Sukses

Terobosan Tiket ke Mana Saja Bertarif Rp50 Ribu untuk Lawan Perubahan Iklim

Tiket ke mana saja ini merupakan inisatif dalam mendorong publik beralih ke moda transportasi lebih berkelanjutan demi memerangi perubahan iklim.

Liputan6.com, Jakarta - Upaya memerangi perubahan iklim terus dilakukan berbagai pihak melalui sederet terobosan. Bagi Austria, cara ini ditempuh dengan meresmikan tiket ke mana saja senilai 3,5 dolar Amerika Serikat (AS) (Rp50 ribu).

Melansir CNN, Senin, 1 November 2021, 15 tahun setelah pertama kali diusulkan, Klimaticket atau tiket iklim Austria resmi diterbitkan pada Selasa, 26 Oktober 2021. Layanan ini menawarkan perjalanan tanpa batas di semua moda transportasi umum guna melawan perubahan iklim.

Tiket tahunannya bertarif seharga 1.267 dolar AS (Rp18 juta), 24 dolar AS (Rp345 ribu) per minggu, atau 3,5 dolar AS (Rp50 ribu) per hari. Jika semuanya berjalan sesuai rencana, itu akan mendorong orang meninggalkan kendaraan pribadi untuk bentuk perjalanan lebih ramah iklim.

Transportasi umum nyatanya sudah populer di Austria. Kombinasi layanan yang andal, berkualitas tinggi, terintegrasi, tiket sederhana, dan harga menarik telah lama memenangkan hati para komuter dan pelancong.

Meski orang Austria lebih sering melakukan perjalanan dengan kereta api setiap tahun daripada semua orang di Eropa kecuali Swiss, menurut angka resmi pemerintah, hanya 16 persen perjalanan pada 2018 dilakukan dengan transportasi umum.

Klimaticket diharapkan dapat mengubahnya dengan membuat tarif transportasi umum jauh lebih terjangkau dan nyaman, terutama bagi pengguna sehari-hari. Tanda-tandanya positif, dengan minat awal yang begitu besar terhadap diskon tiket early bird yang membuat situs web pemesanannya sempat mogok.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Bukan Gagasan Baru

Pelopor inisiatif ini adalah "superminister" Green Party Austria, Leonore Gewessler. Tanggung jawabnya meliputi aksi iklim, lingkungan, energi, mobilitas, inovasi, dan teknologi dalam pemerintahan koalisi saat ini.

"Saya pikir Anda bisa melihat betapa bahagianya saya," katanya setelah mengumumkan kesepakatan. "Ini adalah hari besar bagi iklim dan transportasi. Jika musim panas ini menunjukkan sesuatu pada kita, itu berarti krisis iklim telah datang."

Tiket nasional dan kartu diskon bukanlah hal baru di Eropa. Swiss, Austria, dan Jerman telah menawarkan tiket perjalanan bulanan, kartu setengah tarif, dan diskon lain untuk mendorong penggunaan transportasi umum. Apa yang membuat penawaran baru Austria berbeda adalah harganya yang sangat rendah.

Kartu perjalanan General Abonnement (GA) Swiss menawarkan penggunaan tak terbatas dari seluruh jaringan transportasi umum, tapi harganya tiga kali lipat. Tiket tahunan serupa untuk bus, kereta api, dan metro di Belanda bernilai lebih dari 3,5 ribu dolar AS (Rp50 juta).

3 dari 4 halaman

Beralih ke Mode Perjalanan Lebih Berkelanjutan

Rencana Induk Mobilitas 2030 pemerintah Austria bertujuan mengurangi penggunaan mobil pribadi, dari 70 persen total kilometer perjalanan tahunan jadi 54 persen pada 2040. Juga, meningkatkan pangsa transportasi umum dari 27 persen jadi 40 persen di saat yang sama.

Mereka juga bermaksud menggandakan perjalanan aktif, dari berjalan kaki sampai bersepeda, dari tiga persen jadi enam persen. Penumpang di kereta listrik hanya membutuhkan 55 persen energi yang digunakan mobil listrik baterai untuk perjalanan yang sama, menurut rencana induk.

Artinya, pengurangan emisi karbon yang besar dapat dilakukan dengan persentase yang relatif kecil untuk beralih ke mode perjalanan lebih berkelanjutan. Dua tahun terakhir telah jadi waktu perdebatan dan kritik yang intens.

Narasi semacam ini terutama datang dari lebih banyak daerah pedesaan di mana kepadatan dan penggunaan angkutan umum berada pada titik terendah. Partai-partai oposisi menyambut baik pengenalan tiket tersebut, tapi mengatakan itu hanya langkah pertama menuju pencapaian tujuan iklim.

Johannes Margreiter, juru bicara transportasi untuk partai liberal Neos, mengatakan, "Harga bukanlah alasan orang tidak beralih ke transportasi umum. Di banyak tempat, masalahnya adalah kurangnya ketersediaan (transportasi umum) karena koneksi yang buruk, bahkan tidak ada sama sekali."

4 dari 4 halaman

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.