Sukses

Tingkat Perceraian di Jepang Menurun Selama Masa Karantina

Tingkat perceraian sempat diperkirakan meningkat saat karantina, namun tidak dengan di Jepang.

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi corona Covid-19 di berbagai dunia juga memengaruhi hubungan pasangan suami istri dalam keluarga. Banyak kasus perceraian yang terjadi.

Ketika karantina di Jepang pertama kali dimulai pada Maret dan April 2020, banyak orang mengira banyak persoalan keluarga meledak karena tekanan selalu bersama, dilansir dari SoraNews24, Senin, 1 September 2020.

Dengan semua orang terjebak di rumah yang sama sepanjang hari, banyak orangtua yang bekerja dari ruang tamu. Sementara itu, anak-anak juga bersekolah belajar dari rumah, semua itu diyakini bahwa tingkat perceraian akan meroket.

Banyak sumber berita di Jepang mengeluarkan artikel tentang 'perceraian corona' yang tak terhindarkan yang akan terjadi. Namun, Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang baru-baru ini merilis statistik perceraian dari Januari hingga Juni 2020.

Terdapat 100.122 kasus perceraian selama periode itu, yang mungkin terdengar sangat banyak. Ternyata data itu sebenarnya 10.923 lebih sedikit dari pada periode yang sama tahun lalu.

Seolah-olah ada efek perceraian akibat pandemi corona. Namun bukannya perceraian akibat corona yang meningkat, tapi justru perceraian menurun selama karantina.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menenangkan Diri

"Jika pasangan tidak bisa keluar, itu berarti ada saat-saat yang lebih seksi bersama di rumah," komentar seorang warganet. "Bekerja di rumah memungkinkan komunikasi yang lebih baik dan lebih banyak waktu bersama, jadi masuk akal (perceraian menurun)," imbuh warganet yang lainnya.

"Kami telah melihat cerita sebelumnya tentang bagaimana dikarantina bersama membuat pasangan jatuh cinta lagi, jadi penurunan angka perceraian sepertinya sejalan dengan itu," kata yang lain.

Perwakilan dari Kementerian Jepang memiliki pandangan yang lebih bijaksana tentang tingkat perceraian yang lebih rendah. "Semua kegiatan masyarakat saat ini terkunci, jadi mungkin ada banyak pasangan yang saat ini sedang menenangkan diri sebelum mereka mengajukan proses perceraian,"

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.