Sukses

Anak Usia 6 Tahun Lumpuh Akibat Dipaksa Melakukan Gerakan Split

Mimpinya untuk menari bahkan berjalan ke depannya harus sirna.

Liputan6.com, Jakarta - Menari adalah salah satu kegiatan yang cukup digemari banyak orang, termasuk anak kecil. Sama halnya dengan seorang anak perempuan berusia enam tahun asal China ini.

Namun, sayangnya dia harus mengubur mimpinya tersebut, bahkan mungkin masa depannya karena terjadi kecelakaan saat sedang menari.  Anak perempuan yang memiliki nama panggilan Tongtong tersebut harus menerima kenyataan bahwa dia menjadi lumpuh.

Dilansir dari Asia One, 28 Oktober 2019, Tongtong mengalami cedera saat menjalani latihan tari. Pada 6 Oktober 2019, dia disuruh gurunya untuk melebarkan kakinya agar dapat split dengan lebih sempurna.

Dari rekaman CCTV yang ada, Tongtong yang baring di lantai sembari guru tarinya terlihat menarik kakinya hingga melebihi kepala Tongtong. Sesaat setelahnya, Tongtong masih bisa berjalan sedikit tapi tiba- tiba kehilangan kontrol atas kakinya.

Dia mulai berjalan pincang dan tidak stabil. Setelah beberapa kali terjatuh, dia mencoba berkali-kali untuk berdiri, namun gagal. Bahkan, dia tidak bisa menggerakkan kakinya.

Menyadari ada yang tidak beres, pelatihnya langsung mencoba membangunkan Tongtong. Tapi, kaki Tongtong tidak bisa menahan badannya dan tidak bisa berdiri.

Tongtong langsung dibawa ke rumah sakit. Malangnya, dia didiagnosa dokter mengalami cedera saraf tulang belakang dan menjadikannya tidak bisa berjalan.

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kemungkinan Sembuh Kecil

Li, ibunya Tongtong mengatakan bahwa dokter menyuruhnya untuk tidak terlalu berharap akan kesembuhan anaknya. "Mereka mengatakan rasio anakku untuk tetap lumpuh adalah dua dari tiga kesempatan. Dia dapat sembuh saat keajaiban datang," tuturnya.

Informasi tambahan dari Li, dia mengatakan Tongtong yang sudah mengikuti les tari selama dua tahun ini telah mengalami cedera minor saat sedang melakukan gerakan kayang saat pagi harinya. Lalu, cederanya semakin parah saat dia dipaksa untuk melakukan split.

Juru bicara sekolah tari yang disebutkan namanya sebagai Wang, mengatakan bahwa pelajaran yang diberikan adalah standar normal. Dia merasa bahwa Tongtong sudah memiliki masalah dengan tubuhnya sejak awal sehingga menjadikannya mengalami cedera.

"Kami menanggung biaya pengobatan anak ini untuk niat baik. Tapi, akan sulit untuk melanjutkannya setelah itu," ujar Wang.

Li mengatakan bahwa awalnya sekolah tari tersebut memang membantu di awal, tapi mereka sudah tidak menjenguk Tongtong dan mengangkat teleponnya setelah tahu bahwa kondisi Tongtong tidak membaik.

"Dia mencintai tari. Sebagai seorang orangtua, aku melakukan yang terbaik untuk mendukungnya. Tapi kini, dia mungkin tidak akan bisa berdiri atau menari lagi," kata Li lagi. (Novi Thedora)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.