Sukses

Warga Singapura Rela Antre Panjang demi Boba Sebelum Dilarang Buka

Sejumlah warga Singapura yang kecewa pelarangan penjualan boba menumpahkan kekesalannya lewat media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Para penyuka minuman boba berbondong-bondong menyerbu sederetan kedai yang masih buka di Singapura pada Selasa malam, 21 April 2020. Antrean panjang tak terhindarkan, baik konsumen langsung maupun para sopir GrabFood.

Sejumlah foto yang menampilkan antrean panjang para pengantar makanan di kedai Gongcha beredar di media sosial. Antrean demi boba bahkan juga sampai ke jalanan. Di mal lain, keributan terjadi lantaran ada warga yang berusaha menyerobot antrean.

Dikutip dari South China Morning Post, Rabu (23/4/2020), data Google menunjukkan pencairan terkait minuman teh dengan bola-bola tapioka itu meningkat selama beberapa waktu terakhir.

Situasi itu terjadi lantaran pemerintah setempat memerintahkan agar seluruh outlet yang menjual minuman populer tersebut ditutup setidaknya selama dua minggu. Otoritas juga telah menyatakan kebijakan pembatasan parsial alias circuit breaker akan diperpanjang hingga Juni. 

Aturan lebih ketat bakal diterapkan untuk menjamin penerapan jaga jarak ditaati selama masa pandemi. Upaya tersebut diharapkan bisa memutus penyebaran corona COVID-19.

Namun, sejumlah konsumen mengeluhkan aturan baru tersebut. Mereka menumpahkan kekecewaannya akibat kedai boba dilarang buka.

"Teh boba telah menjadi support emosionalku selama (circuit breaker)," tulis salah seorang pemilik akun di Facebook. "Kini, hal itu diambil," sambungnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Perluasan Pembatasan

Pemerintah Singapura sebelumnya melarang segala pertemuan sosial dan makan di restoran sejak 7 April 2020. Kini, pembatasan diperluas dengan memasukkan outlet F&B yang berdiri sendiri yang hanya menjual minuman, snack kemasan, camilan dan dessert. Seluruh toko tersebut tak boleh beroperasi mulai Selasa malam, pukul 23.59 waktu setempat.

Meski begitu, pemerintah tetap mengizinkan toko yang menjual produk-produk tersebut untuk tetap buka asalkan berlokasi di pujasera, kedai kopi, dan kaki lima. Kementerian Perdagangan dan Industri menyebut pembatasan itu kemungkinan diperpanjang hingga 1 Juni 2020 mengingat jumlah pasien terinfeksi masih tinggi. Negara itu melaporkan tambahan 9.125 infeksi terjadi di asrama yang menampung 230.000 buruh migran bergaji rendah.  

Meski kebanyakan toko yang menjual makanan dan minuman bisa tetap buka, seluruhnya hanya melayani takeaway dan layanan pesan antar. Sementara, salon dan barber tetap harus ditutup.

Pemerintah juga mengumumkan aturan baru saat berbelanja di supermarket dan pasar basah. Pengecekan suhu tubuh akan dijalankan kepada seluruh pengunjung mulai hari ini. Para konsumen juga hanya bisa berbelanja pada hari tertentu yang didasarkan pada nomor KTP mereka.

3 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini