Sukses

Angin adalah Udara yang Bergerak, Ini Faktor yang Memengaruhi dan Jenisnya

Selama berabad-abad, angin adalah sumber energi sekaligus alat untuk navigasi.

Liputan6.com, Jakarta Angin adalah salah satu fenomena alam yang sering ditemui sehari-hari. Sejak zaman dahulu, manusia telah mengamati dan mencoba memahami kehadiran dan karakteristik angin. Angin menjadi fenomena alam yang memiliki kekuatan tak terlihat namun memiliki pengaruh besar dalam sistem iklim dan cuaca di seluruh bagian Bumi. 

Setiap hembusan angin terjadi karena pengaruh berbagai faktor yang dinamis, mulai dari perbedaan tekanan, suhu, dan pola aliran udara. Selama berabad-abad, angin adalah sumber energi  sekaligus alat untuk navigasi. Pembangkit listrik tenaga angin telah menjadi salah satu alternatif yang ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan energi.

Bagi para petani, arah dan intensitas angin dapat mempengaruhi hasil panen dan produktivitas pertanian. Para pelaut bergantung pada angin untuk menentukan arah perjalanan mereka di lautan luas. Berikut ulasan tentang angin adalah udara yang bergerak, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (5/7/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mengenal Apa itu Angin

Angin adalah aliran udara dalam jumlah besar akibar rotasi bumi dan pengaruh perbedaan tekanan udara di permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara antara suatu daerah dengan daerah sekitarnya. Perbedaan tekanan ini menyebabkan udara bergerak dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah.

Pada dasarnya, angin terbentuk akibat perbedaan suhu di berbagai wilayah Bumi. Perbedaan suhu mengakibatkan perbedaan tekanan udara. Udara yang hangat cenderung naik karena menjadi lebih ringan, sedangkan udara yang dingin cenderung turun karena menjadi lebih berat. Hal ini menciptakan perbedaan tekanan udara dan mengakibatkan angin.

Angin juga dapat terbentuk karena pengaruh rotasi Bumi. Akibat rotasi Bumi, kecepatan angin cenderung lebih tinggi di wilayah-wilayah yang jauh dari khatulistiwa, sedangkan kecepatan angin cenderung lebih rendah di wilayah-wilayah di sekitar khatulistiwa.

Angin memiliki kecepatan, arah, dan karakteristik yang berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti perbedaan tekanan, suhu, topografi, dan pengaruh lainnya. Angin memiliki peran penting dalam sistem iklim dan cuaca, serta berpengaruh pada pola pergerakan awan, pembentukan hujan, dan distribusi suhu di Bumi.

Angin juga memiliki dampak yang signifikan pada kehidupan manusia. Manusia telah memanfaatkan angin untuk berbagai keperluan seperti pembangkit listrik tenaga angin, navigasi kapal layar, olahraga layang-layang, dan sebagainya. Angin juga dapat menjadi bencana alam seperti topan, badai, atau angin kencang yang dapat menyebabkan kerusakan pada bangunan dan lingkungan.

Dalam ilmu meteorologi, angin diukur menggunakan anemometer, dan kecepatan angin umumnya diukur dalam satuan kilometer per jam (km/jam) atau mil per jam (mph), sedangkan arah angin diukur dalam derajat dari utara searah jarum jam.

3 dari 4 halaman

Bagaimana Angin Terjadi dan Faktor yang Memengaruhinya

Seperti sudah dijelaskan, angin terjadi akibat perbedaan tekanan udara di berbagai wilayah. Perbedaan tekanan ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk perbedaan suhu, ketinggian, dan rotasi Bumi. Kombinasi berbagai faktor ini menyebabkan angin terus bergerak dan berubah arah untuk mencapai keseimbangan tekanan di seluruh Bumi. Proses ini menghasilkan sistem angin global seperti aliran pasat, angin baratan, dan sirkulasi atmosfer yang kompleks di berbagai skala.

Berikut faktor-faktor yang memengaruhi terjadinya angin.

1. Perbedaan Suhu

Angin terbentuk karena adanya perbedaan suhu antara dua wilayah. Ketika suhu udara di suatu daerah naik, udara menjadi lebih hangat dan cenderung naik ke atas karena menjadi lebih ringan. Hal ini mengakibatkan penurunan tekanan udara di daerah tersebut, menciptakan daerah dengan tekanan rendah. Di sisi lain, udara dingin cenderung turun karena menjadi lebih berat, menciptakan daerah dengan tekanan tinggi. Perbedaan tekanan ini menyebabkan aliran udara dari daerah dengan tekanan tinggi ke daerah dengan tekanan rendah, membentuk angin.

2. Ketinggian

Topografi atau perbedaan ketinggian juga dapat mempengaruhi terbentuknya angin. Ketika udara naik di daerah pegunungan yang tinggi, udara yang lebih dingin dan padat dari wilayah dataran rendah mengalir ke daerah tersebut untuk menggantikannya. Hal ini menciptakan angin katabatik yang berhembus dari ketinggian ke dataran rendah.

3. Efek Coriolis

Rotasi Bumi memiliki efek penting terhadap pembentukan dan arah angin. Akibat rotasi Bumi, angin yang bergerak dari khatulistiwa ke kutub akan mengalami deviasi karena gaya Coriolis. Di belahan utara Bumi, angin yang bergerak ke utara akan berdeviasi ke timur, sedangkan di belahan selatan Bumi, angin yang bergerak ke selatan akan berdeviasi ke barat. Efek Coriolis ini menyebabkan pola arah angin yang khas, seperti arah timur laut di belahan utara dan arah tenggara di belahan selatan.

4. Perbedaan Tekanan

Selain perbedaan suhu, perbedaan tekanan juga dapat disebabkan oleh perbedaan kelembaban udara. Udara yang lembab cenderung memiliki tekanan yang lebih rendah daripada udara yang kering pada suhu yang sama. Oleh karena itu, perbedaan kelembaban antara dua wilayah juga dapat menyebabkan perbedaan tekanan udara dan membentuk angin.

4 dari 4 halaman

Jenis-jenis Angin

Terdapat beberapa jenis angin yang umum terjadi di berbagai belahan dunia. Setiap wilayah dapat memiliki pola angin yang unik, dipengaruhi oleh faktor geografis, iklim, dan perbedaan suhu. Berikut adalah beberapa jenis angin yang sering ditemui:

1. Angin Muson

Angin muson terjadi karena perbedaan suhu yang signifikan antara daratan dan lautan di wilayah tropis. Pada musim panas, udara hangat dan lembap di atas lautan mengalir ke daratan yang lebih dingin, menciptakan angin muson lembab yang membawa hujan. Pada musim dingin, arah angin berbalik, dengan udara kering yang mengalir dari daratan ke lautan.

2. Angin Pasat

Angin pasat adalah angin yang bergerak secara konsisten dalam pola tertentu di sekitar khatulistiwa. Angin pasat timur bergerak dari timur ke barat di belahan utara Bumi, sementara angin pasat tenggara bergerak dari tenggara ke barat laut di belahan selatan Bumi. Angin pasat memiliki peran penting dalam sistem iklim global dan digunakan oleh pelaut dalam navigasi.

3. Angin Monsun

Angin monsun adalah angin musiman yang terjadi di beberapa wilayah, terutama di Asia. Angin monsun terbentuk akibat perbedaan tekanan dan suhu antara daratan dan lautan. Pada musim panas, udara hangat dan lembap dari lautan mengalir ke daratan, membawa hujan. Pada musim dingin, arah angin berbalik, dengan udara kering yang mengalir dari daratan ke lautan.

4. Angin Darat dan Angin Laut

Angin darat dan angin laut terjadi karena perbedaan suhu antara daratan dan lautan. Pada siang hari, daratan cenderung lebih cepat memanas daripada lautan, sehingga udara di atas daratan naik dan menciptakan daerah dengan tekanan rendah. Udara dari lautan kemudian mengalir ke daratan untuk mengisi kekosongan tersebut, membentuk angin laut. Pada malam hari, daratan mendingin lebih cepat daripada lautan, sehingga udara di atas daratan turun dan menciptakan daerah dengan tekanan tinggi. Udara dari daratan kemudian mengalir ke lautan, membentuk angin darat.

5. Angin Fohn

Angin fohn adalah angin yang terkait dengan perubahan suhu yang cepat dan dramatis saat melewati gunung atau pegunungan. Ketika udara lembab dan dingin bergerak mendekati lereng gunung, udara dipaksa naik dan mendingin, menyebabkan pembentukan awan dan curah hujan di sisi angin lembab. Namun, ketika udara turun ke sisi angin kering setelah melewati puncak gunung, udara menjadi lebih hangat dan kering, menciptakan angin fohn yang kering dan hangat.

6. Angin Siklon dan Antisiklon

Angin siklon terjadi di sekitar pusat tekanan rendah, dengan aliran udara yang berputar searah jarum jam di belahan utara dan berlawanan jarum jam di belahan selatan Bumi. Sementara itu, angin antisiklon terjadi di sekitar pusat tekanan tinggi, dengan aliran udara yang berputar berlawanan dengan angin siklon.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.