Sukses

Mubtada Adalah Elemen Kalimat, Ini Pembagiannya

Pengertian dan pembagian mubtada, beserta contohnya.

Liputan6.com, Jakarta Mubtada adalah elemen kalimat yang sering kali menjadi fokus pembicaraan atau frasa awal yang menandakan permulaan pembahasan. Dalam bahasa Arab, mubtada memiliki makna sebagai pokok kalimat yang muncul di awal dan dapat berupa isim (kata benda) ma'rifat yang dikenal atau mashdar muawwal bish-shorih (infinitif terbentuk).

Mubtada adalah elemen penting dalam kalimat Arab yang memiliki karakteristik tertentu. Isim ma'rifat yang membentuk mubtada selalu dalam kondisi rofa' (terangkat), kecuali dalam situasi tertentu yang melibatkan kata-kata khusus.

Pemahaman yang baik tentang mubtada memungkinkan pembelajar bahasa Arab untuk lebih lancar memahami struktur kalimat dan membangun komunikasi yang lebih efektif dalam bahasa Arab. Dengan melibatkan pemahaman mendalam tentang sifat dan jenis mubtada, pembelajar dapat mengasah keterampilan berbahasa Arab mereka dengan lebih baik.

Untuk itu, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (5/12/2023). Pengertian dan pembagian mubtada, beserta contohnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pengertian Mubtada 

Mubtada adalah istilah dalam ilmu nahwu (tata bahasa Arab) yang merujuk pada unsur kalimat atau frasa awal yang berfungsi sebagai subjek atau pokok pembicaraan. Secara harfiah, mubtada berasal dari kata dalam bahasa Arab, "ابتدأ" (ibtada'a), yang berarti memulai atau membuka.

Secara umum, mubtada adalah isim (kata benda) ma'rifah (yang dikenal) yang muncul di awal kalimat atau frasa. Isim ma'rifah adalah kata benda yang diberi artikel "al-" atau memiliki kata ganti yang mempertegas identitasnya. Mubtada menjadi pokok pembicaraan yang akan diteruskan oleh khobar (predikat) dalam kalimat Arab.

Dalam konteks tata bahasa Arab, mubtada memiliki ciri-ciri berupa:

  1. Isim Marfu': Mubtada selalu dalam kondisi rofa' (marfu'), kecuali jika diawali oleh beberapa kata tertentu seperti "ba" dan "min zaidah" atau dalam beberapa kasus tertentu seperti "rubba."
  2. Terbebas dari 'Amil Lafdziyyah: Mubtada dibaca rofa' bukan karena 'amil lafdzi (kata kerja), berbeda dengan fa'il (pelaku) dan na'ib fa'il (pengganti pelaku) yang dirofa'kan oleh 'amil lafadz (kata kerja).

Mubtada dapat berupa isim (kata benda) atau mashdar (infinitif) yang diawali oleh kata "مُبْتَدِئٌ" (mubtadi'). Mubtada menjadi salah satu elemen penting dalam memahami struktur kalimat Arab.

 

 

3 dari 3 halaman

Pembagian Mubtada

Pembagian mubtada dalam ilmu nahwu bahasa Arab melibatkan beberapa klasifikasi berdasarkan sifat dan jenisnya. Secara umum, mubtada dibagi menjadi dua kelompok utama:

Mubtada Sharih

  • Isim (Kata Benda): Mubtada dapat berupa isim (kata benda) yang dikenal (ma'rifah), seperti orang, tempat, atau benda tertentu. Contoh: "الطالب" (at-talib - pelajar).
  • Mubtada Muawwal bish-Shorih (Infinitif): Mubtada juga dapat berupa mashdar (infinitif) yang diawali oleh kata "مُبْتَدِئٌ" (mubtadi'). Mashdar muawwal bish-shorih merupakan kata kerja dalam bentuk infinitif yang menjadi mubtada. Contoh: "الكتابةُ" (al-kitabah - menulis).

Mubtada Muakhar

  • Mubtada muakhar adalah mubtada yang muncul di tengah atau akhir kalimat. Ini merupakan kondisi khusus dan biasanya terjadi untuk memberikan penekanan atau kejutan dalam kalimat. Contoh: "العلمُ" (al-'ilmu - ilmu) bisa menjadi mubtada muakhar jika ditulis di tengah kalimat untuk memberikan penekanan.

Dalam pembagian mubtada sharih (khususnya yang berupa isim), mubtada sharih bisa dibagi lagi berdasarkan jenis-jenisnya:

  1. Isim Dhomir (Kata Ganti): Mubtada dapat berupa kata ganti seperti هُوَ (huwa - dia), هِيَ (hiya - dia), أَنَا (ana - saya), dan sebagainya.
  2. Isim 'Alam (Nama): Mubtada bisa berupa nama orang, tempat, atau benda tertentu, seperti "مُحَمَّدٌ" (Muhammad) atau "مَكَّةَ" (Makkah).
  3. Isim Isyarah (Kata Tunjuk): Mubtada dapat berupa kata tunjuk seperti "هَذَا" (hada - ini) atau "تِلْكَ" (tilka - itu).
  4. Isim Maushul (Kata Sambung): Mubtada bisa berupa isim yang diterangkan oleh kata sambung, seperti "الَّذِي" (alladhi - yang).
  5. Isim dengan Alif Lam: Mubtada dapat berupa isim yang diawali dengan alif lam seperti "الْمُعَلِّمُ" (al-mu'allimu - guru).
  6. Isim yang Dimudhofkan (Dijadikan Sebagai Mubtada): Beberapa isim dapat dijadikan mubtada ketika diikuti oleh isim tertentu, seperti "بَيْتُ اللهِ" (baitullah - rumah Allah).

Dengan memahami pembagian ini, seseorang dapat mengenali berbagai bentuk mubtada dalam kalimat Arab dan memahami peran dan fungsi mubtada dalam struktur kalimat.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.