Sukses

Lembah Bamiyan di Afghanistan, Warisan Dunia UNESCO yang Merana

Sebagai salah satu Warisan Dunia UNESCO, Lembah Bamiyan di Afghanistan kondisinya merana, terutama sejak dihancurkannya patung Buddha.

Liputan6.com, Jakarta - Afghanistan memiliki banyak destinasi wisata, salah satunya yang cukup terkenal adalah Lembah Bamiyan yang menjadi Warisan Budaya UNESCO. Sebuah kota yang berada di ketinggian 2.800 meter dari permukaan laut dan merupakan kota terbesar di kawasan Hazarajat, Afgganistan, itu terdapat patung Buddha.

Lembah Bamiyan terletak di bagian tengah Afganistan yang menjadi tempat persilangan budaya dari jalur sutera. Hal ini dengan ditemukannya berbagai ornamen yang memiliki corak budaya Buddha mulai dari patung hingga lukisan di kawasan ini.

Namun, patung tersebut sudah menghilang akibat dibom oleh Taliban pada Maret 2001. Padahal, patung raksasa tersebut sudah berdiri tegak di tebing Lembah Bamiyan selama berabad-abad.

"Pada Maret 2001, tentara Taliban menghancurkan dua patung raksasa karena mereka menganggap tidak sesuai dengan syariat Islam. Patung tersebut adalah San Song dengan tinggi 54 meter dan patung dengan sosok perempuan Shamoma dengan tinggi 38 meter," ungkap Reza Goulam dari UNESCO Kabul, seperti sempat diberitakan kanal Art and Culture Liputan6.com.

Setelah kejadian pengeboman ini, barulah UNESCO bisa mengukuhkan Lembah Bamiyan ke dalam Situs Warisan Dunia pada 2003. Situs ini juga langsung masuk dalam kategori bahaya yang perlu diselamatkan segera.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kejahatan Arkeologi

Tak hanya merusak patung, menembak dengan roket, dan dinamit, Taliban juga mempekerjakan penduduk setempat sebagai kuli angkut untuk membawa tumpukan bahan peledak ke pangkalan dekat patung Buddha. Warga Bamiyan, Ghulam Sakhi, mengaku masih dihantui perasaan bersalah atas paksaan menghancurkan patung Buddha.

"Ini tidak seperti kenangan yang bisa Anda lupakan," katanya kepada AFP, seraya mengatakan dia diculik dari pasar bersama dengan belasan orang lainnya, seperti dikutip dari laman dw.com, Rabu (18/8/2021).

Penghancuran patung Buddha di Bamiyan dianggap sebagai salah satu kejahatan arkeologi terbesar yang tercatat. Pertama kali disebutkan dalam tulisan seorang peziarah Tiongkok pada 400 M, patung-patung itu berfungsi sebagai bukti peradaban Buddha di jantung Hindu Kush yang diukir dengan susah payah.

3 dari 4 halaman

Daya Tarik

Adanya patung Buddha di Bamiyan menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Afghanistan. Kata Sakhi, turis asing datang dalam jumlah besar untuk mengunjungi patung-patung itu.

"Itu (lembah Bamiyan memiliki) pemandangan yang indah, sumber harapan bagi banyak orang," kata Hamza Yosufi, warga yang menyaksikan kehancuran patung Buddha.

Menurut Reza dari UNESCO Kabul, banyak kerusakan parah yang terjadi pada situs warisan dunia ini akibat di bom oleh tentara Taliban. Pada akhirnya kedua patung ini tidak bisa diselamatkan lagi, karena terlalu banyak serpihan batu akibat peledakan yang telah dibersihkan hingga 2006.

4 dari 4 halaman

Infografis Kejatuhan dan Kebangkitan Taliban di Afghanistan

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.