Sukses

Busana Tanpa Tren, Cara Baru Chanel Dorong Fesyen Berkelanjutan

Perubahan yang dipengaruhi fesyen keberlanjutan ini juga tentang menyoroti pekerja di balik layar pertunjukan Chanel.

Liputan6.com, Jakarta - Fesyen berkelanjutan masih jadi topik yang terus disuarakan pelaku industri fesyen, termasuk para raksasa mode seperti Chanel. Dalam implementasi terbaru, rumah mode asal Paris, Prancis ini menerapkan prinsip busana tanpa tren, mencerminkan perubahan yang dipengaruhi keberlanjutan dalam bisnis mode.

Mengutip Guardian, Rabu (8/12/2021), tempat pertunjukan catwalk Chanel adalah bengkel yang merayakan seni kuno pakaian buatan tangan yang bertahan seumur hidup. Desainer Virginie Viard hanya mengambil busur terpendek di acara Métiers d'art Chanel.

Alih-alih, sorotannya jatuh pada 600 penyulam, pleaters, pandai emas, dan perajin lain yang bekerja di gedung canggih, le19M. Victoire, seorang perajin berusia awal 20-an, memberikan demonstrasi pra-pertunjukan tentang jahitan quilted merek dagang Chanel sementara Marina, pembuat perhiasan, memaparkan pembuatan sepasang anting double-C merek tersebut.

Potongan mode yang dibuat di le19M akan melampaui "anggaran semua konsumen terkaya," tapi prinsip pakaian tanpa tren dibuat untuk bertahan lama. Juga, supaya "lebih sesuai dengan semangat zaman."

Acara pertunjukan yang menyoroti bakat orang-orang di belakang layar, kontras dengan ketika mendiang Karl Lagerfeld jadi pentolan Chanel, mencerminkan perubahan yang dipengaruhi keberlanjutan dalam industri. Ini termasuk mempertimbangkan bagaimana pakaian dibuat.

"Ketika memikirkan sebuah studio mode, Anda membayangkan sesuatu yang lawas," kata Bruno Pavlovsky, presiden mode Chanel. "Kami ingin membangun suatu tempat di mana kaum muda ingin bekerja, jadi kami berusaha untuk tidak membuatnya membosankan."

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bertahan di Masa Mendatang

Kerangka luar dari tiang beton putih membungkus bangunan tujuh lantai seperti jaring benang sutra raksasa. Pavlovsky percaya bahwa merekrut generasi baru untuk mempelajari keterampilan yang dikesampingkan oleh kebangkitan manufaktur massal sangat penting untuk ketahanan lini mode.

Viard mengatakan, ia ingin koleksi Métiers d'art jadi "metropolitan tapi canggih" dan meminta rapper MC Solaar, nama asli Claude M'Barali, menulis narasi yang menyertainya. Jaket tweed yang terkenal hadir sebagai jaket bomber, dikenakan dengan kulot yang terlihat seperti celana pendek basket.

Ada bleached jeans dan baju olahraga yang dibordir dengan simbol Chanel double-C. Chanel sendiri minggu ini menghadapi reaksi brutal warganet setelah influencer TikTok menyoroti merek untuk penjualan kalender seharga 600 pound sterling (Rp11,4 juta).

3 dari 4 halaman

Kemarahan yang Menyebar

Video unboxing yang menampilkan stiker Chanel, tato temporer, dan bola salju plastik jadi viral. Kemarahan pun menyebar ke Instagram, di mana dalam unggahan Chanel tentang pertunjukan Métiers d'art, seorang pengguna bertanya apakah film tersebut didanai penjualan kalender mahal itu.

"Mungkin kita melakukan kesalahan," Pavlovsky mengakui. "Kami menangani masalah ini dengan sangat serius."

Chanel sebelumnya telah menunjukkan koleksi Métiers d'art di New York, Moskow, Edinburgh, dan Dubai. Dengan pengetatan pembatasan perjalanan sekali lagi, tampaknya pertunjukan di negara lain masih akan disimpan.

4 dari 4 halaman

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.