Sukses

Mapala UI Gelar Ekspedisi Bumi Cenderawasih di Papua Barat

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Mahasiswa Pencinta Alam Universitas Indonesia (Mapala UI) akan menyelenggarakan kegiatan Ekspedisi Bumi Cenderawasih di Papua Barat pada 28 Juli hingga 26 Agustus 2018. Ekspedisi ini terdiri atas dua sub-kegiatan, yaitu eksplorasi “Pesona Alam Cenderawasih” dan kegiatan sosial “Bhakti Papua”.

Dalam ekspedisi ini, Mapala UI akan mengirimkan tim beranggotakan 50 mahasiswa Universitas Indonesia dan 8 mahasiswa Institut Kesenian Jakarta ke Papua Barat. Turut serta bersama tim ini, para penggiat alam senior Mapala UI serta pelaku industri wisata petualangan sebagai instruktur dan pengawas. Mereka adalah David Agustinus Teak, Lody Korua, Setyo Ramadi, dan Iman Abdurrahman.

Selain itu, Dosen Jurusan Pariwisata Program Pendidikan Vokasi Universitas Indonesia, Diaz Pranita, juga akan menyusul pada akhir Agustus untuk mengikuti Focus Group Discussion bersama perwakilan dari Mapala UI, pelaku industri wisata petualangan dan Pemerintah Daerah Papua Barat di Manokwari.

Diskusi tersebut bertema “Menguak Potensi Wisata Minat Khusus Papua Barat” dan akan membahas mengenai potensi wisata minat khusus dari tempat-tempat yang telah dieksplor oleh tim Pesona Alam Cendrawasih.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dua Tim Penjelajah

Ketua Pelaksana Ekspedisi Bumi Cenderawasih, Fathan Qorib, mengatakan, “Papua Barat merupakan tanah Indonesia yang kaya dan istimewa. Sebagai mahasiswa Indonesia, kami merasa tergerak dan berkewajiban untuk mengenalnya dari dekat.”

“Kami berharap bisa berkontribusi untuk Indonesia lewat kegiatan ekspedisi petualangan dan bakti sosial ini. Semoga hasil kegiatan ekspedisi kami dapat mengungkap lebih banyak keindahan alam Papua Barat kepada khalayak luas,” lanjutnya.

Dalam kegiatan Pesona Alam Cenderawasih, Mapala UI akan mengirimkan tiga tim penjelajah ke dua kabupaten di Papua Barat. Tim penjelajah tersebut salah satunya adalah tim arung jeram yang akan melakukan first descent Sungai Wariori di Kabupaten Pegunungan Arfak. First descent adalah upaya mengarungi sungai yang belum pernah diarungi oleh siapapun sebelumnya.

Tim kedua adalah tim paralayang Mapala UI yang akan mengeksplorasi titik terjun (site jump) di kawasan Danau Anggi Giji dan Anggi Gida, Kabupaten Pegunungan Arfak untuk pertama kalinya. Lokasi yang merupakan titik tertinggi di kawasan Semenanjung Doberai ini berpotensi untuk menjadi titik terjun terkenal karena memiliki angin yang cocok untuk melakukan aerosport.

Tim selanjutnya yang akan diberangkatkan adalah tim speleologi Mapala UI. Tim tersebut akan mencoba menemukan dan menginventarisasikan mulut-mulut gua di kawasan karst Distrik Biscoop, Kabupaten Teluk Bintuni,.

“Setelah kegiatan ekspedisi selesai, kami akan langsung membuat laporan rekomendasi pariwisata untuk menjadi bahan Focus Group Discussion. Semoga laporan tersebut dapat menjadi rekomendasi bagi pemerintah daerah untuk kemudian dikembangkan menjadi destinasi-destinasi wisata minat khusus yang turut mengangkat popularitas serta menambah pemasukan Papua Barat dari sektor pariwisata,” ujar Fathan.

 

3 dari 3 halaman

Bhakti Papua

Selain Pesona Alam Cenderawasih, sub-kegiatan lainnya dalam Ekspedisi Bumi Cenderawasih adalah Bhakti Papua. Program tersebut adalah sebuah bentuk bakti dan kepedulian Mapala UI kepada kesehatan masyarakat Papua Barat, terutama masyarakat Distrik Anggi Gida, Kabupaten Pegaf

Dalam kegiatan bakti sosial ini, Mapala UI turut bersinergi dengan dokter dan mahasiswa kedokteran yang tergabung dalam Tim Bantuan Medis Fakultas Kedokteran (TBM FK) UI, Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Keperawatan (BEM FIK) UI dan BEM Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI.

“Tim Bhakti Papua akan melakukan penyuluhan mengenai pentingnya higienitas personal serta pola hidup sehat kepada siswa sekolah dasar di Distrik Anggi Gida. Selain itu, tim juga akan melakukan pemeriksaan kesehatan massal yang mencakup pemeriksaan gula darah, tekanan darah, tingkat obesitas, kadar lemak, asam urat dan kolesterol, serta memberikan obat dan rujukan yang diperlukan,” ujar Penanggung Jawab Tim Bhakti Papua, Azhari Shofiya.

Ketua Umum Mapala UI, Muhammad Jazmi Dwi Hartono, mengatakan, “Papua selalu menjadi tempat yang istimewa dalam sejarah Mapala UI. Kegiatan Ekspedisi Bumi Cendrawasih merupakan wujud nyata Mapala UI dalam mengaplikasikan tanggung jawab perguruan tinggi yaitu Tri Dharma Perguruan Tinggi yang berisi Pendidikan dan Pengajaran, Penelitian dan Pengembangan, serta Pengabdian Masyarakat. Sebagai organisasi yang berusia lebih dari setengah abad, kami akan terus mengabdi untuk Indonesia,”

Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M. Met, memberikan komentar, “kegiatan ini mempunyai ide yang bagus dan keinginan yang murni dari mahasiswa. Dengan Mapala UI merealisasikan kegiatan ini, kami senang dan bangga karena UI hadir dalam masyarakat diwakili oleh Mapala.”

Dalam ekspedisi ini, Mapala UI didukung penuh oleh Pemerintah Provinsi Papua Barat, TNI-AD, Kementerian Pembangunan Desa dan Daerah Tertinggal, Kementerian Kesehatan, PT. PLN (Persero), PT Eigerindo Multi Produk Industri (Eiger), Madu Bima, Telkomsel, TBM FK UI, BEM FKM UI, dan BEM FIK UI.

 

Simak juga video menarik berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.