Sukses

Pesantren Adalah Lembaga Pendidikan Islam, Pahami Unsur dan Bentuknya

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, di mana para santri biasanya tinggal di pondok (asrama) untuk menguasai ilmu agama Islam secara detail.

Liputan6.com, Jakarta Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam tradisional, yang memiliki ciri khas tertentu dalam metode pengajarannya. Istilah "pesantren" berasal dari bahasa Arab, yaitu "fisalatun", yang artinya tempat tinggal atau tempat belajar. 

Pesantren adalah lembaga yang umumnya didirikan oleh seorang pemimpin spiritual yang disebut "kyai" atau "ustadz", dan lembaga ini berfungsi sebagai pusat pembelajaran agama Islam, serta ilmu pengetahuan umum.

Pesantren memiliki fokus utama dalam memberikan pendidikan agama Islam, kepada santri (murid) yang berada di bawah bimbingan kyai atau ustadz. Materi pelajaran mencakup Al-Qur'an, hadis, fiqh (hukum Islam), aqidah (teologi Islam), dan tajwid (tatacara membaca Al-Qur'an).

Pesantren adalah tempat untuk belajar budaya Islam di Indonesia. Tidak hanya berperan sebagai lembaga pendidikan, pesantren juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Hingga kini, banyak pesantren yang terlibat dalam kegiatan sosial, seperti pemberian bantuan kepada masyarakat, pembangunan infrastruktur, dan penyebaran pengetahuan agama.

Berikut ini penjelasan tentang pesantren yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (4/12/2023). 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Memahami Apa Itu Pesantren

Pesantren adalah sebuah lembaga pendidikan agama yang khas di Indonesia, terutama di wilayah Jawa. Lembaga ini telah menjadi bagian integral dalam masyarakat, di mana hampir semua orang mengenal istilah pesantren. Sejarah pesantren menurut beberapa ahli, dimulai seiring dengan masuknya Islam ke Indonesia, dengan beberapa klaim bahwa pesantren pertama kali muncul di Aceh, sementara pendapat lain menyebutkan bahwa pesantren pertama kali ada di Jawa, dibawa oleh Syeikh Maulana Malik Ibrahim di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.

Sunan Ampel dianggap sebagai tokoh yang berhasil, dalam mengembangkan dan mendidik generasi ulama pada masa itu dengan mendirikan pesantren di Kembang Kuning, Surabaya. Perkembangan pesantren telah mengalami perubahan, dan dinamika yang cepat sejalan dengan evolusi zaman. Corak dan warnanya pun menjadi beragam antar pesantren. Asal-usul nama "pesantren" dikaitkan dengan istilah "shastri" dari bahasa India yang artinya orang yang memahami kitab-kitab suci agama Hindu, atau pakar kitab suci Hindu.

Pesantren adalah lembaga pendidikan Islam, yang dijalankan dengan sistem asrama (pondok) di mana kiai berperan sebagai figur utama dan masjid sebagai pusat aktivitas. Sejak awal pertumbuhannya, pesantren memiliki berbagai bentuk yang berbeda, sehingga tidak ada standarisasi yang berlaku untuk semua pesantren. Namun, dalam pertumbuhan dan perkembangannya, pesantren memiliki pola umum atau elemen umum, seperti keberadaan kiai, masjid, santri, asrama, dan pengajian kitab kuning.

 

3 dari 4 halaman

Unsur-Unsur

Pondok pesantren memiliki beberapa unsur yang menjadi ciri khasnya, menciptakan lingkungan pendidikan Islam yang unik. Berikut adalah unsur-unsur tersebut:

1. Pondok

Pondok dalam konteks pesantren merujuk pada rumah atau tempat tinggal sederhana, yang umumnya terbuat dari bambu. Pesantren pada dasarnya, adalah lembaga pendidikan Islam tradisional di mana para siswa, atau yang disebut santri, tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan seorang guru yang dihormati dengan sebutan kyai. Pentingnya pondok pesantren tak hanya sebatas sebagai tempat tinggal, namun juga sebagai pusat pembentukan karakter dan spiritualitas para santri yang umumnya berasal dari daerah yang jauh dari tempat asalnya.

2. Masjid

Masjid merupakan unsur tak terpisahkan dari pesantren dan dianggap sebagai tempat yang paling cocok untuk mendidik para santri. Masjid bukan hanya sebagai tempat ibadah, melainkan juga sebagai pusat pendidikan dalam tradisi pesantren. Para kyai biasanya memberikan pengajaran di masjid, karena menganggapnya sebagai tempat yang tepat untuk menanamkan nilai disiplin kepada para santri, serta mengajarkan kewajiban salat lima waktu.

3. Santri

Santri menjadi elemen penting dalam suatu pesantren. Ada dua kelompok santri, yaitu santri mukmin dan santri kalong. Santri mukmin adalah murid yang berasal dari daerah yang jauh, dan menetap di lingkungan pesantren. Sementara itu, santri kalong adalah murid yang berasal dari desa sekitar pesantren dan biasanya tidak menetap di dalam pesantren.

4. Kitab-kitab Islam Klasik

Pentingnya pesantren tercermin pada pemelajaran kitab-kitab Islam klasik, yang dikarang oleh para ulama terdahulu. Para santri mempelajari berbagai macam ilmu pengetahuan agama Islam, dan bahasa Arab melalui kitab-kitab tersebut. Kemampuan seorang santri diukur dari kemahirannya dalam membaca dan menjelaskan isi kitab-kitab tersebut.

5. Kyai

Kyai adalah tokoh sentral dalam pesantren, yang memegang peran penting dalam memberikan pengajaran. Keberadaan kyai menjadi unsur dominan dalam kehidupan pesantren, di mana mereka tidak hanya sebagai guru tetapi juga sebagai panutan spiritual dan sosial bagi para santri. Kyai memegang peran utama dalam membimbing dan membentuk karakter serta moralitas santri.

4 dari 4 halaman

Bentuk-Bentuk Pesantren

Dalam perspektif sejarah, lembaga pendidikan berbasis pedesaan ini telah mengalami perjalanan sejarah panjang sejak abad ke-18, bahkan beberapa menyatakan sejak abad ke-13. Perkembangan pesantren semakin teratur dengan munculnya tempat-tempat pengajian, dan bentuknya berkembang dengan pendirian tempat menginap bagi pelajar, yang kemudian disebut pesantren. Didirikan oleh Syekh Maulana Malik Ibrahim, pesantren pada awalnya sederhana namun menjadi lembaga pendidikan terstruktur yang sangat bergengsi, menjadi tempat mendalami doktrin dasar Islam.

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang tersebar di seluruh Indonesia, memiliki beragam bentuk yang mencerminkan keragaman pendekatan dan fokus pendidikan. Beberapa pengamat mengklasifikasikan pesantren menjadi empat macam, yaitu:

1. Pesantren Salafi

Pesantren salafi tetap mempertahankan pelajarannya, dengan kitab-kitab klasik tanpa memberikan pengetahuan umum. Pengajaran dilakukan dengan metode sorogan dan weton. Weton adalah pengajian inisiatif dari kyai, sementara sorogan merupakan permintaan santri kepada kyai untuk diajarkan kitab tertentu. Istilah "salafi" dalam konteks pesantren merujuk pada "pesantren tradisional" yang kaya akan pandangan dunia dan praktik Islam sebagai warisan sejarah, terutama dalam bidang syari’ah dan tasawwuf.

Contoh pesantren salafi: Pesantren Lirboyo Kediri, Pesantren Tarbiyatun Nasyi’in Jombang, dll.

2. Pesantren Khalafi

Pesantren khalafi menerapkan sistem pengajaran klasikal (madrasi), memberikan ilmu pengetahuan umum dan agama, serta memberikan keterampilan umum. Jenis pesantren ini juga membuka sekolah-sekolah umum sebagai bagian dari pendidikannya.

Contoh pesantren khalafi: Pesantren Tebuireng Jombang, Pesantren Tambak Beras Jombang, dll.

3. Pesantren Kilat

Pesantren kilat adalah pesantren yang menyelenggarakan pelatihan dalam waktu relatif singkat, biasanya pada waktu liburan sekolah. Misalnya, Pesantren La Raiba Jombang dengan program pelatihan menghafal asmaul husna, Al-Qur’an, dan metode Hanifida.

4. Pesantren Terintegrasi

Pesantren terintegrasi lebih menekankan pendidikan vokasional atau kejuruan, mirip dengan balai pelatihan kerja, dengan program yang terintegrasi. Santri pesantren terintegrasi kebanyakan berasal dari kalangan anak putus sekolah atau para pencari kerja.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.