Sukses

6 Fakta Menarik tentang Madiun, Kota Kecil yang Bersejarah dan Punya Banyak Julukan

Pemberontakan PKI yang pertama terjadi pada 1948 di Madiun, kota yang punya banyak julukan.

Liputan6.com, Jakarta - Madiun adalah kota kecil yang berada di provinsi Jawa Timur. Lebih tepatnya, Madiun berada di dekat perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah. Madiun juga menjadi ibu kota Karesidenan Madiun dan hanya memiliki 3 kecamatan dan 27 kelurahan. Dengan luas 33,92 km persegi, kota ini terletak 160 km sebelah barat Surabaya dan 111 km sebelah timur Kota Solo, Jawa Tengah.

Meski tidak besar, Madiun memiliki banyak julukan, salah satunya adalah Kota Karismatik Madiun yang menjadi branding untuk promosi pariwisata mereka sejak 2018. Penobatan tersebut bersamaan dengan peluncuran pakaian (menggunakan udeng atau pengikat kepala dan jarit atau kain panjang untuk pria) dan tarian adat khas Kota Madiun di Alun-Alun Kota.

Apalagi, brand Kota Karismatik Madiun, telah mewakili beragam unsur, mulai dari kuliner, seni, budaya, wisata dan pelayanan publik. Madiun merayakan hari jadi tiap 20 Juni. Hal itu berlandaskan peraturan pemerintah Hindia Belanda pada Staablad tahun 1918 nomer 326. Pembentukan Kota Praja Madiun ini menyusul banyaknya warga Belanda dan Eropa yang bermukim di Madiun.

Sejumlah pihak menilai penentuan hari jadi itu kurang nasionalis karena merupakan produk kolonial Belanda. Namun sampai saat ini belum ada rencana untuk mengganti hari jadi Madiun yang akan memasuki usia 103 tahun pada 20 Juni nanti. ukan itu saja hal-hal menarik tentang Madiun, simak selanjutnya seperti dilansir dari beragam sumber, berikut ini.

1. Asal Usul Nama Madiun

Pada 1686, kekuasaan pemerintahan Kabupaten Purabaya (nama awal Madiun) diserahkan oleh Bupati Pangeran Timur (Panembahan Rangga Jumena) kepada putrinya Raden Ayu Retno Dumilah. Pada 1586 dan 1587 Mataram menyerang ke Purbaya dengan Mataram menderita kekalahan berat.

Pada 1590, dengan berpura-pura menyatakan takluk, Mataram yang dipimpin Sutawijaya menyerang pusat istana Kabupaten Purbaya yang hanya dipertahankan oleh Raden Ayu Retno Djumilah dengan sejumlah kecil pengawalnya. Perang tanding terjadi antara Sutawidjaja dengan Raden Ayu Retno Djumilah yang dilakukan di sekitar sendang di dekat istana Kabupaten Wonorejo.

Sutawijaya menang dan merebut Pusaka Tundung Madiun, yaitu senjata berupa keris yang kabarnya punya kekuatan luar biasa. Melalui bujuk rayunya, Raden Ayu Retno Djumilah dipersunting oleh Sutawidjaja dan diboyong ke istana Mataram di Plered (Jogjakarta). Sebagai peringatan penguasaan Mataram atas Purbaya tersebut maka, pada hari Jumat Legi 16 November 1590 Masehi nama "Purbaya" diganti menjadi "Madiun".

2. Saksi Keganasan PKI Madiun

Salah satu peristiwa penting dalam sejarah Indonesia pernah terjadi di Madiun, yaitu pemberontakan PKI (Partai Komunis Indonesia) 1948 atau disebut juga disebut Peristiwa Madiun yang terjadi pada 18 September 1948. Pemberontakan ini dilakukan oleh Front Demokrasi Rakyat dan dipimpin oleh Musso, yang terdiri atas PKI, Partai Sosialis Indonesia (PSI), Partai Buruh Indonesia (PBI), Pemuda Rakyat (PR), dan Sentral Prganisasi Buruh Seluruh Indonesia (SPBSI).

Pemberontakan ini menelan banyak korban jiwa. Banyak terjadi pembunuhan dan perusakan fasilitas umum. Untuk mengenang pemberontakan PKI di Madiun 1948. Pemerintah Madiun membangun monumen keganasan pemberontakan PKI Madiun di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun.

Saksikan Video Pilihan Berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

3. Kota Gadis

Julukan yang satu ini sangat legendaris, khususnya bagi masyarakat kota Madiun. Mungkin Anda berpikir bahwa "gadis" yang dimaksud adalah kota Madiun memiliki banyak gadis ketimbang penduduk pria. Namun jangan salah, kata "gadis" sendiri merupakan singkatan perdagangan, pendidikan, dan perindustrian.

Madiun memiliki lebih dari 200 instansi pendidikan. Salah satunya adalah Akademi Perkeretaapian Indonesia yang merupakan satu-satunya kampus perkeretaapian di Indonesia. Di bidang industri, Kota Madiun memiliki beberapa perusahaan berskala besar seperti Pabrik Rokok Sampoerna, Gudang Garam, PT. Industri Kereta Api (INKA), dan juga Pabrik Gula Rejo Agung yang ada sejak 1894.

Selain itu, terdapat banyak UMKM yang bergerak di berbagai bidang, salah satunya oleh-oleh khas Madiun. Ada kerupuk puli, madumongso, dan sambel pecel. Sedangkan dalam bidang perdagangan, merupakan sektor yang berjalan dari bidang industri dan sektor pendukung lainnya.

4. Kota Pendekar

Pada 2017, Kota Madiun menambah julukan sebagai Kota Pendekar. Julukan tersebut bukan berarti ada banyak pendekar, melainkan banyak perguruan ilmu bela diri yang terdapat di kota tersebut, seperti perguruan pencak silat, karate, muay Thai, dan lain-lain.

Ada sedikitnya 12 perguruan pencat silat di Kota Madiun, di antaranya Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Persaudaraan Setia Hati Winongo (PSHW), dan Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia (IKSPI) Kera Sakti. Selain itu ada pula Persaudaraan Setia Hati Tuhu Tekad (PSHTT), Ki Ageng Pandan Alas, IKS Pro Patria, Persaudaraan Pangastuti Tundung, Tapak Suci Putra Muhammadiyah.

Kemudian ada Persinas ASAD, Merpati Putih, Pagar Nusa, dan Cempaka Putih. Beberapa perguruan pencak silat tersebut memiliki murid atau pengikut yang tersebar di seluruh Indonesia bahkan ke mancanegara.

3 dari 4 halaman

5. Kota Pecel

Selain Kota Pendekar, Kota Madiun juga terkenal sebagai kota Pecel. Cita rasa masakan pecel yang khas, membuat pecel Madiun berbeda dengan pecel lain dan selalu dikenang oleh mereka yang pernah merasakannya. Di Kota Madiun, pecel biasa disantap setiap saat, tak hanya saat malam hari, tapi juga siang dan bahkan saat pagi hari untuk sarapan.

Dari sekian banyak warung atau pedagang yang menjual pecel, ada satu tempat makan nasi pecel yang sangat terkenal, namanya Depot Nasi Pecel 99. Warung nasi pecel ini digandrungi artis hingga presiden.

Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), pun sudah dua kali datang, pada 2009 dan 2014, untuk menikmati lezatnya nasi pecel olahan Karyono-Herimurti ini. Begitu juga Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang juga pernah terlihat mampir di warung nasi pecel ini.

6. Kota Brem

Makanan brem merupakan makanan khas Madiun yang sudah dikenal luas. Brem adalah makanan yang berasal dari sari ketan yang dimasak dan dikeringkan. Brem merupakan hasil fermentasi ketan hitam yang diambil sarinya saja lalu diendapkan selama sehari semalam.

Brem memiliki bentuk persegi panjang dan memiliki banyak varian rasa, mulai dari rasa original, stroberi, durian, dan cokelat. Brem menjadi oleh-oleh khas yang wajib dibeli ketika berkunjung ke Madiun. (Melia Setiawati)

4 dari 4 halaman

5 Tips Liburan Aman Saat Pandemi

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.