Sukses

Kapan Harus ke Psikiater? Kenali Tanda-tanda Seseorang Perlu Konsultasi

Psikiater adalah dokter yang telah mengikuti pelatihan medis dan memiliki kemampuan untuk mendiagnosis serta meresepkan obat-obatan untuk kondisi mental tertentu.

Liputan6.com, Jakarta Ketika seseorang menghadapi masalah kesehatan mental yang memengaruhi kualitas hidup mereka, penting untuk mempertimbangkan untuk menemui seorang psikiater atau psikolog. Psikiater adalah dokter yang telah mengikuti pelatihan medis dan memiliki kemampuan untuk mendiagnosis serta meresepkan obat-obatan untuk kondisi mental tertentu.

Psikiater biasanya merawat kasus-kasus yang lebih kompleks atau yang membutuhkan pengobatan farmakologis. Seseorang yang merasa terjebak dalam siklus emosional yang tidak sehat, seperti depresi berkepanjangan, kecemasan yang mengganggu, atau gangguan makan yang merugikan kesehatan, harus mempertimbangkan untuk menemui seorang psikiater atau psikolog.

Lantas kapan harus ke psikiater? Hal ini sering menjadi pertanyaan bagi kebanyakan orang. Sebelum mengetahui kapan harus ke psikiater, anda perlu mengenali tanda-tanda seseorang harus konsultasi kepada tenaga medis.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai kapan harus ke psikiater dan tanda-tanda seseorang harus segera konsultasi yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Sabtu (4/5/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kapan Harus ke Psikiater?

Seseorang sebaiknya berkonsultasi dengan seorang psikiater ketika mereka mengalami masalah kesehatan mental yang mengganggu aktivitas sehari-hari atau mempengaruhi kualitas hidup mereka secara signifikan. Namun melansir dari Ciputra Medical Center, soal kapan harus ke psikolog atau psikiater, bahwa seseorang tidak harus menunggu hingga gejala menjadi sangat berat untuk berkonsultasi dengan psikolog.

Beberapa tanda yang mengindikasikan waktu yang tepat untuk mengunjungi psikiater termasuk perubahan mendadak dalam suasana hati yang berkepanjangan, seperti depresi yang dalam atau kecemasan yang terus-menerus. Selain itu, jika seseorang mulai mengalami tanda-tanda berikut ini maka harus segera konsultasi ke psikiater:

1. Perubahan Emosional yang Signifikan

Perubahan tiba-tiba dalam suasana hati yang berlangsung lama, seperti perasaan sedih yang tidak hilang, kecemasan yang berlebihan, atau mood swings yang ekstrem, bisa menjadi tanda bahwa seseorang membutuhkan bantuan dari seorang psikiater.

2. Gangguan Pola Tidur

Kesulitan tidur, baik itu insomnia yang kronis atau tidur berlebihan yang tidak normal, bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan mental yang mendasari dan menjadi alasan untuk mencari bantuan dari psikiater.

3. Perubahan dalam Pola Makan

Gangguan makan seperti anoreksia, bulimia, atau kebiasaan makan yang tidak sehat bisa menjadi indikator penting bahwa seseorang memerlukan bantuan profesional untuk mengatasi masalah kesehatan mental mereka.

4. Pikiran Obsesif atau Perilaku Kompulsif

Jika seseorang mengalami pikiran atau kecenderungan untuk melakukan tindakan tertentu secara berulang-ulang, seperti menghitung, membersihkan, atau memeriksa hal-hal secara berlebihan, itu bisa menjadi tanda gangguan obsesif-kompulsif yang memerlukan perawatan psikiater.

5. Isolasi Sosial yang Signifikan

Menghindari interaksi sosial secara terus-menerus atau menarik diri dari hubungan sosial yang biasa bisa menjadi tanda bahwa seseorang mengalami masalah kesehatan mental yang membutuhkan perhatian profesional.

6. Perubahan dalam Kinerja Sekolah atau Kerja

Penurunan tajam dalam kinerja akademis atau pekerjaan, ketidakmampuan untuk berkonsentrasi atau membuat keputusan, serta masalah dalam berkomunikasi bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan mental yang memerlukan bantuan dari psikiater.

7. Pemikiran dan Rencana Bunuh Diri

Jika seseorang mulai memiliki pemikiran atau rencana untuk menyakiti diri sendiri atau bunuh diri, itu merupakan keadaan darurat yang memerlukan perhatian segera dari seorang psikiater atau profesional kesehatan mental.

8. Perubahan dalam Kebiasaan atau Kepribadian

Perubahan yang signifikan dalam kebiasaan sehari-hari atau kepribadian seseorang, seperti peningkatan konsumsi alkohol atau narkoba, agresivitas yang tidak biasa, atau perubahan dalam minat dan hobi, bisa menjadi tanda adanya gangguan kesehatan mental yang perlu ditangani oleh psikiater.

9. Masalah Interaksi dalam Hubungan

Kesulitan dalam menjalin dan mempertahankan hubungan yang sehat dengan orang lain, seperti konflik yang berulang dalam hubungan interpersonal, kekerasan dalam rumah tangga, atau ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang dekat dan bermakna, bisa menjadi tanda masalah kesehatan mental yang membutuhkan perawatan dari psikiater.

10. Baru Kehilangan Seseorang yang Dicintai

Kehilangan seseorang yang sangat berarti akan meninggalkan lubang duka yang dalam di dalam jiwa seseorang. Ada kalanya duka tersebut terlalu besar untuk ditanggung sendiri. Bukan berarti setiap kali mengalami duka maka harus menemui psikiater. Lantas, kapan harus ke psikiater? Duka yang menyebabkan kesedihan berlarut, gangguan tidur, stres, gejala depresi, atau perubahan negatif lain terkadang harus dihadapi secara medis dengan konsultasi ke psikiater atau psikolog.

11. Kecanduan Narkoba maupun Alkohol

Kecanduan zat adiktif sangat berbahaya, baik secara mental apalagi fisik. Selain membutuhkan terapis khusus atau konselor adiksi, terkadang seorang pecandu juga harus menemui psikiater. Bukan hanya kecanduan narkoba atau alkohol, seseorang juga butuh bantuan psikiater saat mengalami kecanduan seks, jenis makanan tertentu, atau kebiasaan menyakiti diri.

3 dari 3 halaman

Perbedaan Psikiater dan Psikolog

Perbedaan psikolog dan psikiater ada pada wewenang memberikan resep obat kepada pasiennya. Meski sama-sama mengobati kondisi kesehatan mental, dijelaskan seorang psikolog merupakan seseorang yang tidak meresepkan obat, hanya psikolog tertentu yang bisa meresepkan obat. Sementara psikiater lebih sering dan berhak memberikan resep obat kepada pasiennya. Hal ini karena seorang psikiater memiliki gelar medis dan pernah melakukan praktik sebagai dokter umum. Dijelaskan, psikiater di negara bagian manapun memiliki wewenang memberikan resep obat kepada pasien.

Meski demikian, psikolog dan psikiater sama-sama memiliki keterampilan atau sudah terlatih dalam memberikan tes psikologi (seperti tes IQ atau tes kepribadian). Apabila pasien ingin memaham tentang pikiran dan perilaku, disarankan untuk menemui psikolog daripada psikiater. Akan tetapi, bila pasien merasakan kondisi yang lebih dari itu atau kompleks dan memerlukan obat, disarankan menemui psikiater.

Perbedaan lainnya dari psikiater dan psikolog adalah dari perawatannya. Seorang psikolog melakukan perawatan dengan fokus pada pola perilaku pasiennya. Apabila berhubungan dengan masalah kecemasan, perawatan yang dilakukan psikolog adalah melacak pola tidur, frekuensi, tingkat keparahan serangan panik, dan pikiran negatif pasiennya. Perawatan dari psikolog, dijelaskan akan dilakukan dengan metode penjelasan atau berbicara langsung pada pasien. 

Sedangkan psikiater menggunakan perawatan yang sama dengan psikolog, yakni dengan mengamati perilaku pasien, tetapi mereka lebih menganalisis ke dalam ilmu biologi dan neurokimia. Perawatan yang dilakukan psikiater adalah apabila lebih mendalam dilakukan dengan perawatan psikologis, terapi situlasi otal, pengobatan, dan perawatan medis. Dijelaskan, perawatan medis dari psikiater adalah pemeriksaan fisik untuk mengevaluasi efek dari obat yang diresepkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.