Sukses

Mengintip Proses Pengemasan Daging Dam Haji yang Akan Dikirim ke Indonesia

Mulai tahun ini, daging hewan dam dan kurban akan didistribusikan untuk masyarakat yang ada di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) tengah memperbaiki tata kelola daging hewan pembayaran dam haji serta hewan kurban. Mulai tahun ini, daging hewan dam dan kurban akan didistribusikan untuk masyarakat yang ada di Indonesia.

Selain agar distribusi daging hewan dam haji dan kurban tepat sasaran, kebijakan ini juga sekaligus untuk mendukung program pemerintah dalam rangka memerangi permasalahan stunting. Rencananya daging yang dikemas dalam kantong (pouch) ini akan dikirim ke daerah tertinggal, terpencil, dan terluar (3T) di Indonesia.

"Ini adalah proses persiapan sebelum daging dikirim ke Indonesia," ujar Kepala Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Daerah Kerja Makkah Khalilurahman saat meninjau pengemasan daging di Masta RPH Alokishia, Makkah, Kamis 14 Juli 2023.

Di RPH tersebut, kata Khalilurrahman, daging-daging dam para petugas dan jemaah haji langsung dikemas setelah disembelih dan dibersihkan. Daging-daging tersebut kemudian dipotong kecil-kecil dan dimasukkan ke dalam kardus.

Jumlah kambing dam dan kurban pada musim haji 2023 ini mencapai 3.166 ekor. Saat ini proses pengemasan masih terus berlangsung. "Satu dus isi 3,5 kg dan akan diprediksi mencapai 6 ribu kardus lebih," terangnya.

Agar kualitasnya tetap segar hingga tiba di Indonesia, daging kambing kemasan yang telah di-packing di kardus tersebut akan dimasukkan ke freezer lagi, sehingga aman dari bakteri. Karena jumlah daging kambing yang begitu banyak, pihak Masta butuh waktu 3 hari pengemasan.

"Setelahnya akan langsung diambil eksportir untuk dikirim ke Indonesia," kata Kholilurrahman seraya menjelaskan bahwa proses shipping nantinya akan dilakukan dari Jeddah selama 12 hari.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Untuk Menyukseskan Program Stunting

Kholilurrahman menuturkan, kebijakan ini merupakan inovasi terbaru pada penyelenggaraan ibadah haji 2023 dalam rangka memberikan nilai manfaat sosial. Selama ini, kata dia, manfaat penyembelihan dam dan kurban oleh jemaah haji Indonesia di Tanah Suci hanya untuk individu, personal, dan spiritual.

Tapi tahun ini, yang berhaji bisa memberi manfaat sosial horizontal utamanya kepada fakir miskin yang membutuhkan sekaligus untuk menyukseskan program pemerintah mengentaskan masalah stunting.

"Daging tersebut akan diberikan ke fuqara dan masakin (para fakir miskin) di Indonesia di daerah tertinggal terluar," ujar Kholilurrahman.

PPIH Arab Saudi Daker Makkah telah menyiapkan dokumen-dokumen serta sertifikat yang diminta pihak eksportir untuk pengiriman daging-daging ini ke Indonesia. Sebelum dikirim, daging-daging ini juga harus melalu proses karantina untuk menjaga kualitas dan memastikan daging layak konsumsi ketika sampai di Indonesia.

"Di Indonesia dalam bentuk makanan siap saji dalam kantong (pouch). Dari RPH Alokishia akan diterima PT Hati Barokah Investama kemudian diberikan kepada PT Halal Globalindo Utama lalu diberikan ke PT Halalan Thoyiban untuk diolah," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Daging Akan Diolah Menjadi Makanan Siap Saji

Setibanya di Indonesia, daging-daging ini akan diolah menjadi makanan siap saji dan di-packing ke dalam kantung-kantung vakum. Selanjutnya daging siap saji ini akan didistribusikan ke fakir miskin.

"Ditargetkan akhir Agustus sudah beres pengolahan semua di Indonesia, sehingga awal September sudah bisa disebar. Tahun ini ada 443 kambing dam dari jemaah. InsyaAllah jika responsnya baik, kita optimistis bagi kemasalahatan masyarakat Indonesia dapat dukungan dari semua pihak," kata Kholilurrahman.

Rencananya program ini akan kembali diterapkan pada penyelenggaraan ibadah haji tahun depan. Dia berharap, banyak jemaah haji yang akan berpartisipasi sehingga membawa kemaslahatan untuk masyarakat di Tanah Air.

"Program ini berkat MoU (kerja sama) Kemenag dan Baznas. Baznas keluarin biaya untuk pengiriman dan pengolahan. Kalau hitungan kita mencapai 60 ribu kantung. Dan Baznas sudah punya data mustahiq," Kholilurrahman menandaskan.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini