Sukses

Tren Thrifting Dorong Geliat Wisata Belanja, Buka Peluang Usaha Pelaku Ekraf Lokal

Thrifting yang sedang jadi tren dan digemari anak muda merupakan peluang usaha ekonomi kreatif dengan mengutamakan prinsip keberlanjutan lingkungan.

Liputan6.com, Jakarta - Aktivitas membeli produk fesyen bekas atau dikenal dengan istilah thrifting ikut menjadi perhatian Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno. Thrifting yang sedang jadi tren dan digemari anak muda merupakan peluang usaha ekonomi kreatif dengan mengutamakan prinsip keberlanjutan lingkungan.

"Thrifting ini jadi tren yang masuk ke dalam kategori wisata belanja atau shopping, Yang menarik, Kemendag melarang impor pakaian bekas dari luar negeri, berarti ini ada peluang untuk pelaku ekonomi kreatif lokal," ucap Sandiaga Uno dalam The Weekly Brief With Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Jakarta, Senin, 16 Januari 2023.

"Kita boleh jual barang bekas tapi tidak boleh impor, karenanya kita harus kembangkan kekuatan talenta-talenta ekonomi kreatif kita," sambungnya. Sandiaga menambahkan, selama ini banyak pihak baru menyadari bahwa brand-brand besar luar negeri ternyata mengakibatkan ketidakberlanjutan lingkungan karena 60 persen dari produk fesyen itu berakhir di landfill (Tempat Pembuangan Akhir).

Dengan peluang yang terbuka ini, Sandiaga mengungkapkan hal ini menjadi kesempatan bagi pelaku ekraf untuk membangun sentra-sentra flea market (pasar loak) khusus untuk barang bekas dalam negeri. Usaha ini pun bisa menjadi salah satu aksi untuk membantu masalah lingkungan dan mengurangi jejak karbon imbas  dari fast fashion.

Guna mendukung fesyen yang berkelanjutan, lanjut dia, UMKM dapat memproduksi produk fesyen lokal baru dengan desain unik serta tetap mengutamakan prinsip ramah lingkungan atau mengarah ke fesyen berkelanjutan (sustainabillity fashion).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Wisata Belanja

"Kita bisa menggunakan pewarna alami, indigo, penggunaan tenaga kerja lokal terutama ibu-ibu, sehingga masa pakai fashion ini jadi lebih lama," ujar pria yang akrab disapa Sandi ini.

Sepakat dengan aturan larangan impor pakaian bekas yang diumumkan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu, Sandi juga mengatakan bahwa barang bekas bernilai ekonomi tinggi. Ia pun mencontohkan wisata belanja di kawasan jalan Surabaya, Menteng menjadi destinasi wisata barang antik serta barang eksklusif yang masih banyak diminati.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membuat gebrakan baru terkait penjualan pakaian bekas di Tanah Air.  Mengawali ‘Gerakan Jumat Bersih’, Kementerian Perdagangan memusnahkan secara simbolis 750 bal pakaian bekas yang diduga asal impor senilai Rp 8,5 miliar-Rp 9 miliar. Aksi pemusnahan ini berlangsung pada Jumat, 12 Agustus 2022, di kawasan pergudangan Gracia di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

"Pemusnahan 750 bal pakaian bekas yang diduga asal impor dengan nilai mencapai Rp 8,5 miliar ini merupakan tindak lanjut pengawasan terhadap perdagangan dan impor pakaian bekas yang kami lakukan secara berkelanjutan," tegas Mendag Zulkifli Hasan, memgutip kanal Citizen6 Liputan6.com, 25 Oktober 2022.

 

3 dari 4 halaman

Ketelitian dan Kesabaran

"Ini juga sebagai bentuk respons kami atas semakin maraknya perdagangan pakaian bekas yang diduga asal impor melalui transaksi daring maupun luring," sambungnya. Mendag menekankan, pemusnahan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Kementerian Perdagangan dalam proses pengawasan dan penegakan hukum terkait dengan pelanggaran di bidang perdagangan dan perlindungan konsumen.

Membeli barang bekas perlu ketelitian dan kesabaran agar tidak mengecewakan. Apalagi barang bekas yang akan digunakan di tengah aktivitas sehari-hari. Salah satunya adalah thrifting yang telah menjamur di kalangan anak muda, khususnya mahasiswa. Kebanyakan orang membeli pakaian di thrift shop karena kualitas barang yang branded dengan harga terjangkau.

Thriftshop juga menjadi salah satu rekomendasi anak muda dalam mencari pakaian murah dan berkualitas. Meski demikian, perlu ketelitian sebelum membeli pakaian bekas ini. Apa saja yang perlu diperhatikan ketika Anda hendak membeli pakaian thrifting. Berikut sejumlah tips yang harus diperhatikan sebelum membeli pakaian bekas di thriftshop.

 

4 dari 4 halaman

1. Mix & Match

Sebelum kalian berbelanja, coba pikirkan kembali pakaian-pakaian yang kalian punya karena ingat, thrifting berbeda dengan kalian berbelanja di mall.  Anda harus pandai dalam mix and match pakaian, walaupun terpikir ketika membeli pakaian tersebut tidak cocok, mungkin setelah mix and match pakaian kalian akan terlihat jauh lebih keren.

2. Teliti Saat Membeli

Barang-barang yang kita dapat dari thrifting ini kadang terdapat cacat di bagian yang tidak terlihat. Maka dari itu, kita harus ekstra teliti serta penuh dengan kesabaran dalam memilih barang.

3. Pandai Menawar

Jangan pernah ragu untuk menawar harga, sekalipun harga yang diberikan sudah terasa murah. Terkadang penjual menawarkan harga barang dengan nominal cukup tinggi dengan alasan barang tersebut branded. Namun ingat, sekalipun barang tersebut branded pada hakikatnya tetaplah barang bekas.

4. Dekat dengan Pedagang

Di bagian penutup ini, bisa dikatakan trik paling ampuh buat kalian para thrifters. Sebisa mungkin kalian coba untuk akrab dengan para penjual, karena jika sudah ada kedekatan, penjual akan memberikan kesan yang baik pula kepada kita. Dia akan memberikan harga yang pas, dia akan memberi tahu ketika ada stok baru, dan akan jujur dengan kondisi barang.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.