Sukses

Kenapa Harga Logam Mulia Antam Terus Naik? Pantau Terus Biar Investasi Cuan

Salah satu alasan utama mengapa logam mulia Antam dianggap sebagai investasi yang aman adalah stabilitas harganya yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Liputan6.com, Jakarta Investasi emas, khususnya emas batangan bersertifikat dari Antam, merupakan pilihan yang populer dan aman bagi banyak orang, termasuk generasi muda yang mulai sadar akan pentingnya investasi. Salah satu alasan utama mengapa logam mulia Antam dianggap sebagai investasi yang aman adalah stabilitas harganya yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun. 

Data menunjukkan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, harga emas batangan cenderung naik, meskipun kondisi ekonomi global kadang tidak stabil. Tren ini membuat logam mulia Antam menjadi daya tarik bagi investor yang mencari perlindungan nilai jangka panjang.

Pada tanggal 17 April, harga emas Antam mencapai Rp 1.321.000 per gram, harga tertinggi sepanjang masa. Kenaikan ini mengikuti tren harga emas dunia, yang juga mengalami kenaikan signifikan. Harga emas spot dunia mencapai US$ 2.426 per ons troi pada 12 April. Berikut ulasan lebih lanjut tentang alasan harga logam mulia Antam terus naik yang Liputan6.com rangkum dari berbagi sumber, Rabu (21/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1. Permintaan Emas yang Terus Tumbuh

Permintaan emas yang terus meningkat merupakan salah satu pendorong utama harga logam mulia Antam terus naik. Pertumbuhan permintaan emas terutama berasal dari dua sumber utama, yaitu bank sentral dunia dan produksi perhiasan.

Banyak bank sentral di seluruh dunia meningkatkan cadangan emas mereka sebagai langkah diversifikasi aset dan pelindung nilai. Ini membuka peluang kenaikan harga emas dalam jangka menengah hingga jangka panjang. Selain itu, emas merupakan bahan baku utama dalam produksi perhiasan. Di banyak budaya, perhiasan emas digunakan sebagai lambang tradisi dan kekayaan, yang terus mendorong permintaan akan logam mulia ini.

2. Hubungan Terbalik dengan Indeks Mata Uang Dolar Amerika

Harga emas dan nilai dolar Amerika Serikat (USD) memiliki hubungan yang terbalik. Ketika nilai dolar Amerika melemah, harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang selain USD. Hal ini meningkatkan permintaan emas secara global, yang pada gilirannya mendorong harga emas naik. Sebaliknya, ketika dolar Amerika menguat, harga emas cenderung turun karena emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain, menurunkan permintaan.

3. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika

Untuk harga emas di Indonesia, selain dipengaruhi oleh harga emas dunia, juga dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Ketika nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar Amerika, harga emas dalam rupiah akan meningkat. 

Dengan melihat data historikal, rata-rata pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika adalah sebesar 5,6% per tahun dalam sepuluh tahun terakhir. Ini membuat harga emas di Indonesia cenderung naik, memberikan alasan kuat bagi investor lokal untuk memilih emas sebagai lindung nilai.

Kondisi ekonomi yang mempengaruhi nilai tukar juga berdampak langsung pada harga emas di pasar domestik. Ketidakstabilan nilai tukar dapat mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman seperti emas.

3 dari 4 halaman

4. Inflasi Mempengaruhi Harga Emas

Inflasi tinggi menyebabkan nilai mata uang menurun, mendorong pelaku pasar untuk mencari aset yang aman untuk mengamankan kekayaan mereka, yang dikenal sebagai safe haven assets. Logam mulia Antam dianggap sebagai salah satu aset lindung nilai yang paling efektif. Dalam lingkungan inflasi tinggi, masyarakat dan investor cenderung beralih ke emas, meningkatkan permintaan dan mendorong harga emas naik.

5. Kebijakan Moneter

Keputusan bank sentral, khususnya U.S. Federal Reserve (The Fed), sangat mempengaruhi harga emas. The Fed memiliki peran penting dalam mengendalikan inflasi melalui kebijakan moneter. Misalnya, kenaikan suku bunga acuan Federal Reserve sebesar 75 basis poin pada tanggal 27 Juli terjadi karena tingkat inflasi yang mencapai 9,1%, tertinggi dalam empat dekade terakhir. Meskipun kebijakan moneter agresif ini bertujuan untuk menekan inflasi, pelaku pasar seringkali tetap fokus pada inflasi yang tinggi. Selama real interest rate (suku bunga dikurangi tingkat inflasi) tetap negatif, daya tarik emas meningkat, mendorong harga emas ke arah bullish.

6. Kondisi Ketidakpastian Global

Situasi geopolitik dan ekonomi global yang penuh ketidakpastian juga memainkan peran penting dalam kenaikan harga emas. Ketika terjadi ketegangan antarnegara, seperti perang Rusia-Ukraina dan ketegangan antara AS dan China terkait Taiwan, sentimen risiko meningkat. Pelaku pasar cenderung mengalihkan portofolionya ke aset safe haven seperti emas untuk menghindari risiko yang lebih besar. Ketegangan geopolitik ini memicu rally harga emas karena investor mencari perlindungan dari ketidakpastian.

4 dari 4 halaman

Pergerakan Harga Emas Terbaru

Pergerakan harga emas terbaru, khususnya buyback emas Antam, mencatat pencapaian rekor tertinggi sepanjang masa pada tanggal 20 Mei 2024. Harga buyback emas Antam 24 karat untuk ukuran 1 gram mencapai Rp1.256.000, mengalahkan rekor sebelumnya pada 16 Mei 2024 yang sebesar Rp1.245.000. Hal ini menunjukkan adanya tren kenaikan harga emas, yang juga mengikuti pergerakan harga dunia.

Namun, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga emas secara global. Bloomberg mencatat bahwa harga emas di pasar spot menguat 0,07% ke level 2.426,99 pada waktu tertentu, sementara harga emas Comex kontrak Agustus 2024 mengalami pelemahan 0,26% ke level US$2.432,20 per troy ounce. Faktor yang memengaruhi fluktuasi ini antara lain optimisme terhadap kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Meskipun harga emas telah mengalami penurunan dari level tertingginya karena aksi ambil untung, para analis pasar tetap optimis terhadap prospek emas. Para pedagang meningkatkan spekulasi bahwa The Fed akan memangkas suku bunga pada awal September 2024, sementara melemahnya dolar juga memberikan dukungan tambahan bagi logam mulia. Selain itu, data ekonomi AS yang menunjukkan pemulihan ekonomi yang melambat dapat menurunkan inflasi dan mengurangi kebutuhan akan kebijakan moneter yang ketat, yang berpotensi mendukung harga emas.

Dengan demikian, meskipun terjadi fluktuasi harga emas dalam jangka pendek, prospek logam mulia Antam tetap positif dengan potensi rekor baru yang mungkin akan terjadi. Investor dan pedagang tetap memperhatikan faktor-faktor ekonomi dan kebijakan moneter yang dapat mempengaruhi pergerakan harga emas di masa mendatang.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.