Sukses

Sederet Negara Catat Peningkatan Kasus COVID-19 Setelah Buka Perbatasan untuk Turis

Padahal, pembukaan perbatasan untuk turis di masa pandemi COVID-19 ini dilakukan secara bertahap dan di bawah praktik protokol kesehatan.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah beberapa lalu sejak sejumlah negara kembali membuka perbatasan atau mengangkat larangan perjalanan antar wilayah bagi para turis. Keputusan yang diambil di masa pandemi ini dipraktikkan beriringan dengan protokol kesehatan, di mana setiap wilayah bisa memberlakukan pengaturan berbeda satu sama lain.

Kendati sudah dirancang sedemikian rupa, regulasi itu nyatanya tak jadi jaminan kasus COVID-19 terkendali. Kasus di beberapa negara, mulai dari kawasan Asia sampai Eropa, malah melaporkan peningkatan jumlah transmisi.

Vietnam, misalnya. Melansir laman Vietnam Briefing, Selasa (4/8/2020), per 3 Agustus 2020, Kementerian Kesehatan Vietnam mengonfirmasi total 621 kasus COVID-19 dengan 373 pasien dinyatakan sembuh.

Pertama kalinya di masa pandemi, Vietnam mencatat enam kematian akibat virus corona baru. Klaster baru ini dilaporkan berlokasi di Da Nang, Dak Lak, Dong Nai, Khanh Hoa, Ha Nam, dan Quang Nam.

Pada 1 Juli lalu, Vietnam dilaporkan mengabulkan permintaan e-visa bagi warga dari 80 negara. Dengan adanya catatan kasus baru, langkah-langkah pencegahan pun kembali diambil, seperti penangguhan perjalanan kereta api, darat, maupun udara ke Da Nang.

Bar, kelab malam, serta bisnis non-esensial di Hanoi dan Ho Chi Minh tutup kembali pada 30 dan 31 Juli 2020 sampai waktu yang belum ditentukan. Da Nang pun memberlakukan 15 hari social distancing terhitung 28 Juli 2020 demi menginvestigasi sumber penyebaran wabah dan mencegah transmisi COVID-19 lebih luas.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Negara-Negara Eropa

Berdasarkan laporan The Guardian, Belgia dan Luksemburg pun mengalami nasib serupa Vietnam. Catatan kasus di Belgia naik hampir tiga kali lipat pada Juli, yakni dari 615 ke 1.751. Sementara, level infeksi di Luksemburg 15 kali lebih tinggi per kapita ketimbang Inggris Raya.

Sementara, seiring kasus COVID-19 meningkat, pemerintah Kroasia tetap mengatakan wilayahnya aman bagi turis. Pasal, penambahan transmisi dalam jumlah besar terjadi di wilayah bagian timur, jauh dari area pesisir yang populer bagi pelancong.

Penambahan kasus ini sementara dihubungkan dengan acara dengan audiens dalam jumlah besar, turnamen, pesta pernikahan, dan kumpul-kumpul keluarga besar. Pelarangan baru pun sudah diambil, ungkap dewan turis setempat.

Kemudian, menurut DW, bertambahnya infeksi COVID-19 di Austria, pekan lalu, dihubungkan dengan resort liburan, Wolfgangsee, yang mencatat 53 kasus baru.

Klaster penyebaran ini dilaporkan berhasil dilacak ke hotel dan bar, juga salah satu toko di kota St. Wolfgang. Penyebarannya pun telah dihubungkan dengan sebuah guesthouse dan bathing area di Ried/St. Gilgen, serta guesthouse di kota Strobl.

Seiring pembukaan kembali perbatasan untuk Portugal dan 14 negara bukan Eropa pada Rabu, 29 Juli 2020, Kementerian Kesehatan Spanyol melaporkan 388 kasus baru COVID-19.

Terlepas dari permbukaan secara bertahap yang dilakukan, bandara-bandara di Spanyol dilaporkan sibuk di masa liburan musim panas. Harian setempat, El Pais, melaporkan bahwa ada hampir 1,5 ribu penerbangan, baik kedatangan maupun keberangkatan, yang dijadwalkan pada Rabu, 29 Juli 2020. Padahal, di waktu yang sama tahun lalu, bandara di seantero Spanyol menjadwalkan 6,5 ribu penerbangan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.