Sukses

6 Makanan Khas Bali yang Nikmat nan Halal, Jangan sampai Lolos

Makanan khas Bali yang halal pun sangat beragam, dari sajian ayam hingga bebek.

Liputan6.com, Jakarta - Liburan di Bali tentu terasa tidak lengkap tanpa mencicip ragam kuliner khas. Pilihan makanan di Pulau Dewata berspektrum sangat luas, dari lokal sampai internasional, namun Anda mungkin salah satu yang ingin mecatat makanan khas Bali yang halal.

Walau penduduk lokalnya mayoritas bukan Muslim, bukan berarti sulit mendapati makanan halal di pulau tetangga Lombok tersebut. Pilihannya pun tidak kalah banyak, dan tetap hadir dengan cita rasa menggugah selera. Dari sekian banyak, berikut beberapa di antaranya, seperti dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (19/7/2022).

1. Ayam Betutu

Sesuai namanya, olahan daging ayam ini umumnya dibumbui base genep, kendati setiap wilayah di Bali mungkin punya kecenderungan bumbu dan rasa berbeda. Tapi, setidaknya ada bawang merah, bawang putih, cabai merah besar, cabai rawit, kemiri, kencur, lengkuas, jahe, kunyit, serai, daun jeruk purut, daun salam, ketumbar, pala, merica, gula aren, garam, terasi yang ditumis dan dihaluskan, serta minyak kelapa.

Itu kemudian dimasak di dalam tanah menggunakan bara sekam. Ayam betutu biasanya disajikan bersama sambal matah atau sambal lain sesuai selera. Ada yang disajikan cukup kering, namun terdapat pula ayam betutu yang berkuah. Keduanya sama-sama nikmat, dan bisa dipilih sesuai preferensi masing-masing.

Menurut I Made Purna dan Kadek Dwikayana, melansir Indonesia Kaya, masakan betutu lebih mencerminkan bumbu masakan Jawa Kuno. Bumbunya lebih mirip jamu, dengan unsur santan yang nyaris tidak ada. Kalaupun ada, fungsinya bukan sebagai kuah, tapi bumbu. Untuk rasa, bumbu-bumbu yang digunakan lebih tajam aromanya.

"Jenis metode ini dibawa penduduk dan bangsawan Majapahit yang berpindah ke Bali dahulu saat terdesaknya agama Hindu oleh agama Islam di Pulau Jawa," ia memaparkan. Sekarang, Anda bisa mendapati hidangan ayam betutu dengan mudah di seantero Bali.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

2. Nasi Jinggo

Makanan khas Bali yang halal dan tidak kalah tenar dari ayam betutu adalah nasi jinggo. Makanan ini umumnya disajikan menggunakan lembaran daun pisang berupa nasi putih berukuran sekitar sekepalan tangan dengan lauk-pauk dan sambal.

Lauk-pauk yang digunakan biasanya adalah sambal goreng tempe, serundeng, dan ayam suwir. Selain itu, nasi jinggo juga bisa disajikan dengan mi goreng dan telur, menjadikannya opsi menu sarapan yang praktis.

Sebelum krisis moneter pada 1997, nasi jinggo dijual per porsi seharga Rp1,5 ribu, yang dalam bahasa Hokkien disebut jeng go. Tapi, sekarang harganya sudah lebih beragam, namun tetap terjangkau. Karena porsinya terbilang sedikit, pembeli biasanya membeli nasi jinggo sebanyak beberapa bungkus agar dapat kenyang, mirip nasi kucing di Jawa.

Selain dijual sebagai menu sehari-hari, kebanyakan di pedagang kaki lima, nasi jinggo juga telah jadi sajian alternatif untuk berbagai upacara religius seperti ngaben, perayaan ulang tahun, maupun acara-acara formal, termasuk rapat.

3 dari 5 halaman

3. Nasi Sela

Nasi sela adalah makanan khas Karangasem, Bali yang berisi campuran nasi putih dan cacahan ubi berukuran kecil-kecil. Kuliner yang semula merupakan makanan "pertahanan di masa krisis," mengingat beras sempat langka di Bali pada 1970-an, mengutip situs web Pemerintah Kabupaten Karangasem, kini jadi hidangan yang digemari wisatawan lokal maupun mancanegara.

Dewasa ini, pengolahan nasi sela juga telah bervasiasi. Beberapa penjualnya mencampur nasi sela dengan jukut (sayur) bejek, grago (udang kecil kecil), kacang tanah, jukut atau sayur bejek bumbu kalas (santan, daging, base gede) sambal bongkot, dan ayam betutu yang disuwir.

Selain varian tersebut, nasi sela juga dicampur dengan lauk ayam betutu, sate kulit ayam, pindang tongkol, urab sayur kacang panjang berisi timun dan kacang merah, pesan celengis, sambal matah, dan sambal teri. Karena itu, makanan itu kini menawarkan berbagai tekstur menarik dalam satu porsinya. Kendati kuliner khas Karangasem, Anda juga bisa mendapati sajian nasi sela di banyak wilayah di Bali.

4 dari 5 halaman

4. Tipat Cantok

Makanan khas Bali ini selintas mirip gado-gado, namun berbeda secara rasa. Terlebih, warga Pulau Dewata umumnya membuat tipat yang dibungkus janur, bukan daun pisang. Maka itu, mereka tidak mengenal istilah lontong, mengutip Merdeka.com.

Bumbu tipat cantok cukup sederhana: kacang tanah, gula merah, bawang putih, cabai, garam, kencur, dan jeruk limau. Untuk isiannya, penjual akan mengiris tipat tipis-tipis dan menambahkan sayuran, seperti kacang panjang, kangkung, dan tauge.

Makanan ini semula hanya dijual di warung-warung lokal. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, ada juga sejumlah hotel, kendati tidak banyak, yang juga menyediakan tipat cantok untuk tamu mereka.

5. Rujak Kuah Pindang

Bumbunya yang khas dengan aneka buah di dalamnya membuat makanan ini digandrungi tidak sedikit orang. Sesuai namanya, rujak kuah pindang menggunakan bumbu yang berasal dari kaldu ikan pindang, melansir situs web Kemendikbud.

Bagi yang tidak pandai mengolahnya, rujak tersebut akan terasa amis. Namun bagi yang sudah pandai mengolahnya, rasa amis bahkan tidak terasa sama sekali. Jenis ikan pindang yang digunakan sebagai bahan rujak pun beragam, dari jenis tuna hingga sarden.

Sedangkan buah-buahan yang digunakan dalam rujak kuah pindang tidak berbeda jauh dengan rujak kebanyakan, seperti mangga, jambu, mentimun, bengkoang, kedondong, belimbing, dan pepaya mengkal.

5 dari 5 halaman

6. Bebek Timbungan

Timbungan merupakan salah satu cara memasak menggunakan bahan dasar daging yang telah dibumbui, yang selanjutnya dimasukkan ke dalam potongan bambu. Bumbunya pun racikan khas bumbu Bali berupa rempah-rempah. Proses memasaknya memakan waktu sampai seharian. Sekitar 15 jam, sajian bebek timbungan umumnya baru siap disantap.

Lamanya waktu memasak ini karena bebek setelah dibumbui dimasukkan ke dalam potongan bambu utuh melingkar dengan panjang sesuai badan bebek. Setelah dimasukan, bambu dikukus selama 10 jam. Seusai pengukusan, bambu kembali dimasukkan ke dalam bara kecil di antara sekam. Bambu pun mulai berubah warna karena proses pengasapan dengan bara ini selama sekitar lima jam.

Bebek timbungan memiliki tekstur daging yang empuk, dengan samar-samar terkecap aroma asap bekas pembakaran. Sajian ini biasanya bercita rasa tidak terlalu pedas. Itu disajikan bersama beberapa macam sambal, seperti sambal terasi dan sambal matah. Rasa rempah yang kuat dari makanan ini akan berpadu selaras ketika disajikan bersama nasi hangat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.