Sukses

Membiasakan Pola Makan Ramah Lingkungan Lewat Kampanye 21 Hari Vegan

Jumlah orang yang mempertimbangkan pola makan vegan terus meningkat setiap tahun.

Liputan6.com, Jakarta -  Organisasi perlindungan hewan, Sinergia Animal, menawarkan dukungan gratis bagi mereka yang ingin mencoba pola makan berbasis nabati dengan bantuan profesional serta komunitas

Melalui berbagai informasi dari beragam kanal mengenai perubahan iklim, hak-hak hewan, berbagai produk-produk yang lebih sehat dan ramah lingkungan yang semakin mudah diakses akhir-akhir ini, jumlah orang yang mempertimbangkan pola makan vegan terus meningkat setiap tahun. Pada tahun 2018, 70 persen populasi dunia menyatakan akan mengurangi konsumsi daging.

Gerakan ini didorong oleh inisiatif seperti 21 Hari Vegan, tantangan pola makan berbasis nabati bagi para konsumen Indonesia yang didukung oleh LSM internasional, Sinergia Animal.

“Kami membantu orang-orang beralih ke pola makan vegan melalui tantangan 21 Hari Vegan. Melalui gerakan tersebut, kami memberikan dukungan yang diberikan oleh para ahli gizi spesialis, resep yang kami bagikan, dan tips lainnya. Menurut kami, aspek tersebut merupakan aspek terpenting agar tantangan ini dapat memungkinkan kami untuk mampu merangkul orang-orang baru dalam komunitas vegan ”, ungkap Annabela, Project Manager 21 Hari Vegan dari Sinergia Animal.

Tahun Baru, Solusi Baru

Selama pandemi Covid-19, perhatian publik banyak mencermati berbagai debat ilmiah serta masuk ke dalam diskusi antara hubungan produksi dan konsumsi produk hewani, terhadap lingkungan, perubahan iklim, dan kesehatan masyarakat.

“Ada bukti ilmiah yang kuat yang mendukung korelasi antara industri peternakan dan risiko munculnya penyakit menular baru. Pandemi baru dapat saja berasal dari babi dan ayam yang dibesarkan di industri peternakan,” ungkap Annabella.

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 75 persen dari semua penyakit menular yang muncul berasal dari hewan dan peternakan pabrik, pola industri yang menaruh ribuan hewan dalam satu tempat, dapat berpotensi menjadi jembatan penularan penyakit baru dari hewan ke manusia.

Selain itu, para aktivis juga mengungkapkan bahwa pola makan nabati merepresentasikan sikap etis terhadap hewan, serta sebagai pilihan yang berpotensi lebih sehat untuk diri kita sendiri, dan merupakan pilihan berkelanjutan yang jauh lebih ramah lingkungan.

“Kami yakin bahwa alasan tersebut dan berbagai alasan lainnya akan mampu mengarahkan banyak orang baru untuk mencoba pola makan nabati dan bergabung dengan komunitas vegan kami pada tahun 2021, sebagai resolusi tahun baru,” tambah Annabella.

Tahun Baru, Tantangan Baru

21 Hari Vegan menawarkan berbagai dukungan profesional dan komunitas yang suportif bagi mereka yang mencari panduan untuk mengubah kebiasaan atau pola makan mereka di Indonesia. Tahun ini saja, lebih dari 11 ribu orang di Indonesia telah mendaftar dan mencoba pola makan vegan melalui tantangan 21 Hari Vegan.

Selain menawarkan dukungan dari ahli gizi spesialis, tantangan tersebut juga memberikan banyak tips resep vegan, interaksi di grup media sosial, dan komunikasi harian kepada para pesertanya. Anda bisa mendaftar untuk 21 Hari Vegan secara gratis di https://www.21hariveg.org/T

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.