Sukses

Unik, Cacing Laut Ini Ekornya Bisa Terlepas Demi Mencari Pasangan

Ekor cacing syllid hijau Jepang ini bisa bergerak bebas

Liputan6.com, Jakarta Keunikan hewan masih banyak yang belum diketahui manusia. Hingga kini para ilmuwan masih dikejutkan dengan fakta hewan yang bikin nggak habis pikir. Seperti keunikan cacing yang anggota tubuhnya bisa membelah diri untuk mencari cacing lawan jenis. Tentu saja kemampuan cacing ini berbeda dengan hewan bersel satu seperti amoeba.

Dikenal sebagai cacing syllid hijau (Megasyllis nipponica), telah mengguncang para ilmuwan dengan kemampuan melepas ekornya dalam rangka mencari pasangan. Melansir dari sebuah penelitian yang dipimpin oleh Profesor Toru Miura dari Universitas Tokyo, mereka membongkar rahasia ekspresi gen kompleks yang mengatur proses aneh ini.

Saat mencapai dewasa, cacing syllid hijau mengembangkan struktur reproduksi yang disebut stolon di ujung ekornya secara bersamaan. Stolon ini, yang sarat dengan gamet (telur atau sperma), kemudian terlepas dari tubuh utama cacing melalui proses stolonisasi. 

Dilansir Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (26/11/2023) ternyata cacing laut unik ini ekornya bisa berenang sendiri dengan bebas jauh dari tubuh utama. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Layaknya Robot, Ekor Cacing Bisa Berenang Sendiri

Sama seperti robot berbentuk manusia yang tangannya bisa terbang sendiri, ekor cacing syllid hijau Jepang ini bisa bergerak bebas. Sel telur atau sperma bertemu secara terpisah dengan tubuh utama cacing. 

Mengutip dari New Atlas, pada tahap ini stolon mandiri tersebut telah dilengkapi dengan bulu untuk berenang, serta satu set mata dan antena. Stolon ini kemudian berkelana mencari stolon lawan jenis, melepaskan gametnya, dan menyelesaikan tugasnya. Sementara itu, cacing induk tetap hidup, tumbuh kembali stolon baru, dan melanjutkan siklus reproduksi yang unik ini.

Para ilmuwan evolusi biologi meyakini bahwa kemampuan reproduksi ini berkembang sebagai strategi untuk menghindari risiko dalam mencari pasangan, sementara stolon melaksanakan tugasnya di tempat lain. Selain itu, ini dapat memungkinkan penyebaran gen cacing lebih luas, tergantung pada jarak yang ditempuh stolon untuk mencapai pasangan yang sesuai.

Penelitian ini membuka tabir tentang bagaimana proses perkembangan normal dapat dimodifikasi untuk mendukung gaya reproduksi yang unik pada cacing ini. 

"Ini menunjukkan bagaimana proses perkembangan normal dimodifikasi agar sesuai dengan sejarah hidup hewan dengan gaya reproduksi yang unik," kata Profesor Miura

3 dari 3 halaman

Proses Pembentukan Bagian Tubuh Cacing yang Unik

Penemuan mengejutkan lainnya adalah bahwa ekspresi gen Hox atau pengatur bentuk tubuh secara umum, tetap konsisten di seluruh tubuh cacing. Para peneliti awalnya mengira bahwa ekspresi gen ini mungkin berbeda di kedua sisi tubuh.

“Menariknya, ekspresi gen Hox yang menentukan identitas bagian tubuh tetap konstan selama proses tersebut,” ungkap Miura. “Hal ini menunjukkan bahwa hanya bagian kepala yang diinduksi pada bagian posterior tubuh untuk mengontrol perilaku pemijahan untuk reproduksi.”

Selanjutnya, peneliti berambisi mengungkap rahasia di balik penentuan jenis kelamin stolon, terutama mengingat cacing ini terus mengembangkan kembali bagian ini sepanjang siklus hidupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.