Sukses

Optimalisasi Penanganan Kanker Payudara dengan Teknologi Digital

Kanker payudara masih jadi momok di Indonesia, di mana 70 persen pasien rata-rata didiagnosa dalam stadium lanjut.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia masih dihadapkan dengan tantangan pengobatan pasien kanker payudara. Urgensinya kian meningkat karena, berdasarkan data Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta tahun ini, sebagian besar pasien terdiagnosis kanker payudara dalam stadium lanjut.

"70 persen datang di stadium 3B," kata Head of Partnerships Docquity dr. Karina Andini dalam virtual media gathering peluncuran Breast Cancer Experts Network (BCEN), Selasa, 2 November 2021.

Karena itu, Roche Indonesia dan Docquity merilis jejaring digital dokter onkologi pertama di Indonesia, Breast Cancer Experts Network (BCEN). Teknologi digital ini bertujuan mengoptimalisasi penangangan kanker payudara di dalam negeri.

Selain juga mendukung transformasi ekosistem layanan kesehatan di Indonesia, dengan memungkinkan para ahli onkologi berbagi informasi dan pengalaman melalui jejaring digital. Ini diharapkan mampu meningkatkan hasil penatalaksanaan bagi pasien kanker payudara.

"Kami yakin jalur komunikasi langsung bagi dokter, serta cara bertukar data dan informasi penatalaksanaan terbaru yang mudah dan cepat ini akan jadi faktor penting untuk meningkatkan hasil keluaran pasien," ucap dr. Dini.

Jejaring ini sekaligus memberi kesempatan pada dokter spesialis onkologi di kota kecil maupun daerah terpencil untuk mendapat akses edukasi lebih dalam, serta pembaruan pengetahuan. Ia menyebut, setidaknya ada tiga pilar dalam pelaksanaannya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tidak Dipungut Biaya

Pertama, dr. Dini menjelaskan, meraih dan meningkatkan kesadaran yang dilakukan dengan pembentukan komunitas dokter spesialis onkologi. Kemudian, memberi undangan langsung bagi dokter melalui institusi maupun asosiasi spesialisnya.

"Saat ini sudah ada 217 anggota (BCEN) di berbagai kota di Indonesia," imbuhnya.

Kemudian, tahapan edukasi. Ini dilakukan dengan program pembelajaran dan pelatihan daring. Rangkaiannya meliputi multidisciplinary team, pendidikan kedokteran berkelanjutan, webinar, doctalks, dan Ask the Expert.

Terakhir, mengumpulkan insights melalui survei yang mencakup kebutuhan dokter dan pandangan pasien. Lebih lanjut dr. Dini mengatakan, jejaring ini hanya terbuka untuk tim multidisiplin yang menangani pasien kanker payudara.

"Mereka juga wajib memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) yang masih aktif," tuturnya. "Nantinya bisa mengakses aplikasi Docquity tanpa dipungut biaya."

3 dari 4 halaman

Bukan Inisiasi Pertama

Platform BCEN merupakan bentuk komitmen berkelanjutan Roche Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan kapasitas pelayanan kesehatan di Indonesia. Awal tahun ini, mereka telah merilis inisiasi "Berani Cari Tahu" untuk pasien kanker payudara.

Dalam situs web beranicaritahu.com, pihaknya menyediakan informasi komprehensif untuk pasien. Ini termasuk deteksi dini, diagnosa, dan informasi berbagai macam terapi yang bertujuan memberdayakan pasien untuk terlibat secara aktif dalam memahami perjalanan pengobatan kanker payudaranya.

Mereka juga menyediakan ruang digital untuk berdiskusi dengan dokter guna membuat keputusan medis bersama. Berbagai upaya ini dilakukan agar terus berkontribusi dalam mewadahi pertukaran informasi dan pengetahuan, tidak hanya antarahli dan tenaga medis profesional, namun juga membangun komunikasi antara dokter dan pasien.

4 dari 4 halaman

Infografis 5 Tips Tetap Sehat di Masa Pandemi COVID-19

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.