Sukses

Hukum Puasa Asyura 10 Muharram tapi Tidak Puasa Tasu'a Penjelasan Buya Yahya

Seorang jemaah Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Bagaimana hukum hanya berpuasa di hari Asyura (10 Muharram) tapi tidak berpuasa di hari Tasu’a (9 Muharram)?

Liputan6.com, Jakarta - Seorang jemaah Al Bahjah bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Bagaimana hukum hanya berpuasa di hari Asyura (10 Muharram) tapi tidak berpuasa di hari Tasu’a (9 Muharram)?

Buya Yahya menjelaskan, puasa yang paling utama di bulan Muharram adalah puasa Asyura yang dikerjakan pada 10 Muharram. Keutamaan menjalankan puasa ini adalah dapat menjadi pelebur dosa setahun yang lalu.

Sebelum puasa Asyura, umat Islam juga disunnahkan melaksanakan puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram. Puasa ini dilakukan agar berbeda dari puasanya orang Yahudi pada 10 Muharram, tepat di hari Asyura.

Buya Yahya mengutip suatu riwayat bahwa Nabi Muhammad SAW pernah berkata, “Kalau aku hidup tahun depan, aku akan puasa tanggal 9 (Muharram).” Namun, nabi tidak sempat berpuasa tanggal 9 karena nabi sudah wafat waktu itu.

“Tapi, nabi pernah berkeinginan untuk berpuasa tanggal 9 (Muharram), maka ulama mengatakan sunnah memberikan mukaddimah tanggal 9 untuk kesempurnaan tanggal 10 (Muharram) nanti. Jadi, agar berbeda dengan orang Yahudi karena orang Yahudi dahulu berpuasa di tanggal 10,” jelasnya dikutip dari YouTube Buya Yahya, Kamis (27/7/2023).

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tetap Berpuasa di Hari Asyura

Buya Yahya mengatakan, bagi muslim yang terlanjur tidak puasa pada hari Tasu’a, maka tetap berpuasa di hari Asyura. Jangan gara-gara tidak berpuasa tanggal 9 Muharram, lalu tidak berpuasa tanggal 10 Muharram. 

“Kalau Anda tidak berpuasa tanggal 9 (Muharram), besok puasa pun puasa lah. Kemudian jika Anda ingin naik pangkat, tambah tanggal 11 kalau memang Anda tidak sempat tanggal 9,” tutur Buya Yahya.

“Tapi ingat, tanggal 11 (Muharram) pun sunnah. Bukan sesuatu yang wajib. Setelah tanggal 10 Anda berpuasa, puasa lah tanggal 11 kalau bisa agar berbeda dengan orang Yahudi,” jelasnya.

Setelah berpuasa tanggal 10 dan 11 Muharram, muslim dapat menyempurnakan dengan mengerjakan puasa di hari lain yang pasti masih bulan Muharram, sehingga bisa melaksanakan puasa tiga hari di bulan Muharram.

“Di antara satu bulan (Muharram) yang paling istimewa adalah tanggal 10, ditambah 9, ditambah 11. Kalau bisa tiga, Anda akan mendapat pahala puasa 10 Muharram, 9 Muharram agar berbeda dengan Yahudi, dan 11 Muharram untuk menyempurnakan agar kita termasuk orang yang berpuasa dalam satu bulan tiga hari,” kata Buya Yahya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.