Sukses

Pesantren Al Munawwir di Yogyakarta, Lengkap dengan Sejarah Berdirinya

Pondok Pesantren Al Munawwir merupakan pondok pesantren tertua di Krapyak, Yogyakarta.

Liputan6.com, Jakarta Pondok Pesantren Al Munawwir merupakan pondok pesantren tertua di Yogyakarta. Lokasinya sendiri terletak di Desa Krapyak, Bantul, Yogyakarta. Pondok pesantren ini awalnya bernama Pondok Pesantren Krapyak.

Dikutip dari laman resmi Al Munawwir, pondok pesantren Al Munawwir didirikan oleh KH. Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad pada tanggal 15 November 1911 M. Kemudian pada tahun 1976 nama pondok ini ditambah ‘Al-Munawwir’.

Penambahan Al Muhawwir pada nama Pondok Pesantren Krapyak ini bertujuan untuk mengenang pendirinya yaitu KH. Muhammad Munawwir, sehingga kini nama dari pondok pesantren ini adalah  Pondok Pesantren Krapyak Al-Munawwir.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai sejarah berdirinya pondok pesantren Al Munawwir yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Pondok Pesantren Al Munawwir

Pondok pesantren Al Munawwir merupakan salah satu pondok pesantren tertua di Yogyakarta. Pondok pesantren ini berada di Desa Krapyak, Bantul, Yogyakarta. Awalnya, pondok pesantren Al Munawwir dikenal sebagai Pondok Pesantren Krapyak.

Mengutip dari laman resmi Al Munawwir, pondok pesantren Al Munawwir didirikan oleh KH. Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad pada tanggal 15 November 1911 M. Kemudian pada tahun 1976 nama pondok ini ditambah ‘Al-Munawwir’.

Penambahan Al Muhawwir ini bertujuan untuk mengenang pendirinya yaitu KH. Muhammad Munawwir, sehingga kini nama dari pondok pesantren ini adalah  Pondok Pesantren Krapyak Al-Munawwir.

Pondok pesantren Al-Munawwir adalah salah satu lembaga pendidikan yang dalam khazanah ilmu dunia pesantren dikenal dengan istilah salaf yang hingga saat ini mampu bertahan dan bahkan terus berkembang dalam kiprahnya membangun bangsa dan negara Indonesia. Kemudian pada perkembangan selanjutnya pondok pesantren Al-Munawwir tidak hanya mengkhususkan pendidikannya dalam bidang Al-Qur’an saja, melainkan merambat ke bidang ilmu yang lain, khususnya kitab-kitab kuning (kutubussalafu assholih) yang kemudian disusul dengan penerapan sistem madrasah (klasikal) yang melahirkan lembaga- lembaga pendidikan, diantaranya:

  1. Madrasah Salafiyah (I, II, III, IV dan V)
  2. Al-Ma’had al-‘Aly
  3. Madrasah Diniyah
  4. Madrasah Huffadh (I dan II)
  5. Majlis Ta’lim dan Majlis Masyayikh
3 dari 4 halaman

Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Al Munawwir

Awal berdirinya pondok pesantren Al Munawwir yakni pada saat KH. Muhammad Munawwir bin Abdullah Rosyad kembali ke Tanah Air setelah menimba ilmu di Makkah dan Madinah selama 21 tahun lamanya. Selama bermukim di kedua kota suci itu, beliau memperoleh ijazah untuk mengajar tahfiz Al-Qur'an. Selain sebagai seorang penghafal Al-Qur'an beliau juga mendalami ilmu Al-Qur'an, tafsir, dan qiraat sab’ah dari beberapa guru.

Dilansir dari laman lajnah.kemenag.go.id, KH M Munawwir dikenal sebagai alim Jawa pertama yang berhasil menguasai qiraat sab’ah. Setelah 21 tahun menimba ilmu agama, begitu sampai di Tanah Air tepatnya di Kauman, Yogyakarta. Ia aktif mengadakan pengajian agama. Di rumah orangtuanya lah, ia aktif membuka pengajian kitab, khususnya Al-Qur'an, sesuai dengan disiplin ilmu KH M Munawwir saat menimba ilmu di Tanah Suci yang mendalami Ulum Al-Qur'an.

Seiring berjalannya waktu, pengajian yang diadakan di Kauman dirasa kurang efektif karena sempitnya ruangan pengajian. Kemudian berdasarkan saran yang diberikan oleh KH Sa’id dari Gedongan, Cirebon, akhirnya KH M Munawwir memilih dusun Krapyak yang berada di luar benteng Keraton sebagai tempat berdirinya pondok pesantren Yogyakarta ini di kemudian hari.

Pada awal berdirinya pondok pesantren Al Munawwir, KH. M. Munawwir lebih menekankan pendidikan dan pengajaran pada bidang Al-Qur’an. Hal ini sesuai dengan keahlian beliau yang mumpuni dalam bidang ini. Meskipun demikian, pendidikan lainnya seperti kitab kuning tetap diadakan hanya saja sebagai penyempurna atau pelengkap. Materi dan metode pendidikan dan pengajaran al quran pada masa ini, langsung diasuh oleh KH. Muhammad Munawwir. Materi yang disampaikan kepada santri ada dua jenis, yaitu:

  1. Santri yang mengaji Al-Qur'an dengan cara membaca mushaf disebut bin nadzor.
  2. Santri yang mengaji dengan menghafalkan mushaf disebut bil ghoib.

Dalam pengajarannya, KH. Muhammad Munawwir memakai metode mushafahah, yaitu santri membaca Al-Qur'an satu persatu di hadapan beliau, dan jika terjadi kesalahan membaca beliau langsung membenarkannya, kemudian santri langsung mengikuti.

4 dari 4 halaman

Pondok Pesantren Al Munawwir Dikelola oleh KH. Ali Maksum

Pada tanggal 6 juni 1942 M, bertepatan dengan hari jum’at beliau KH. M. Munawwir menghembuskan nafas terakhir setelah lama menderita sakit. Seusai kepergian dari pendiri pondok pesantren Al Munawwir, keluarga Krapyak mendesak KH. Ali Maksum dari pesantren Al-Hidayat, Lasem untuk meneruskan mengelola pondok pesantren Al Munawwir.

KH. Ali Maksum merupakan menantu dari KH M Munawwir. Dengan desakan dari keluarga Krapyak, askhirnya KH. Ali menyetujui untuk mengelola pondok pesantren Al Munawwir. Langkah awal yang dilakukan Kiai Ali setelah beliau resmi menjadi pengurus Pondok Pesantren Krapyak adalah menyiapkan sumber daya manusia berkualitas yang beliau percayakan kepada para putra dan cucu serta menantu almarhum KH M Munawwir. Hal ini karena pondok pesantren Al Munawwir terkena dampak dari perang pada masa kolonial Belanda-Jepang yang mengakibatkan kurangnya kebutuhan pangan dan pakaian.

Seiring waktu, pondok pesantren Al Munawwir mengalami perkembangan pesat. Meski begitu pembelajaran antara Al-Qur'an dan kitab-kitab (kuning) tersebut terus dipertahankan dan berkembang hingga kini.

Bahkan terdapat sistem belajar kitab kuning yang diberi nama sorogan, yaitu santri membaca kitab yang dikaji dan bandongan atau pembelajaran dalam bentuk kelas pada sekolah agama. Sampai saat ini Pondok Pesantren Krapyak Al Munawwir sudah sangat berkembang dan difasilitasi dengan berbagai jenjang lembaga pendidikan klasikal, mulai dari TK, Madrasah Diniyah, Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Madrasatul Banat, Madrasatul Huffadz, hingga Ma’had Aly yang merupakan perguruan tinggi ilmu salaf berupa jenjang pendidikan klasikal teratas di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak dengan masa belajar atau kuliah selama empat tahun atau delapan semester.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.