Sukses

Perubahan Iklim Bakal Bikin Turbulensi Lebih Sering Terjadi Selama Penerbangan

Di sisi lain, pengembangan teknologi guna menahan turbulensi selama penerbangan terus dikembangkan.

Liputan6.com, Jakarta - Menyaksikan seorang pramugari terbang selama turbulensi, seperti yang terlihat dalam video viral tahun lalu dalam penerbangan dari Pristina di Kosovo ke Basel-Mulhouse di perbatasan Swiss-Prancis, membuat banyak orang mengaku bergidik.

Padahal, pesawat terbang sendiri telah dirancang untuk menahan turbulensi substansial. Di sisi lain, pilot dan pramugari pun sudah dilatih untuk mengarahkan para penumpang melewatinya dengan aman.

Melansir laman Lonely Planet, Jumat, 13 November 2020, perubahan iklim yang membuat cuaca ekstrem jadi lebih umum, berdasarkan sains, bikin turbulensi akan lebih sering terjadi. Artinya, kemungkinan Anda akan mengalami turbulensi selama penerbangan akan meningkat selama beberapa dekade mendatang.

Prediksi ini dijelaskan mulai tampak pada tahun 2050 mendatang. Selain itu, turbulensi parah jarang terjadi. Tahun lalu, rata-rata, ada lebih dari seratus ribu penerbangan sehari, sebagian besar di antaranya lancar.

Prediksi kondisi penerbangan juga meningkat dan berkat sistem yang menunjukkan lokasi pesawat lebih akurat daripada di masa lalu, begitu pula akurasi pelaporan turbulensi oleh pilot. Itu memungkinkan pesawat terdekat untuk menghindari turbulensi atau menyimpan troli dan meminta pramugari duduk.

Di masa mendatang, mungkin akan ada sensor otomatis di pesawat yang memasukkan data kembali ke algoritme masif guna memberi gambaran lebih baik tentang lokasi turbulensi terjadi. Setelah punya informasi tersebut, kalkulasi lain dapat menyarankan lokasi turbulensi dengan lebih akurat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pengembangan Teknologi

Di samping itu, orang-orang pintar di pabrik pesawat sedang mencari cara mengurangi dampak turbulensi saat itu terjadi. Salah satu pilihan masa depan adalah biomimikri atau mereplikasi apa yang terjadi di alam, dengan burung dalam kasus ini.

Ujung sayap albatros, misalnya, mengepak bebas ke atas dan ke bawah. Itu mungkin terlihat sangat aneh pada skala pesawat, tapi Airbus sedang mengerjakan model skala guna melihat apa yang bisa dipelajari untuk penerbangan di masa depan.

Pun belum, pesawat pada dasanya dibuat untuk menahan turbulensi, seperti yang mungkin Anda lihat dari ujung sayap yang bergerak ke atas dan ke bawah jika sedikit bergelombang. Jadi, jangan panik saat guncangan tersebut terjadi.

Awak kabin juga sudah dilatih membuat Anda seaman mungkin. Itulah mengapa maskapai penerbangan menyarankan Anda untuk tetap mengencangkan sabuk pengaman setiap kali duduk, mengapa terkadang pramugari akan dikirim kembali ke jumpseats mereka jika perjalanan bergelombang diperkirakan, dan mengapa terkadang minuman panas tak disajikan.

Pastikan Anda dan siapa pun yang bepergian dengan Anda memakai sabuk pengangan. Juga, cobalah untuk menghindari meninggalkan barang-barang di sekitar tempat duduk yang mungkin jatuh dan melukai Anda atau orang lain bila turbulensi terjadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.