Sukses

Sandiaga Uno Optimis Pariwisata Indonesia Capai Target dan Bangkit Lagi di Tahun Depan

Tahun depan akan ada beragam event internasional di Indonesia yang bisa mendatangkan banyak wisatawan mancanegara.

Liputan6.com, Jakarta - Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia dinilai sudah mulai membaik. Beberapa bidnag usaha termasuk pariwisata juga mulai menggeliat kembali. Hal itu membuat Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf bisa mencapai target pemasukan dari bidang parekraf, baik di tahun ini maupun di tahun depan.

Rasa optimisme itu disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif atau Menparekraf Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing, Senin (8/11/2021). "Menurut data BPS, beberapa bulan terakhir ini lapangan kerja makin meningkat dan tingkat pengangguran menurun. Sekitar 70 persen ada pekerjaan baru di sektor parekraf. Ini bisa menjadi tanda-tanda awal dari kebangkitan sektor parekraf dan mudah-mudahan akan terus membaik," ucap Sandiaga.

Pria yang akrab disapa Sandi itu menambahkan, tahun depan akan ada lebih banyak event internasional di Indonesia. Kalau situasinya semakin membaik lagi, maka jumlah wisatawan terutama wisatawan mancanegara akan semakin meningkat lagi.

Di tahun ini misalnya, penyelenggaraan World Superbike atau WSBK di Mandalika pada bulan ini bisa memberikan satu pengalaman berbeda bagi seluruh pelaku wisata di seluruh Indonesia, khususnya pelaku wisata NTB. Sandi bahkan meyakini, pariwisata akan pulih dengan cepat seiring kedatangan penonton dari berbagai negara di dunia di ajang balap motor bergengsi tersebut.

"Tahun depan kita akan jadi tuan rumah KTT G-20, pastinya jumlah wisman akan bertambah banyak dari segi pesertanya saja. Lalu kita juga jadi tuan rumah pertemuan pariwisata negara Asean di bulan Januari. Belum lagi event-event di bidang lainnya seperti MotoGP di Mandalika," terangnya.

Kondisi akan lebih baik lagi karena menurut Sandi, pemerintah tetap fokus pada penanganan Covid-19 seperti terus menggiatkan vaksinasi dan menerapkan protokol kesehatan dengan sebaik mungkin. "Kondisi ini harus kita syukuri, tapi kita tak boleh lengah. Harus tetap waspada dan tetap disiplin menjalankan prokes," ujar Sandi.

Ke depannya, kata Sandi, kita ingin menerapkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan. Tujuan utama bukan pada jumlah wisatawan, tapi seberapa lama mereka berwisata dan berada di Indonesia, dan berapa yang mereka habiskan untuk berbelanja atau membeli keperluan lainnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Masa Karantina Dipersingkat

Mengenai pariwisata Bali yang masih sepi dari turis asing, Sandi mengakui kalau hal itu sudah diprediksi sebelumnya. Butuh waktu bagi para wisman untuk memutuskan bepergian ke luar negeri, termasuk ke Bali maupun wilayah lainnya di Indonesia.

Namun dengan kebijakan pengurangan masa karantina dari lima hari menjadi tiga hari, Sandi optimis para wisman akan segera berdatangan, terutama ke Bali. Sandi mengatakan, selain dipengaruhi membaiknya perkembangan kasus Covid-19 di sejumlah negara, masa karantina yang dipersingkat ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan positif oleh para wisman untuk berkunjung ke Indonesia.

Selain itu, kebijakan tes antigen dari sebelumnya tes PCR untuk naik pesawat di Jawa-Bali juga berpengaruh pada meningkatnya jumlah wisatawan. Sandi menyampaikan, selama tiga hari terakhir rata-rata orang yang datang ke Bali mencapai lebih dari 9.500 orang dan terjadi peningkatan sebesar 20 sampai 25 persen.

3 dari 4 halaman

Sinyal Positif

Bali juga akan menjadi tuan rumah kegiatan olahraga berskala internasional, seperti event badminton yang akan dilaksanakan pada November ini yang diharapkan bisa menjadi faktor pendorong. Sandi menilai, kegiatan tersebut tentu menjadi satu sinyal positif dan memberikan semangat kepada teman-teman industri pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali yang sudah 1,5 tahun mengalami dampak yang signifikan.

Namun Sandi menyoroti catatan pelanggaran prokes yang kerap dilakukan wisatawan di Bali. Di antaranya adalah soal banyaknya kerumunan dan kelalaian dalam menggunakan aplikasi PeduliLindungi.

"Ada sejumlah pelanggaran terkait kerumunan dan kelalaian men-scan QR Code di aplikasi PeduliLindungi. Untuk pemakaian masker semakin hari memang semakin baik kepatuhannya. Tingkat kerumunan yang perlu kita perbaiki," ujarnya.

"Dengan meningkatnya citra pariwisata di Bali melalui berbagai event ini, maka diharapkan perekonomian Bali juga akan meningkat dan mampu mendatangkan wisatawan mancanegara," harap Sandi.

4 dari 4 halaman

8 Tips Liburan Akhir Tahun Minim Risiko Penularan Covid-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.