Sukses

Cara Mengetahui Kebutuhan Air Anak Agar Tidak Mengalami Dehidrasi

Masalah dehidrasi pada anak bisa berbahaya dan bisa memengaruhi metabolisme pertumbuhan anak.

Liputan6.com, Jakarta - Orangtua perlu tahu kalau kebutuhan air untuk anak dan orang dewasa sangat berbeda. Kandungan air dalam tubuh orang dewasa sebanyak 60 persen, sementara anak sebanyak 70 persen hingga 75 persen.

Di sisi lain, kandungan air pada bayi terdiri dari 80 persen. Itulah mengapa, masalah dehidrasi pada anak bisa berbahaya dan bisa memengaruhi metabolisme pertumbuhan anak.

"Air menjadi pelarut larut zat dan komponen yang kita konsumsi. kalau dehidrasi bisa alami demam, air bisa membantu proses pencernaan, nggak mungkin makanan dicerna kering-kering, air juga mengatur meta basa dalam tubuh sehingga metabolisme berjalan dengan lancar,"  terang Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) dalam diskusi daring Johnson's Virtual Expert Class, Jumat, 12 Juni 2020.

Sesi kali ini menghadirkan pakar kesehatan, Dr.dr.Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K) dan Rahma Umayya yang memandu sesi diskusi yang bertemakan “Bahaya Dehidrasi Pada si Kecil dan Penanganannya”. Lalu berapa banyak asupan air yang dibutuhkan anak dalam sehari? Apakah sama banyak dengan orang dewasa?

Dr. Ariani mengatakan untuk menghitung secara pasti kebutuhan air anak bisa dihitung berdasarkan berat badan anak, dengan rumus 100 mililiter per kilogram berat badan anak. Sehingga jika berat anak 7 kilogram, dikali 100, maka ia butuh 700 mililiter per hari dalam kondisi normal.

Kalau berat badan anak lebih dari 10 kilogram, maka 10 kilogram pertama sesuai dengan hitungan sebelumnya. Selanjutnya, kilogram dikalikan dengan 50 mililiter. Seperti contoh berat anak 12 kilogram maka 10 dikalikan 100 mililiter, jumlahnya 1000 mililiter. Selanjutnya hasil ditambah, 2 dikalikan 50 mililiter, jumlahnya 100 mililiter.

Sehingga kebutuhan air anak 12 kilogram sebanyak 1100 mililiter sehari.Kalau terkesan rumit, Ariani punya jawaban yang lebih sederhana. "Kurang lebih anak usia 2 sampai 3 tahun itu memerlukan 1300 mililiter air per harinya. Itu adalah kebutuhan dasar (dasar dalam keadaan anak normal)," terangnya.

Namun kebutuhan air anak bisa ditambah dalam kondisi tertentu seperti diare, muntah, hingga kehilangan banyak keringat usai bermain atau melakukan olahraga yang menguras cairan tubuh. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Makanan dengan Kadar Air Tinggi

Minum dan mengonsumsi makanan yang kadar airnya tinggi, seperti buah-buahan dan sayuran termasuk cara untuk menjaga anak agar tetap terhidrasi.

Selain saat cuaca panas dan sedang beraktivitas ataupun bermain, air putih sendiri dapat diberikan secara rutin kepada anak pada pagi hari untuk membantu mengaktifkan organ dalam; 30 – 60 menit sebelum makan untuk membantu proses pencernaan; sebelum mandi untuk menurunkan tekanan darah; dan sebelum tidur.

Penanganan pertama dehidrasi pada anak adalah dengan memberikan cairan, dan untuk dehidrasi akibat kehilangan cairan dan elektrolit diberikan Cairan Rehidrasi Oral (CRO) yang biasanya dikenal sebagai oralit.

"Selain osmolaritas, faktor lain yang juga penting dalam keberhasilan pemberian oralit pada anak adalah volume, frekuensi pemberian, dan rasanya.  Selalu perhatikan jumlah total asupan cairan harian anak agar mereka tetap terhidrasi," jelas Dr. Ariani.

Melihat kebutuhan akan minuman berasa yang dapat membantu menjaga anak agar tetap terhidrasi, PT Johnson & Johnson juga berinovasi melalui salah satu produknya, Vivity R-Hidrate. Produk ini memiliki rasa enak, terdiri dari apel dan jeruk yang dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan, baik anak-anak, maupun orang dewasa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.