Sukses

Tak Hanya Perempuan, Laki-Laki Perlu Ciptakan Kampus yang Aman dari Kekerasan Seksual

Tak hanya perempuan, laki-laki pun punya peran menciptakan kampus yang aman.

Liputan6.com, Jakarta - Laki-laki memiliki peran yang besar untuk menentang kekerasan seksual, tidak hanya perempuan. Laki-laki perlu diajak berkontribusi dalam mencermati isu kekerasan kekerasan di sekitar kita, termasuk di kampus.

"Selama ini kita tahu bahwa kampus menjadi pihak yang rentan atu rawan untuk terjadinya kekerasan seksual. Saat ini kejadiannya masih terus berlangsung. Dalam sebuah riset mengatakan ada yang menjadi korban (kekerasan seksual) dalam dua jam," ujar CEO The Body Shop Indonesia, Aryo Widiwardhono dalam acara Campus Online Talkshow: Ciptakan Kampus Aman: Laki-laki Perlu Kontribusi, secara daring, Jumat, 19 Februari 2021.

Bagi Aryo, saat ini terjadi darurat kekerasan seksual. Oleh karena itu, sangat penting masyarakat, baik, laki-laki dan perempuan agar terlindungi dari kekerasan seksual.

"Sudah seharusnya semua pihak bersama-sama mendukung terciptanya suasana dan lingkungan kampus yang aman, baik bagi kalangan pengajar maupun mahasiswa dari ancaman pelecehan dan kekerasan seksual," imbuh Aryo.

Saat ini, lanjut Aryo, kekerasan seksual yang terjadi di lingkungan pendidikan menunjukkan angka yang semakin tinggi. Aryo menegaskan, perlu upaya bersama, baik perempuan dan laki-laki.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Tanggung Jawab Bersama

Senada dengan Aryo, psikolog dari Yayasan Pulih mengungkapkan menciptakan rasa aman merupakan tanggung jawab bersama, baik laki-laki maupun perempuan. "Kita perlu paham kesetaraan antara perempuan dan laki-laki adalah salah satu prinsip untuk menghentikan kasus kekerasan berbasis gender ini, maka baikperempuan maupun laki laki harus terlibat dan berkontribusi bersam," ujar Ika.

Rory Asyari meminta laki-laki di kampus harus membela jika ada korban kekerasan seksual, baik terhadap perempuan maupun laki-laki. "kita butuh semakin banyak feminist men yang punya semangat aktivism membela yang lemah," tegasnya. Tak hanya itu, Rory mengatakan mengumumkan bahwa sebuah kampus tidak menolerir bentuk kekerasan seksual juga penting.

"Dengan mengumumkan bahwa kampus kami  tidak menolerir bentuk kekerasan seksual, maka akan menyelamatkan nama kampus ketimbang menutup diri," tandas Rory.

3 dari 3 halaman

Tarik Ulur RUU Penghapusan Kekerasan Seksual

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.