Sukses

Permintaan Maaf Turis Rusia yang Berfoto Bugil di Pohon Keramat Bali

Turis asing asal Rusia itu kedapatan berfoto telanjang di sebuah pohon keramat, tepatnya pohon Kayu Putih di kawasan Pura Babakan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali.

Liputan6.com, Jakarta - Ulah turis asing asal Rusia yang dikenal lewat nama Alina Yogi telah menghebohkan warganet sejak beberapa hari lalu. Keputusannya berfoto telanjang di sebuah pohon keramat, tepatnya pohon Kayu Putih di kawasan Pura Babakan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan, Bali, memicu kemarahan publik.

Atas kontroversi tersebut, ia mengunggah permintaan maaf lewat media sosial pribadinya. "Saya memohon pada teman-teman saya dan semua tamu (di) Bali," tulisnya mengawali keterangan foto yang memperlihatkan dirinya menakupkan kedua tangan sambil memajamkan mata tersebut, baru-baru ini.

"Tanpa sadar saya melakukan kesalahan besar yang saya sesali dan saya ingin memberitahu kalian agar kalian tidak mengulanginya," Alina menyambung. "Ada banyak tempat suci di Bali dan tidak semuanya memiliki tanda informasi tentang itu, seperti dalam kasus saya."

"Sangat penting untuk memperlakukan tempat dan tradisi ini dengan penuh hormat. Dan pertama-tama, penting untuk mengetahui apakah mungkin mengambil foto atau video di tempat ini. Saya mencintai Bali dengan sepenuh hati dan sekali lagi saya mohon maaf pada seluruh warga Bali dan meminta dimaafkan (atas kesalahannya)!" tutupnya.

Ketika konten foto tidak pantasnya dikecam pada Rabu, 4 Mei 2022, Alina Yogi sudah mengajukan permintaan maaf. Di unggahan sebelumnya, ia menulis, "Saya mohon maaf pada seluruh masyarakat Bali dan Indonesia. Saya menyesali perbuatan saya."

"Saya sangat malu. Saya tidak bermaksud menyinggung Anda dengan cara apapun. Sama sekali tidak ada pengetahuan tentang tempat ini. Saya barusan berdoa di bawah pohon (Kayu Putih) dan langsung pergi ke kantor polisi untuk menjelaskan kejadian ini dan meminta maaf," tandas turis asing tersebut.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dimaafkan, tapi...

Niluh Djelantik jadi salah satu yang vokal sejak heboh kelakuan turis asing ini menyeruak. Terkait permintaan maaf Alina, ia menulis di salah satu unggahan di Instagram-nya, "DIMAAFKAN. Proses dari imigrasi, kepolisian, dan sanksi adat jalan terus."

"Kepada alina_yogi. Terima kasih untuk pesanmu. Permintaan maafmu kami terima. Perihal video telanjangmu, proses dari pihak imigrasi dan kepolisian jalan terus. Ada aturan dan sanksi yang harus kamu hormati, baik mengenai pelanggaran yang kamu lakukan maupun status izin tinggalmu, apakah kamu menggunakan visa turis atau memiliki izin resmi dalam menjalankan usahamu," ia menyambung.

"Upacara pembersihan Guru Piduka harus dilakukan pihak desa. Pertanggungjawabanmu pada pihak prajuru desa dan masyarakat setempat. Tanggung semua biaya upacara tersebut dan ikuti prosesinya hingga selesai. Di mana Bumi kamu pijak, di sana langit kamu junjung," Niluh menulis lagi.

Ia menyebut, "Sampaikan pada semua teman-temanmu yang tinggal di Bali. Bahwa jika mereka menodai kesucian adat istiadat kami, melanggar peruntukan izin tinggal (misal visa turis, tapi malah bekerja/buka usaha di Indonesia), kami tidak akan segan-segan menindak dan melaporkan pada pihak berwajib. Terima kasih."

3 dari 4 halaman

Tuai Kecaman

Sebelumnya, Niluh mengecam kelakuan turis asing tersebut. "Kamu tahu pohon Kayu putih yang telah berusia 700 tahun ini terletak di belakang Pura Babakan? Artinya apa? Pura ini masuk dalam lingkungan tempat suci," tulis Ni Luh dalam sebuah unggahan di akun Instagram pribadi.

Ia menulis lagi, "Kalau mau meditasi atau selfie silakan. Maksudmu apa??? Demi konten??? Kesucian pura jadi tercemar karena kelakuanmu."

Di kesempatan itu, Niluh juga menyarankan agar pihak berwenang mengecek izin tinggal dari turis asing itu maupun pihak yang memotret dan membagikannya di media sosial. "Please cek izin tinggalnya pak. Cek juga izin usahanya. Kalau terbukti melanggar, deportasi aja daripada bikin leteh Bali. Salam sayang, Niluh Djelantik," tambahnya.

Sayangnya, ini bukan kali pertama kelakukan turis asing di Bali bikin geleng-geleng kepala dalam waktu dekat. Sebelum Alina, seorang warga negara asing (WNA) melakukan aksi menari tanpa busana yang kemudian dibagikan melalui unggahan reel di akun Instagram-nya.

4 dari 4 halaman

Menari Telanjang di Puncak Gunung Batur

Akun bernama Jeff Craigen tersebut diduga melakukan tarian ala ritual suku Maori di puncak utara Gunung Batur. Walau video tersebut sudah dihapus, lakunya tetap dianggap bertentangan dengan nilai budaya Bali.

Di unggahan berbeda, Craigen menjelaskan bahwa tariannya di atas gunung tidak bermaksud menjelek-jelekkan salah satu adat. Lebih lanjut, aksi tersebut ia lakukan sebagai bentuk ekspresi diri dalam menikmati alunan musik yang mengalir di telinganya.

"Niat saya hanya untuk menikmati suara, ekspresi, dan gerakan, dan kebebasan dari seluruh keberadaan saya," ia menjelaskan dalam bahasa Inggris. Terkait berbagai kecaman yang gencar menghampiri, pemilik akun @mind_body_healer tersebut enggan menanggapi lebih jauh.

"Bagi yang membenci saya, saya tidak mengirimi Anda apapun selain cinta dan keberkatan atas nama Yesus," ia melanjutkan.

Sebagian besar warganet memang mengecam kelakuan Craigen yang dianggap tidak pantas. Beberapa di antaranya bahkan menyarankan supaya WNA tersebut dideportasi dari Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.