Sukses

Makna 20 Ayat Pertama Surat Al Baqarah, Berisi Kategori Umat Manusia

Ayat ini menjelaskan tiga kategori umat manusia.

Liputan6.com, Jakarta Surat Al Baqarah adalah surat kedua dalam Al-Qur'an. Surat ini merupakan golongan surat Madaniyah yang memiliki jumlah ayat terbanyak dalam Al Qur'an. Surat Al Baqarah membahas banyak topik dalam Islam, yang sebagian besar merupakan hukum Islam.

Surat Al Baqarah juga menjelaskan tentang umat manusia dan kisah para Nabi. 20 ayat pertama surat Al Baqarah, menarik untuk dipelajari lebih dalam. Makna 20 ayat pertama surat Al Baqarah menjelaskan tentang tiga kategori umat manusia.

Kategori ini didasarkan pada keyakinan mereka pada Allah. Seperti apa makna 20 ayat pertama surat Al Baqarah? Berikut makna 20 ayat pertama surat Al Baqarah, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin(4/4/2022):

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Makna dan isi surat Al Baqarah

Al Baqarah berarti sapi betina. Disebut demikian karena salah satu bagian surat ini menjelaskan tentang kisah penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah kepada Bani Israil. Al Baqarah disebut juga sebagai surat Alif Lam Mim karena ayat pertama di surah berisi tiga huruf arab yakni Alif, Lam, dan Mim.

Surat ini disebut Fustatul Qur'an yang berarti Puncak Al-Qur'an. Ini karena Al Baqarah memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surah yang lain. Al Baqarah mencakup berbagai topik dan berisi beberapa perintah bagi umat Islam seperti memerintahkan puasa pada bulan Ramadan dan menjauhi riba. Al Baqarah juga menceritakan kembali kisah Nabi Adam, Ibrahim dan Musa.

3 dari 6 halaman

Makna 20 ayat pertama surat Al Baqarah

20 ayat pertama surat Al Baqarah menunjukkan kategori orang berdasarkan keyakinan mereka kepada Allah. Kategori ini meliputi orang-orang yang beriman, orang kafir, dan orang munafik.

Allah mendefinisikan orang-orang ini dengan detail, terutama orang munafik. Dari ayat-ayat ini, manusia ditujukan untuk memahami konsepsi teologis tentang kebenaran dalam Islam. Melansir Imam Ghazali Institute, berikut makna 20 ayat pertama surat Al Baqarah:

4 dari 6 halaman

Ayat 1-5: golongan umat mukmin

Kategori umat manusia yang pertama, terdiri dari orang-orang yang ingin menjaga diri dari bahaya, dengan demikian mengarahkan mereka untuk mencari petunjuk, percaya pada yang gaib, berdoa, bersedekah, dan beriman kepada semua Nabi.

Penjelasan ini terdapat pada ayat pertama sampai kelima yang memiliki arti:

"Alif Lam Mim. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa, (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.

5 dari 6 halaman

Ayat 6-7: golongan orang kafir

Mereka yang termasuk kategori kedua akan digambarkan dengan petunjuk dan kafir di dalamnya. Selain itu, mereka akan menyembunyikannya dan menolak untuk membiarkan akal dan cahayanya menembus pikiran dan hati mereka.

Penjelasan tentang golongan orang kafir ini ada pada ayat enam dan tujuh yang memiliki arti:

"Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, engkau (Muhammad) beri peringatan atau tidak engkau beri peringatan, mereka tidak akan beriman. llah telah mengunci hati dan pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat azab yang berat."

6 dari 6 halaman

Ayat 8-20: golongan orang munafik

Kategori terakhir terbentuk dari kelompok yang paling kompleks. Golongan ini merupakan orang yang secara lahiriah menegaskan keyakinan mereka - sesuai dengan kelompok pertama. Tapi, mereka secara batin bekerja untuk merusak pekerjaan baik orang-orang yang beriman, sehingga berpihak pada kelompok orang-orang kafir yang kedua. Orang-orang ini disebut sebagai orang munafik.

Allah menggambarkan mereka dengan sangat rinci karena mereka adalah kelompok yang paling berkonflik. Mereka juga termasuk golongan yang paling buruk dari ketiganya karena tidak seperti orang-orang yang jelas-jelas kafir, mereka membohongi Allah, diri mereka sendiri, dan kepada orang-orang mukmin. Golongan inilah merekalah yang paling banyak merugikan umat.

Penjelasan tentang orang munafik ini dijelaskan pada ayat ke delapan sampai 20, yang memiliki arti:

"Dan di antara manusia ada yang berkata, “Kami beriman kepada Allah dan hari akhir,” padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang-orang yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu Allah menambah penyakitnya itu; dan mereka mendapat azab yang pedih, karena mereka berdusta.

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Janganlah berbuat kerusakan di bumi!” Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami justru orang-orang yang melakukan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya merekalah yang berbuat kerusakan, tetapi mereka tidak menyadari.

Dan apabila dikatakan kepada mereka, “Berimanlah kamu sebagaimana orang lain telah beriman!” Mereka menjawab, “Apakah kami akan beriman seperti orang-orang yang kurang akal itu beriman?” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang kurang akal, tetapi mereka tidak tahu. Dan apabila mereka berjumpa dengan orang yang beriman, mereka berkata, “Kami telah beriman.” Tetapi apabila mereka kembali kepada setan-setan (para pemimpin) mereka, mereka berkata, “Sesungguhnya kami bersama kamu, kami hanya berolok-olok.”

Allah akan memperolok-olokkan mereka dan membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan. Mereka itulah yang membeli kesesatan dengan petunjuk. Maka perdagangan mereka itu tidak beruntung dan mereka tidak mendapat petunjuk. Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat.

Mereka tuli, bisu dan buta, sehingga mereka tidak dapat kembali. Atau seperti (orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit, yang disertai kegelapan, petir dan kilat. Mereka menyumbat telinga dengan jari-jarinya, (menghindari) suara petir itu karena takut mati. Allah meliputi orang-orang yang kafir. Hampir saja kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali (kilat itu) menyinari, mereka berjalan di bawah (sinar) itu, dan apabila gelap menerpa mereka, mereka berhenti. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya Dia hilangkan pendengaran dan penglihatan mereka. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.