet lainnya.

"Menurutku tinggal jiplak sistem sekolah negara maju terutama cina dan jepang kalau mau disiplin. Samain aja plek pasti bagus. Ngapain susah2 ngide buat aturan masuk jam 5 pagi dgn alasan biar disiplin. Cuma pejabat Indonesia yg ngomong kek gitu. Semoga mas gibran gak ikutan ,” tulis warganet lainnya.

Kalo bulan puasa, anak sekolah sahurnya diangkot klo gak di halte, krn klo nunggu smpai skolah udah kburu imsyak..,” timpal warganet yang lain.

 Unggahan itu sudah dilihat lebih dari 279 ribu kali sampai berita ini ditulis dan disukai lebih dari 1.610 kali.

Gubernur NTT Viktor Laiskodat tengah disorot karena kebijakan yang ia terapkan, yakni siswa SMA/SMK diharuskan masuk sekolah jam 5 pagi. Menurut beliau, kebijakan itu dilakukan untuk melatih bagi siswa yang ingin masuk Akademi Kepolisian dan Akademi Militer.

 

 

3 dari 4 halaman

Hanya di 2 Sekolah Unggulan

Ia juga menyatakan bahwa kebijakan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan para siswa kelas XII SMA/SMK masuk ke perguruan tinggi negeri maupun luar negeri. Meski begitu, berbagai studi dan penelitian malah menunjukkan bahwa waktu masuk sekolah lebih lambat justru lebih baik bagi anak-anak.

Viktor menuturkan, sekolah masuk jam 5 pagi ini hanya diterapkan di dua sekolah unggulan dan tidak semua sekolah. Sekolah yang menerapkan aktivitas belajar mengajar jam 5 pagi itu di SMA 1 dan SMA 6. Victor mengatakan, dua sekolah ini unggul dalam pengetahuan dan karakter.

"Kita perlu tak semua sekolah. Tapi kita perlu dua sekolah. Dua sekolah itu unggul. Unggul dalam pengetahuan dan karakter. Dua sekolah ini harus. Untuk mencukupi itu, karena kita punya kekurangan-kekurangan, tak bisa NTT dipersepsikan dan disamakan dengan Jakarta," ucapnya dikutip dari instagram @viktorbungtilulaiskodat, ditulis Rabu (1/3/2023).

Ia menyatakan, NTT memiliki kekurangan infrastruktur, supratuktur, dan sumber daya kecuali uang. Hal ini lantaran alokasi anggaran untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan sesuai ketentuan.

 

 

4 dari 4 halaman

Kendala Keamanan

"Uang NTT untuk Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. 50 persen APBD provinsi NTT ada di dinas itu, 50 persen. Jadi DAU dan DAK, tanpa DAU yang diarahkan, uang provinsi itu untuk APBD sudah 35 persen, melampaui Undang-Undang. Undang-Undang haruskan 20 persen, tanpa DAU yang diarahkan sudah 35 persen. Apalagi yang diarahkan sentuh 49-50 persen, itu anggaran total ada di Dinas Pendidikan dan Kebuayaan," ujar dia.

Oleh karena itu, ia mengatakan, untuk memakai dana tersebut perlu desain khusus. Adapun dua sekolah unggulan tersebut yang memiliki kemampuan untuk menerapkan kebijakan sekolah jam 5 pagi. "Dua (sekolah) punya kemampuan dan sanggup dapat dilakukan. SMA 1 dan SMA 6. Dua SMA itu jalan terus," terangnya.

Viktor mengakui, memang ada kendala untuk menerapkan kebijakan tersebut, salah satunya keamanan. Hal ini setelah dilakukan evaluasi. Pihaknya pun bekerja sama dengan kepolisian. Victor menuturkan, kebijakan sekolah jam 5 pagi ini juga untuk menyiapkan siswa masuk ke universitas unggulan dalam negeri dan luar negeri. Hal itu dilakukan untuk kemajuan generasi muda.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.