Sukses

Vila Mewah dari Bangkai Pesawat Boeing 737 di Bali, Berapa Tarif per Malamnya?

Vila mewah yang menempati badan pesawat Boeing 737 di Bali itu akan dibuka untuk umum pada Maret 2023.

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat Boeing 737 yang sempat terlantar kini menjadi sebuah vila mewah di Bali. Melansir dari The New York Post, Selasa, 10 Januari 2023, pesawat tersebut sebelumnya dibeli oleh pengusaha kaya asal Rusia Felix Demin pada 2021.

Ia membeli pesawat komersial tersebut dari maskapai Mandala Air yang berhenti beroperasi pada 2014. Dikabarkan, vila yang dinamai Private Jet Villa by Hanging Gardens ini akan dibuka untuk menyambut tamu pada Maret 2023.

Interior pesawat kemudian direnovasi besar-besaran agar layak ditempati. Kursi-kursi penumpang dan sejumlah instrumen terbang lainnya telah dicopot untuk untuk digantikan dengan dua kamar tidur. Terdapat meja rias di setiap kamar yang menggunakan material kayu.

Sementara, sisi sayap pesawat diubah menjadi sebuah teras, lengkap dengan sofa dan meja berwarna putih dan beige untuk bersantai. Teras itu dikelilingi pembatas kaca untuk pengaman tanpa membatasi pemandangan ke laut lepas.

Demin mengubah bagian co-pilot menjadi kamar mandi mewah yang dilengkapi batu ala spa dan bathtub. Di bagian dinding kamar mandi, masih terlihat bekas jendela pesawat untuk mengingatkan tanda masa lalu dari pesawat.

Untuk Anda yang ingin bermalam disini, harga yang dibanderol hotel ini adalah 7.300 dolar Amerika Serikat atau yang hampir setara dengan Rp114 juta per malam. Bangkai pesawat yang terletak di dekat bukit Pantai Nyang-Nyang ini sempat viral dan menjadi pilihan destinasi unik untuk spot foto bagi para pelancong.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Interior Lainnya

Seluruh bagian interior vila ini didominasi warna putih, cokelat, dan krem sehingga menampilkan kesan mewah dan minimalis. Kemudian, pada bagian teras juga dilengkapi kolam renang yang dengan pemandangan panorama Pantai Nyang-Nyang.

Selain bisa melihat keindahan pantai, Anda juga bisa menikmati pemandangan matahari terbenam dari vila ini. "Secara eksternal dan struktural, ini adalah pesawat jet yang telah kami ubah menjadi hotel mewah," kata Demin, mengutip dari New York Post.

Tidak hanya membutuhkan izin, ia juga memerlukan waktu seminggu pada September 2021 untuk membawa pesawat ini ke pinggir tebing. Menurut daftar Expedia, Private Jet Villa by Hanging Gardens, memiliki fasilitas parkir gratis, dapur, AC, hingga akses internet gratis.  

Vila ini juga strategis karena hanya membutuhkan waktu delapan menit untuk pergi ke Pantai Uluwatu, 12 menit menuju ke Pantai Padang Padang. Selain itu, hanya membutuhkan 14 menit ke Candi Uluwatu dan Anda dapat menempuh waktu sekitar 48 menit untuk pergi ke Bandara Internasional Ngurah Rai.

3 dari 4 halaman

Proses Konstruksi

Dalam akun instagram resmi @privatejetvilla, mereka membagikan bagaimana proses konstruksi pembangunan pesawat. Untuk proses pemindahannya menghabiskan waktu hampir seminggu "Kami harus mendatangkan peralatan khusus dari Jawa, truk sepanjang 16 meter, crane seberat 50 ton, dan crane lain seberat 25 ton," tuturnya.

Untuk pada pemindahan, ia membagi badan tersebut menjadi dua dan dilakukannya saat malam agar tidak menganggu aktivitas masyarakat sekitar. Salah satu faktor yang menjadi rumit adalah rendahnya kabel listrik di daerah tersebut. “Truk ini terjebak karena kabel yang menggantung rendah," tulisnya dalam kisah Instagram.

"Ternyata pesawatnya lebih tinggi daripada kabelnya, dan akan banyak masalah seperti itu," tambahnya.

Demin juga menyebutkan pihaknya telah berjalan 300 meter dan telah memotong kabel. Rute yang akan dilaju adalah 15 km dan akan memakan waktu enam jam. Setelah pesawat berhasil sampai di sisi tebing, pihaknya mulai mengeluarkan dan membongkar semua isi pesawat. Setelah beres, Ia mulai mendesain beberapa tempat, seperti kamar mandi di kopilot pada unggahan Instagramnya.

4 dari 4 halaman

Restoran Pesawat

Bukan sekali ini pengusaha memanfaatkan bangkai pesawat sebagai ladang usaha di Bali. Misalnya, ekor pesawat McDonnel Douglas DC 10 yang dipasang di atap Mal Gate 88, di Kerobokan, Denpasar, hingga menonjol di atas jalan raya. Ekor pesawat itu jelas menarik perhatian pengunjung mal yang kini difungsikan sebagai ruang co-working dan kafe itu.

Satu lagi pesawat usang yang digunakan ulang di Bali, yakni Keramas Aero Park. Ini adalah restoran dan bar dalam pesawat yang pengunjungnya bisa minum anggur dan makan di dalam pesawat Boeing 737.

Menu yang ditawarkan disebut tidak berbeda dari restoran yang lebih terjangkau di Bali. Sambil menyesap minuman atau menikmati makanan, pengunjung disuguhi pemandangan sawah dan pantai. Sayang, pesawat itu perlu dicat ulang karena kusam dan bagian interiornya berantakan.

Panel instrumen telah dicopot, digantikan dengan gambar tempel panel instrumen. Belum lagi meja dan kursi plastik memenuhi ruang yang membuat tamu jadi tak nyaman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.