Sukses

Selama di Madinah, Jemaah Haji Akan Ziarah ke Tempat Bersejarah hingga Kebun Kurma

Selama di Madinah, jemaah haji akan menjalankan ibadah arbain atau sholat berjamaah 40 waktu di Masjid Nabawi. Selain itu, jemaah juga akan mengikuti program ziarah ke sejumlah tempat bersejarah.

Liputan6.com, Jakarta - Ribuan jemaah Indonesia telah tiba di Madinah, Arab Saudi sejak Rabu, 24 Mei 2023. Para jemaah haji gelombang I ini akan berada di Madinah selama sekitar 9 hari sebelum nantinya digeser ke Makkah untuk umrah dan haji.

Selama di Madinah, jemaah haji akan menjalankan ibadah arbain atau sholat berjamaah 40 waktu di Masjid Nabawi. Selain itu, jemaah juga akan mengikuti program ziarah ke sejumlah tempat bersejarah. Program ziarah ini diharapkan dapat memberikan hikmah atau pelajaran kepada jamaah haji.

Konsultan Ibadah PPIH Arab Saudi Daerah Kerja (Daker) Madinah KH Wazir Ali menjelaskan, ada dua aspek yang meliputi pelaksanaan program ziarah ini, yakni ibadah dan sejarah. Terkait ibadah misalnya, jemaah akan diajak berkunjung ke Masjid Quba.

Masjid yang pertama kali dibangun Rasulullah di Madinah ini selain memberikan pelajaran berupa sejarah, juga ada aspek ibadah di dalamnya.

Kiai Wazir pun menjelaskan hadis tentang keutamaan sholat sunnah di Masjid Quba.

"Siapa yang bersuci di rumahnya, lalu ia mendatangi masjid Quba, lantas ia melaksanakan shalat di dalamnya, maka pahalanya seperti pahala umrah." (HR. Ibnu Majah, no. 1412, An-Nasai, no. 700. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Menurut Kiai Wazir, Nabi Muhammad SAW membangun Masjid Quba saat merintis peradaban di Madinah. Karenanya setiap Sabtu, Rasulullah menyempatkan sholat di Masjid Quba sebanyak dua rakaat.

"Jadi cukup sholat dua rakaat saja," kata dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Masjid Qiblatain hingga Kebun Kurma

Selanjutnya, jemaah juga diajak berziarah ke Masjid Qiblatain. Tidak ada hadis yang shahih menyebutkan fadhilah beribadah di masjid tersebut. Namun tetap ada nilai sejarah yang bisa dipetik sebagai hikmah.

"Ngalap berkah, ingin tabaruk, karena di masjid itu Rasulullah menerima wahyu mengalihkan kiblat dari Masjdil Aqsa ke Masjidil Haram. Peninggalannya dua mihrab yang berlawanan," kata dia.

Di masjid tersebut, jemaah juga dianjurkan melaksanakan sholat sunnah dua rakaat seperti masjid yang lain.

Berikutnya Masjid Khandaq. Masjid ini merupakan base camp Rasulullah bersama sahabatnya kala terjadi peristiwa perang khandaq. Lokasinya tak jauh dari tempat sahabat Jabir bermukim.

"Setelah perang Khandaq, ratusan sahabat yang lesu, kelaparan, awalnya Jabir hanya memasak untuk Rasulullah, lalu masakan itu ternyata cukup untuk para sahabat," paparnya.

Bergeser ke Gunung Uhud. Ada unsur ritual dalam ziarah ini, di mana jemaah diajak mendoakan para syuhada Uhud yang telah berjuang hingga Islam sampai ke belahan dunia termasuk Indonesia.

Sementara untuk agenda ziarah lainnya adalah kebun kurma. "Kalau bisa jemaah lebih baik sisihkan banyak waktu ke lokasi bersejarah baru ditutup dengan kunjungan ke kebun kurma. Karena banyak pelajaran yang bisa kita ambil dari aspek sejarah dan ibadahnya," kata Kiai Wazir.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini