Sukses

Inisiatif Batu Bata Berlubang untuk Sarang Lebah, Apa Kata Ilmuwan?

Kata beberapa ahli, batu bata khusus dapat menarik tungau atau mendorong penyebaran penyakit jika tidak dibersihkan dengan benar.

Liputan6.com, Jakarta - Kemajuan dan perkembangan zaman ditandai dengan hadirnya beragam inisiatif kreatif. Salah satunya adalah batu bata berlubang sebagai sarang lebah yang bertujuan melindungi populasi hewan penghasil madu ini.

Dilansir dari The Guardian, Rabu, 2 Februari 2022, inisiatif yang lahir di Brighton, Inggris ini bisa lebih berbahaya daripada bermanfaat baik, para ilmuwan memperingatkan. Dewan di Brighton telah meloloskan persyaratan perencanaan yang berarti setiap bangunan baru setinggi lebih dari lima meter harus menyertakan swift boxes dan batu bata khusus dengan lubang yang dikenal sebagai batu bata lebah.

Mereka akan menyediakan ruang bersarang dan hibernasi untuk lebah soliter. Namun, para ilmuwan telah memperingatkan langkah ini tidak akan membuat perbedaan nyata bagi keanekaragaman hayati. Beberapa berpendapat bahwa itu dapat memperburuk keadaan bagi lebah jika lubang tidak dibersihkan dengan benar dan menarik tungau atau mendorong penyebaran penyakit.

Ide itu pertama kali diungkap pada 2019 oleh anggota dewan Robert Nemeth, dan syarat tersebut dilampirkan pada semua izin perencanaan setelah 1 April 2020. Seorang profesor biologi di University of Sussex Dave Goulson menyebut ia telah mencoba batu bata lebah dan lubangnya tidak cukup dalam untuk menjadi "rumah ideal bagi lebah". Tetapi hal tersebut "mungkin lebih baik daripada tidak sama sekali".

"Bata lebah tampak seperti aktivitas pemindahan bagi saya. Kami bercanda jika kami berpikir memiliki salah satu dari ini di setiap rumah akan membuat perbedaan nyata bagi keanekaragaman hayati," katanya.

Nemeth melanjutkan bahwa diperlukan tindakan yang jauh lebih substansial. "Batu bata ini dapat dengan mudah digunakan sebagai 'strategi komunikasi dan pemasaran yang diadopsi oleh perusahaan' oleh pengembang," tambahnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Pro Kontra

Seorang mahasiswa pascasarjana dari University of Louvain di Belgia, Sebastian Worms menjelaskan batu bata merupakan alat pendidikan untuk anak-anak dan dapat berdampak negatif jika terlalu besar dan tidak cukup dibersihkan. "Untuk membantu lebah lebih baik memperkenalkan lebih banyak bunga," katanya.

Ahli entomologi dan profesor komunikasi sains di University of Gloucestershire, Adam Hart mengungkapkan terkadang "intervensi yang bermaksud baik dapat memiliki konsekuensi yang tidak diinginkan". "Akan baik untuk lebih banyak meneliti tentang semua 'hotel lebah' ini sehingga lebah bisa mendapatkan manfaat maksimal dari keinginan orang untuk membantu mereka," katanya.

Namun, tidak semua orang setuju bahwa batu bata adalah ide yang buruk. Francis Gilbert, seorang profesor ekologi di University of Nottingham, menyebut batu bata lebah tidak perlu dibersihkan.

3 dari 4 halaman

Kata Ahli

Tungau akan pergi setelah satu hingga dua musim dan kemudian lebah akan berkolonisasi kembali, jelas Gilbert. "Akan ada mikroba menguntungkan di dalam lubang juga, jadi jangan dibersihkan. Jadi batu bata lebah adalah hal yang sangat baik," jelasnya.

Seorang profesor ekologi sensorik dan perilaku di Queen Mary University, Lars Chittka menjelaskan bahwa lebah "secara alami memiliki perilaku higienis yang memungkinkan mereka untuk mengurangi risiko setidaknya sampai batas tertentu, atau bahwa mereka akan menilai keadaan lubang sebelum menggunakannya, yang sampai batas tertentu harus mengimbangi risiko yang datang dengan peluang bersarang jangka panjang seperti itu."

"Mungkin saja proyek Brighton memberikan kesempatan untuk mempelajari risiko dan manfaat dalam skala yang cukup luas, dan dalam jangka waktu yang lama, katakanlah lima tahun. Tapi saya pasti akan merekomendasikan untuk tidak menyalin proyek ini di seluruh negeri sebelum manfaat dan risiko jangka panjang dieksplorasi," Nemeth,

4 dari 4 halaman

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.