Sukses

Kisah Rashida Tlaib, Perempuan Muslim Pertama di Kongres AS yang Sempat Ganggu Kampanye Trump

Rashida Tlaib, anggota Kongres Amerika Serikat yang baru terpilih itu pernah dipenjara karena dinilai mengganggu kampanye yang digelar Donald Trump.

Liputan6.com, Jakarta - Dua perempuan muslim terpilih sebagai angota Kongres Amerika Serikat pada pemilihan anggota kongres tengah periode untuk mewakili distrik 13 di daerah asalnya. Rashida Tlaib, salah satunya. Ia memenangi jajak pendapat Demokrat dalam mid-term election setelah sebelumnya menjadi mantan perwakilan negara bagian Michigan pada 2008.

Ia bertarung di medan penuh kandidat, berlomba-lomba untuk menggantikan posisi John Conyers Jr, yang sudah bertugas sejak 1965 hingga pensiun tahun lalu. Tlaib berhasil meraih 33,6 persen suara pada kampanye tersebut. Ia turut mengumpulkan lebih dari 1 juta dolar Amerika, atau setara Rp 14,4 miliar.

Dikutip dari Theguardians.com pada Senin (5/11/2018), tidak ada kandidat Partai Republik yang bertarung di kursi tersebut, sehingga Tlaib memasuki Kongres tanpa perlawanan pada pemilihan khusus yang akan diresmikan pada esok hari, Selasa, 6 November 2018.

Tlaib, putri dari keluarga imigran Palestina, lahir di Detroit pada 1976. Aahnya bekerja di perusahaan otomotif Ford. Ia berhasil meraih gelar sarjana ilmu politik di Universitas Wayne dan kemudian melanjutkan pendidikannya ke jenjang pascasarjana bidang hukum dari sekolah hukum Thomas Cooley, hingga lulus pada 2004.

Ibu dua anak ini memulai karirnya pada 2008 dengan menjadi muslim pertama yang bertugas di parlemen negara bagian Michigan. Ia menjadi anggota parlemen negara bagian, selama tiga kali masa jabatan.

Setelah itu, karier politiknya terus menanjak. Perempuan yang lahir dan dibesarkan di Kota Detroit, Michigan ini terlahir sebagai anak tertua dari 14 bersaudara. Kedua orangtuanya adalah imigran asal Palestina.

 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dipenjara Gara-Gara Trump

<

 

Sebelum meraih kemenangannya kali ini, Tlaib ternyata sempat menjadi pengecoh dalam kampanye yang tengah dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Agustus 2016 lalu. Saat itu, Trump sedang berpidato dalam acara Detroit Economic Club.

Kesempatan itu digunakan Tlaib untuk tak henti memberikan pertanyaan mengenai isu pelecehan perempuan di tempat kerja. Pertanyaan tersebut dianggap sebagai serangan bagi Trump karena latar belakang Trump pun yang terdengar pernah melecehkan beberapa perempuan. 

Hal ini terlihat melalui postingan akun Twitter @Bdwal359, yang merekam pengusiran Rashida Tlaib saat Trump berpidato kala itu, dengan mengerahkan beberapa orang kemanan. 

Reaksi dari aksi yang dilakukan membuat Rashida akhirnya ditangkap. Namun, hal itu tidak membuatnya mundur. Justru, sikap berani yang ditunjukkan Rashida Tlaib sebagai perempuan muslim saat itu, membuat banyak orang tercengang dan mendukung dirinya di Kongres sebagai perwakilan suara yang tidak terdengar di daerahnya, Michigan.

"Seorang penduduk mengatakan dia senang saya berani maju, dan mereka terang-terangan akan memilih saya. Sungguh menakjubkan berinteraksi dengan banyak keluarga di lokasi jajak pendapat. Saya merasa sangat didukung," kata kandidat perempuan muslim yang tengah menjadi sorotan publik AS itu.

(Mariany)

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.